Frekuensi Rapat Dewan Reputasi Auditor

24 Lipton dan Lorsch 1992 merekomendasikan bahwa ukuran dewan yang ideal tidak boleh melebihi delapan atau sembilan Dewan Komisaris.

2.1.5.3. Frekuensi Rapat Dewan

Salah satu tanggung jawab dewan komisaris adalah menghadiri pertemuan dan dengan demikian mereka akan memiliki hak istimewa untuk mengambil keputusan Ronen Yaari, 2008 dalam Safitri, 2013. Rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris dilakukan untuk mengawasi kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh Dewan Direksi dan implementasinya. Cotter, et al. 1998 dalam Safitri, 2013, frekuensi rapat yang tinggi akan menghasilkan monitoring yang baik dari dewan, maka anggota secara tidak langsung akan meminta rapat dewan untuk diadakan lebih sering untuk menambah kemampuan mereka dalam memonitor manajemen. Dalam Peraturan Menteri BUMN No. 20 PER-01-MBU-2011, rapat Dewan KomisarisDewan Pengawas harus diadakan secara berkala, sekurang kurangnya sekali dalam setiap bulan, dan dalam rapat tersebut Dewan KomisarisDewan Pengawas dapat mengundang Direksi.

2.1.5.4. Reputasi Auditor

Tanggung jawab utama bagi auditor eksternal adalah dalam memberikan opini kewajaran pelaporan keuangan perusahaan. Oleh sebab itu, auditor eksternal sangat bertindak dengan hati-hati dalam 25 memberikan opininya, untuk mempertahankan reputasi yang dimilikinya. Apabila auditor eksternal memberikan opini yang kurang tepat atas hasil auditnya, maka reputasinya akan menurun di mata pengguna jasa auditnya. Auditor merupakan kunci mekanisme pengawasan eksternal dari sebuah organisasi, dan dalam beberapa tahun ini menjadi pusat perhatian bagi manajemen risiko Subramaniam, et al., 2009. Reputasi auditor eksternal merupakan auditor eksternal yang mempunyai nama baik dan mempertahankan reputasinya dengan memberikan kualitas audit yang tinggi dan digunakan sebagai tanda petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten. Di dunia terdapat 4 kelompok besar auditor yang memiliki reputasi baik dan auditor tersebut berafiliasi dengan perusahaan akuntan publik di Indonesia. Empat kelompok besar auditor tersebut adalah : Tabel 2.1 Auditor Big Four No Big Four Afiliasi 1. Ernst Young KAP Purwantono, Suherman Surja 2. Deloitte Touche Tohmatsu KAP Osman Bing Satrio Eny 3. KPMG Klynveld, Peat, Marwick, Goerdeler KAP Sidharta dan Widjaja 4. PricewaterhouseCoopers KAP Tanudiredja, Wibisana Rekan Sumber: Wikipedia 26 Auditor dengan reputasi baik seperti Big Four cenderung untuk lebih memilih berhubungan dengan klien yang memiliki nilai yang baik dalam komunitas bisnis, oleh karena itu auditor Big Four akan mempengaruhi klien untuk bertindak sesuai dengan praktik terbaik Carson, 2002. Praktik penerapan corporate governance, yang berupa pengawasan dapat diaplikasikan dengan pembentukan komite pengawas manajemen.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang membahas tentang keberadaan Komite Manajemen Risiko di perbankan masih belum banyak dilakukan. Walaupun keberadaan Komite Manajemen Risiko di perbankan Indonesia sudah diharuskan agar Good Cooperate Governance di bank bisa berjalan lebih baik. Namun dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, terdapat beberapa hal penting yang akan menjadi dasar penelitian ini. Berikut akan diuraikan beberapa penelitian tersebut. Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Variable Independen Variabel Dependen Hasil Penelitian 1. Puan Yatim 2010 Proporsi dewan non eksekutif, pemisahan kepala dewan dan posisi CEO, keahlian dewan dan ketekunan dewan Pembentukan Komite Manajemen Risiko Proporsi Komisaris independen, CEO independen berhubungan positif dengan KMR yang berdiri sendiri. Perusahaan 27 yang memiliki dewan yang lebih ahli dan rajin berpengaruh positif terhadap pembentukan KMR 2. Puan Yatim 2009 Proporsi komisaris independen, CEO independen, keahlian dewan dan kerajinan dewan. Pembentukan KMR dan Struktur Dewan Proporsi komisaris independen dan CEO independen berhubungan positif dengan pembentukan KMR yang berdiri sendiri 3. Nava Subramaniam, Lisa McManus, dan Jiani Zhang 2009 Karakteristik dewan yang meliputi CEO duality, komisaris independen dan ukuran dewan. Karakteristik perusahaan meliputi reputasi auditor, kompleksitas, tipe industri, leverage dan risiko pelaporan keuangan Pembentukan KMR dan tipe KMR yang dibentuk KMR lebih banyak dibentuk pada perusahaan dengan CEO independen dan ukuran dewan yang besar. KMR yang terpisah dari komite audit berhubungan positif dan signifikan dengan ukuran dewan dan risiko pelaporan keuangan 28 4. Yosephine Endah Nur Diani 2013 Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Kompleksitas Bisnis, Risiko Pelaporan Keuangan, Reputasi Auditor Keberadaan Komite Manajemen Risiko Variabel reputasi auditor berpengaruh terhadap keberadaan KMR 5. Tri Wahyuni 2012 Komisaris Independen, Frekuensi Rapat Dewan, Jenis kepemilikan, Reputasi auditor, Ukuran anak perusahaan, Risiko pasar, Leverage , Usia Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Komite Manajemen Risiko yang tergabung dan yang terpisah dengan Komite Audit Ukuran anak perusahaan, dan ukuran perusahaan. berpengaruh positif terhadap keberadaan frekuensi pertemuan KMR. Variabel independen yang berpengaruh positif terhadap keberadaan dari KMR terpisah adalah pertemuan frekuensi dan ukuran perusahaan 6. Briana Dita Pratika 2011 Komisaris Independen, Ukuran Dewan, Reputasi Auditor, Segmen Bisnis, Proporsi Komite Manajemen Risiko yang tergabung dan yang terpisah dengan Komite Audit Keberadaan KMR berhubungan positif dengan reputasi auditor 29 Piutang dan Persediaan, Proporsi Utang Jangka Panjang dan Ukuran Perusahaan

2.3. Kerangka Konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi keberadaan Komite Manajemen Risiko. Berdasarkan telaah pustaka dan penelitian terdahulu variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat dewan, reputasi auditor. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual H1 H1 H2 H3 H3 H4 H4 H5 Reputasi Auditor X4 Frekuensi Rapat Dewan X3 Proporsi Komisaris Independen X1 Ukuran Dewan Komisaris X2 Komite Manajemen Risiko Y 30

2.3.1. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen Terhadap Keberadaan Komite Manajemen Risiko

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko Dengan Coso Erm Framework Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011-2013

7 96 121

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 113 81

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013.

0 2 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit delay pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di bei periode 2011-2014.

0 5 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit delay pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di bei periode 2011-2014.

0 4 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

1 7 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

0 4 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Keagenan - Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Komite Manajemen Risiko Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2014

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Komite Manajemen Risiko Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2014

0 0 10

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Komite Manajemen Risiko Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2014

0 0 14