Good Coorporate Governance Tinjauan Pustaka 1. Teori Keagenan

16

2.1.3. Good Coorporate Governance

Istilah “corporate governance” pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee, Inggris di tahun 1922 yang menggunakan istilah tersebut dalam laporannya yang kemudian dikenal dengan Cadbury Report Agoes dan Ardana, 2011. Istilah ini sekarang menjadi sangat popular dan telah diberi banyak definisi oleh berbagai pihak. Soekrisno Agoes 2006 dalam Agoes dan Ardana, 2011 mendefinisikan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu system yang mengatur hubungan peran Dewan Komisaris, peran Direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan baik juga disebut sebagai suatu proses yang transparan atas penetuan tujuan perusahaa, pencapaiannya, dan penilaian kinerjanya. Dalam hubungannya dengan tata kelola Badan Usaha Milik Negara BUMN, Menteri Negara BUMN juga mengeluarkan Keputusan Nomor Kep-117M-MBU2002 tentang Penerapan GCG Tjager dkk., 2003 dalam Agoes dan Ardana, 2011. Ada lima prinsip menurut keputusan ini, yaitu: 1. Kewajaran fairness, merupakan prinsip agar pengelola memperlakukan semua pemangku kepentingan secara adil dan setara, baik pemangku kepentingan primer pemasok, pelanggan, karyawan, pemodal maupun pemangku kepentingan sekunder pemerintah, masyarakat, dan yang lainnya. Hal ini yang memunculkan konsep stakeholders seluruh kepentingan pemangku kepentingan, bukan hanya kepentingan stockholders pemegang saham saja. 17 2. Transparansi, artinya kewajiban bagi para pengelola untuk menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan dan penyampaian informasi. Keterbukaan dalam menyampaikan informasi juga mengandung arti bahwa informasi yang disampaikan harus lengkap, benar, dan tepat waktu kepada semua pemangku kepentingan. Tidak boleh ada hal-hal yang dirahasiakan, disembunyikan, ditutup-tutupi, atau ditunda-tunda pengungkapannya. 3. Akuntabilitas, adalah prinsip di mana para pengelola berkewajiban untuk membina sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan financial statements yang dapat dipercaya. Untuk itu, diperlukan kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban setiap organ sehingga penelolaan berjalan efektif. 4. Pertanggungjawaban, adalah prinisp di mana para pengelola wajib memberikan pertanggungjawaban atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para pemangku kepentingan sebagai wujud kepercayaan yang diberikan kepadanya. Prinsip tanggung jawab ada sebagai konsekuensi logis dari kepercayaan dan wewenang yang diberikan oleh para pemangku kepentingan kepada para pengelola perusahaan. Tanggung jawab ini mempunyai lima dimensi, yaitu: ekonomi, hokum, moral, social, dan spiritual yang dijelaskan sebagai berikut: 18 • Dimensi ekonomi, artinya tanggung jawab pengelolaan diwujudkan dalam bentuk pemberian keuntungan ekonomis bagi para pemangku kepentingan. • Dimensi hukum, artinya tanggung jawab penelolaan diwujudkan dalam bentuk ketaatan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku; sejauh mana tindakan manajemen telah sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. • Dimensi moral, artinya sejauh mana wujud tanggung jawab tindakan manajemen tersebut telah dirasakan keadilannya bagi semua pemangku kepentingan. • Dimensi sosial, artinya sejauh mana manajemen telah menjalankan corporate social responsibility CSR sebagai wujud kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam di lingkungan perusahaan. • Dimensi spiritual, artinya sejauh mana tindakan manajemen telah mampu mewujudkan aktualisasi diri atau telah dirasakan sebagai bagian dari ibadah sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya. Keempat prinsip ini sebenarnya merupakan jawaban langsung atas permasalahanskandal yang dihadapi oleh dunia usaha, bukan saja di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Prinsip-prinsip GCG tersebut dapat terwujud dengan melakukan salah satu mekanisme GCG terutama dalam manajemen risiko yaitu dengan membentuk komite manajemen risiko KMR. Tugas komite manajemen 19 risiko yaitu mengidentifikasi, evaluasi risiko dan manajemen risiko dengan tujuan meningkatkan nilai perseroan. Namun demikian, keberadaan komite manajemen risiko di Indonesia terkecuali perbankan masih bersifat sukarela voluntary belum bersifat wajib mandatory. Padahal fungsi komite manajemen risiko sangat penting dalam penerapan GCG. Salah satu akar krisis ekonomi di Indonesia dan krisis pasar modal AS adalah buruknya kinerja perusahaan-perusahaan besar yang sebagian besar merupakan perusahaan publik yang telah terdaftar di bursa. Konsep GCG merupakan upaya perbaikan terhadap sistem, proses, dan seperangkat peraturan dalam pengelolaan suatu organisasi yang pada esensinya mengatur dan memperjelas hubungan, wewenang, hak, dan kewajiban semua pemangku kepentingan dalam arti luas dan khususnya organ RUPS, Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi dalam arti sempit. Namun harus disadari, bahwa betapa pun baiknya suatu sistem dan perangkat hukum yang ada, pada akhirnya yang menjadi penentu utama adalah kualitas dan tingkat kesadaran moral dan spiritual dari para aktorpelaku bisnis itu sendiri Agoes Ardana, 2011.

2.1.4. Komite Manajemen Risiko

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko Dengan Coso Erm Framework Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011-2013

7 96 121

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 113 81

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013.

0 2 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit delay pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di bei periode 2011-2014.

0 5 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit delay pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di bei periode 2011-2014.

0 4 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

1 7 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

0 4 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Keagenan - Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Komite Manajemen Risiko Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2014

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Komite Manajemen Risiko Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2014

0 0 10

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Komite Manajemen Risiko Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2014

0 0 14