Analisis Ekonomi ANALISIS DAN PEMBAHASAN
113
Hasil penelitian ini sesuai dengan perkembangan data yang telah diolah. Dimana pada bulan Januari 2012 Dana Pihak Ketiga DPK
mengalami peningkatan sebesar Rp 116.518 miliar yang membuat ROA menurun menjadi 1.36 dibandingkan dengannilai DPK sebelumnya pada
bulan Desember 2010 sebesar Rp 76.036 dengan ROA sebesar 1.67. Selain itu, Buchory 2006, dalam Renniwaty Siringoringo,
2010:65 menyatakan bahwa fungsi intermediasi dapat dilaksanakan dengan optimal jika didukung permodalan yang memadai. Karena
meskipun dana pihak ketiga yang dihimpun sangat besar namun apabila tidak diimbangi oleh tambahan modal maka bank akan terbatas
dalammenyalurkan kreditpembiayaannya. Apabila kreditpembiayaannya terbatas maka akan menyebabkan tingkat pengembalian menjadi menurun
dan membuat profit yang didapatkan juga ikut menurun. Berdasarkan teori tersebut maka bisa disimpulkan bahwa dana pihak ketiga dapat
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas yang dalam penelitian ini dicerminkan oleh
Return on Asset ROA.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan untuk masa yang akan datang, perbankan syariah lebih bisa meningkatkan penghimpunan dana
dari masyarakat yang biasa disebut sebagai dana pihak ketiga. Hal ini karenadana pihak ketiga merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan
operasi suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika membiayai operasinya dari sumber dana ini. Namun peningkatan sumber
dana pihak ketiga ini juga harus diimbangi dengan penyaluran dananyadan
114
pengelolaan dana yang baik sehingga dana pihak ketiga ini bisa membuat profit yang dihasilkan meningkat dan bukannya menurun seperti yang
ditunjukkan dalam hasil penelitian ini. 3. Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS Terhadap Return on
Asset ROA
Hasil regresi ROA menunjukkan bahwa koefisien yang diperoleh sebesar
0.001291 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.2568. Hal ini berarti
Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS tidak memiliki pengaruh terhadap Return on Asset ROA perbankan syariah. Hal ini dikarenakan
fee based income bank syariah yaitu komisi atau ongkos atau keuntungan
yang diterima dari pengalokasian dana yang berlebihan pada SBIS baru akan diterima 9 bulan kemudian setelah penerbitan SBIS. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Diana Puspitasari 2009.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kenaikan Suku Bunga SBI akan
meningkatkan suku bunga kredit pinjaman dan meningkatkan juga biaya bunga kreditnya, tetapi selisih peningkatan bunga kreditnya dengan
pendapatan bunga kreditnya kecil, dan fluktuasi per tahunnya juga kecil atau rendah. Hal inilah yang menyebabkan mengapa pada penelitian
Puspitasari ini, Suku Bunga SBI tidak berpengaruh terhadap ROA. Bila hasil tersebut dikaitkan dengan SBIS pada perbankan syariah yang
menjadi variabel penelitian ini maka kemungkinan yang bisa dijelaskan yaitu peningkatan pada SBIS akan meningkatkan pembiayaan dan
meningkatkan pula tingkat bagi hasil, tetapi selisih peningkatan
115
pembiayaan dengan tingkat bagi hasil, serta fluktuasinya yang per tahunnya juga tidak terlalu besar membuat SBIS tidak terlalu memiliki
pengaruh yang besar terhadap peningkatan ROA. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Linda Dwi Octavia 2009 yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara suku bunga SBI terhadap
kinerja keuangan karena suku bunga merupakan salah satu instrumen untuk mengendalikan laju pertumbuhan tingkat inflasi, dimana inflasi yang
tinggi menyebabkan menurunnya profitabilitas suatu perusahan, sehingga variabel suku bunga SBI berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan SBIS dapat
membantu perbankan syariah dalam pengelolaan likuiditas hariannya termasuk apabila terdapat pencarian pembiayaan.Dengan menyalurkan
sebagian pembiayaan pada SBIS, setidaknya dapat mendorong meningkatnya profitabilitas ROA yang dihasilkan oleh perbankan
syariah. 4. Pengaruh Non Performing Financing NPF Terhadap Return on Asset
ROA. Hasil regresi ROA pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa koefisien
yang diperoleh sebesar -0.256407 dengan tingkat signifikansi sebesar
0.0042.Hal itu berarti NPF berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap ROA.Penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian dari Sigit
116
Setiawan dan Winarsih 2011 yang munjukkan NPF terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Jadi
apabila nilai Non Performing Financing
NPF tinggi akan mengakibatkan laba yang diperoleh bank menurun atau kurang optimal, sehingga laba yang kurang
optimal mengakibatkan pertumbuhan laba menjadi kurang optimal pula.Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Bambang Agus Pramuka 2010 serta Lyla Rahma Adyani dan R. Djoko Sampurno 2011.
Munurut Arthesa dan Edia 2009 dalam Lyla Rahma Adyani dan R. Djoko Sampurno, 2011:19 menyatakan semakin tinggi rasio NPF,
maka ancaman bank dari kreditpembiayaan bermasalah seamkin besar. Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh NPF mengindikasikan bahwa
semakin tinggi kredit macet dalam penglolaan kreditpembiayaan bank maka akan menurunkan tingkat pendapatan bank yang tercermin melalui
ROA. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan perkembangan data yang
telah diolah. Dimana pada bulan Mei 2010, nilai ROA mengalami penurunan sebesar 1.25 dari sebelumnya sebesar 2.06 pada bulan April
2010 disebabkan oleh meningkatnya nilai NPF sebesar 4.77 pada bulan Mei 2010 dari yang seblumnya hanya 4.47 pada bulan April 2010. Akan
tetapi, pada bulan Maret 2012 ROA mengalami peningkatan sebesar 1.83 dari sebelumnya sebesar 1.79 pada bulan Februari 2012 karena
117
NPF mengalami penurunan sebesar 2.76 pada bulan Maret 2012 dari bulan sebelumnya sebesar 2.82.
Namun hasil penelitian ini tidak didukung oleh Muh.Sabir, dkk 2012 dan juga Dea Naufal Kharisma 2012 yang menunjukkan bahwa
NPF tidak berpengaruh terhadap ROA.Sedangkan hasil penelitian dari Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochmanika 2012 menunjukkan bahwa
rasio NPF justru berpengaruh positif terhadap ROA.Mereka menyatakan, kemungkinan penjelasan yang dapat diberikanadalah return dari
penyaluran dana selain pembiayaan seperti penempatan pada bank lain, investasi surat berharga, atau penyertaan mampu menutupi kerugian yang
terjadi atas pembiayaan bermasalah, sehingga NPF seolah-olah berpengaruh positif terhadap ROA.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan untuk masa yang akan datang perbankan syariah lebih memperketat pengawasan kegiatan
nasabahnya agar tidak terjadi side striming atau penggunaan dana yang tidak sesuai dengan yang disebutkan dalam kontrak serta mengawasi agar
tidak terjadinya penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur sehingga resiko besarnya NPF dapat dikendalikan dan dapat
meningkatkan profit.
118