30
2.3.1. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen Terhadap Keberadaan Komite Manajemen Risiko
Independensi merupakan hal yang penting dalam penerapan Good Corporate Governance
GCG. Proporsi Komisaris Independen di dalam suatu dewan merupakan sebuah indikator independensi dari dewan. Sebuah
dewan dengan proporsi Komisaris Independen yang tinggi cenderung untuk menyediakan pengawasan yang lebih besar pada aktivitas manajemen risiko
perusahaan Yatim, 2009. Besarnya proporsi komisaris independen merupakan sumber daya perusahaan untuk dapat meminimalkan konflik
agensi yang terjadi dan untuk meminimalkan biaya yang ditimbulkan akibat konflik agensi tersebut. Perusahaaan yang memiliki komisaris independen
lebih besar, akan semakin memikirkan bagaimana bentuk pengawasan risiko, pengelolaannya, serta pengendaliannya. Sehingga keberadaan Komite
Manajemen Risiko akan sangat menguntungkan bagi dewan komisaris independen dalam menjalankan tugasnya. Maka semakin besar proporsi
komisaris independen dalam perusahaan akan semakin besar terbentuknya Komite Manajemen Risiko untuk melakukan pengawasan terhadap risiko dan
pengelolaan manajemen risiko Diani, 2013. Penelitian menurut Yatim 2009 memberikan sebuah hasil yaitu
sebuah dewan dengan proporsi komisaris independen yang besar cenderung untuk membentuk KMR. Penelitian Yatim 2010 memberikan sebuah hasil
bahwa sebuah dewan dengan proporsi komisaris independen yang besar akan
31
membentuk KMR demi meningkatkan kemampuan pengawasan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dapat dikembangkan:
H1: Proporsi Komisaris Independen Berpengaruh Positif terhadap Keberadaan Komite Manajemen Risiko
2.3.2. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Keberadaan Komite Manajemen Risiko
Ukuran Dewan Komisaris yang lebih besar akan memberikan kekuatan dalam fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris.
Menurut teori agensi, ukuran dewan yang besar berpengaruh positif terhadap asimetri informasi. Untuk mengatasi hal tersebut, dewan komisaris akan
berusaha meningkatkan keefektifan pemantauannnya. Dalam mewujudkan pemantauan yang efektif diperlukan sumber daya yang cukup. Ukuran dewan
yang lebih besar akan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk mencari anggota dengan keterampilan yang diperlukan untuk
mengkoordinasikan dan menjadi terlibat dalam komite-komite yang dibentuk Dewan Komisaris yang ditujukan untuk manajemen risiko Subramaniam, et
al. , 2009. Oleh karena itu, akan lebih mudah bagi Dewan Komisaris
membentuk Komite Manajemen Risiko, dan tingkat sumber daya yang ditawarkan oleh ukuran dewan yang besar akan membuat Dewan Komisaris
lebih menyukai dibentuknya Komite Manajemen Risiko. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang dapat dikembangkan:
32
H2: Ukuran Dewan Komisaris Berpengaruh Positif terhadap Keberadaan Komite Manajemen Risiko
2.3.3. Pengaruh Frekuensi Rapat Dewan Terhadap Keberadaan Komite Manajemen Risiko