22
Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran
kembali kepada
bank dalam
memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria: 1.
Milik nasabah sendiri; 2. Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar; 3. Dapat dikuasai namun
tidak boleh dimanfaatkan oleh Bank. Bank dapat melakukan penjualan barang yang digadaikan atas perintah hakim. Nasabah
mempunyai hak untuk menjual barang tersebut dengan seizin bank. Apabila hasil penjualan melebihi kewajibannya, kelebihan
tersebut menjadi milik nasabah. Dalam hal hasil penjualan tersebut lebih kecil dari kewajibannya, maka nasabah harus menutupi
kekurangannya. 3 Qardh
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang
dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Produk ini
digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan shadaqah.
4 Wakalah
Perwakilan Nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili
dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer. 5 Kafalah Garansi Bank
23
Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung.
4. Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah
Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat terdiri dari:
a. Prinsip Wadi‟ah Titipan atau Simpanan
Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu
pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.
Secara umum terdapattidak terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu:
1 Wadiah Yad Al-Amanah Trustee Depository
adalah akad penitipan baranguang dimana pihak penerima titipan tidak
diperkenankan menggunakan baranguang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan
barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam perbankan syariah
berupa produk safe deposit box. 2
Wadiah Yad adh-Dhamanah Guarantee Depository adalah
akad penitipan baranguang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik baranguang dapat memanfaatkan
baranguang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap
24
kehilangan atau kerusakan baranguang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan baranguang
titipan menjadi hak penerima titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan tabungan.
b. Prinsip Mudharabah Al-Mudharabah
adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh
100 modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola mudharib
. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan
apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian ini
diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Akad
mudharabah secara umum terbagi menjadi dua jenis:
1 Mudharabah Mutlaqah Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan
mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. 2 Mudharabah Muqayyadah
Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib
dimana mudharib memberikan batasan kepada shahibul maal
mengenai tempat, cara, dan obyek investasi.
25
5. Jasa Perbankan
Selain menjalankan
fungsinya sebagai
intermediaries penghubung antara pihak yang mebutuhkan dana deficit unit dengan
pihak yang kelebihan dana surplus unit, bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan
mendapat imbalan berupa sewa atau kekuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain berupa:
a. Sharf Jual Beli Valuta Asing Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip
sharf . Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya harus
dilakukam pada waktu yang sama spot. Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini.
b. Al-ijarah Sewa adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri. Al-ijarah terbagi kepada dua jenis: 1 Ijarah, sewa murni. 2 ijarah al
muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli,
dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.
B. Return on Asset ROA
Return on asset ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin tinggi ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
26
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Pembiayaan merupakan pendapatan bank
dari sisi asset disebabkan bank syariah dalam menyalurkan dana pihak ketiga menggunakan pendekatan asset allocation approach dimana pengelompokan
sumber dana pihak ketiga baik itu tabungan, giro, dan deposito dibedakan jenis dan karakteristiknya. Oleh karena itu, tabungan, giro, dan deposito dalam
aplikasinya menggunakan akad yang berbeda. Dendrawijaya, 2005:156 Return on assets
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva
yang digunakan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari
segi penggunaan aset. Return on assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak EBIT dengan total aktiva yang dimiliki
perusahaan. Return on assets ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan
mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan
pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak
27
memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan.
Riyadi 2006:156 mengungkapkan bahwa yang dimaksud Return on Asset
ROA adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi
pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Menurut Muhammad 2004:161, ROA ini merupakan perbandingan
antara laba bersih sebelum pajak dibagi dengan total aktiva. Rumus ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
sumber ekonomi yang berupa total aktiva untuk menciptakan keuntungan. Rumus yang digunakan adalah:
Laba Sebelum Pajak ROA Return on Assets : X 100
Total Aktiva 1. Keunggulan ROA Return On Asset
a. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.
b. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.
c. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit
usaha. 2. Kelemahan ROA