53
2. Korporasi yang melakukan tindak pidana, yang bertanggung jawab adalah
pengurusnya ; dan 3.
Korporasi yang melakukan tindak pidana, yang bertanggung jawab adalah korporasi dan pengurusnya.
Ketika korporasi dapat dipertanggungjawabkan atas tindak pidana perdagangan orang yang dilakukannya, maka pemanggilan untuk menghadap dan penyerahan surat panggilan
disampaikan kepada pengurus di tempat pengurus berkantor, di tempat korporasi itu beroperasi, atau di tempat tinggal pengurus Pasal 14.
3. Pertanggungjawaban Pidana Perdagangan Orang Oleh Kelompok Terorganisasi
Pasal 16 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang juga mengatur pertanggungjawaban pidana perdagangan orang yang dilakukan oleh kelompok
terorganisasi yang disebutkan sebagai berikut : “Dalam hal tindak pidana perdagangan orang dilakukan oleh kelompok
terorganisasi, maka setiap pelaku tindak pidana perdagangan orang dalam kelompok yang terorganisasi tersebut dipidana dengan pidana yang sama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditambah 13 sepertiga”
Ketentuan mengenai pertanggungjawaban pidana terhadao kelompok yang terorganisasi merupakan hal yang baru dalam sistem pertanggungjawaban pidana di
Indonesia karena umumnya pertanggungjawaban pidana mengenal 2 jenis, yaitu pertanggungjawaban yang dilakukan oleh individu dan pertanggungjawaban pidana oleh
korporasi. Pertanggungjawaban terhadap kelompok yang terorganisasi ini agak mirip dengan konsep penyertaan
deelneming delicten
khususnya pada bentuk turut serta
mede pleger
. Secara sederhana
mede pleger
adalah orang yang melakukan kesepakatan dengan orang lain untuk melakukan suatu perbuatan pidana dan secara bersama-sama pula ia turut beraksi
dalam perlaksanaan perbuatan pidana sesuai dengan yang telah disepakat. Jadi dalam penyertaan bentuk turut serta ini, dua orang atau lebih yang dikatakan sebagai
mede plege
r
Universitas Sumatera Utara
54
tersebut semua harus terlibat aktif dalam suatu kerja sama pada saat perbuatan pidana dilakukan.
75
Hanya saja antara
mede pleger
dan pertanggungjawaban pidana terhadap kelompok terorganisir memiliki perbedaan yaitu
Pertama
, di dalam
mede pleger
minimal harus ada dua orang yang melakukan tindak pidana bersama-sama, sedangkan dalam
kelompik yang terorganisasi, pelaku minimal terdiri atas tiga orang.
Kedua
, di dalam
mede pleger
antara dua orang yang bersama-sama melakukan tindak pidana pada dasarnya melakukan satu jenis tindak pidana yang dilakukan oleh tiga orang tergabung dalam
kelommpok terorganisasi bisa jadi tidak dalam satu jenis tindak pidana.
76
B. Kebijakan Non Penal