13
dibentuk Komite Manajemen Risiko Risk Management Committee. Komite manajemen risiko dapat membantu dewan komisaris dalam pengawasan
perusahaan, terutama dalam strategi, kebijakan, dan proses manajemen risiko perusahaan. Pada dasarnya, komite tersebut memberikan kualitas
pengendalian internal yang lebih baik, yang terpenting lagi untuk memperkecil perilaku opportunistic agen Subramaniam, et al., 2009.
2.1.2. Risiko dan Manajemen Risiko
Risiko adalah suatu kemungkinan yang tak diharapkan. Munculnya kejadian yang tak diharapkan dapat mengakibatkan kerugian. Semua orang
takut untuk menanggung risiko, namun kehidupan ini penuh dengan risiko. Risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, ada
pepatah mengatakan tak ada hidup tanpa risiko. Kata risiko biasanya mempunyai konotasi negatif bagi setiap orang,
karena risiko dapat menjadi penyebab terjadinya suatu kerugian investor yang memegang saham mengkhawatirkan harga saham yang turun. Bank khawatir
apabila debitornya menyatakan gagal bayar default. Risiko yang dihadapi berasal dari beberapa sumber. Sumber-sumber tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi tiga sumber menjadi: 1. Risiko sosial. Sumber utama risiko ini adalah masyarakat. Artinya,
tindakan orang-orang menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan merugikan. Misalnya; pencurian, vandalism, huru-hara,
peperanagna dan sebagainya.
14
2. Risiko fisik. Ada banyak sumber risiko fisik, sebagian merupakan fenomena alam dan sebagian karena tingkah laku manusia. Kebakaran
adalah penyebab utama cidera fisik, kematian maupun kerusakan harta. Kebakaran dapat disebabkan oleh petir, konsluiting kabel, gesekan benda
maupun kecerobahan manusia. 3. Risiko ekonomi. Banyak risiko yang dihadapi oleh manusia itu bersifat
ekonomi, misalnya inflasi, resesi, fluktuasi harga dan lain-lain. Selama periode daya beli uang merosot. Para pensiunan dan mereka yang
berpenghasilan tetap, tidak mungkin lagi dapat mempertahankan tingkat hidup sebagaimana biasanya. Bahkan pada periode ekonomi yang relative
stabil, daerah-daerah tertentu mungkin mengalami boom atau resesi. Keadaan ini menempatkan orang-orang pada pengusaha pada risiko yang
sama dengan risiko pada fluktuasi umum kegiatan ekonomi. Besarnya ukuran risiko dan frekuensi kemunculan kejadian yang tak
diinginkan menuntut manajemen risiko. Perusahaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dihadapi, mengukur besarnya risiko dan manajemen
risiko tersebut. Manajemen risiko merupakan desain prosedur serta implementasi
prosedur untuk mengelola suatu risiko usaha. Keberadaan manajemen risiko merupakan antisipasi atas semakin kompleknya aktivitas badan usaha atau
perusahaan yang dipicu oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Manajemen risiko banyak diperbincangkan orang akhir-akhir ini.
Manajemen risiko tidak saja diperlukan untuk dipelajari dalam mengelola
15
risiko-risiko yang dihadapi oleh badan usaha atau perusahaan, tetapi juga dipelajari untuk mengelola kehidupan semesta ini Kasidi, 2010. Manajemen
risiko didefenisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta
melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses. Hubungan antara risiko dan hasil secara alami
berkolerasi secara linier negatif. Semakin tinggi hasil yang diharapkan, dibutuhkan risiko yang semakin besar untuk dihadapi. Untuk itu, diperlukan
upaya yang serius agar hubungan tersebut menjadi kebalikannya, yaitu aktivitas yang meningkatkan hasil pada saat risiko menurun. Manajemen
risiko diperlukan untuk: 1. Mendukung pencapaian tujuan;
2. Memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang memberikan peluang yang jauh lebih tinggi dengan mengambil risiko yang lebih tinggi; risiko
yang lebih tinggi diambil dengan dukungan sikap dan solusi yang sesuai terhadap risiko;
3. Mengurangi kemungkinan kesalahan fatal; 4. Menyadari bahwa risiko dapat terjadi pada setiap aktivitas dan tingkatan
dalam organisasi sehingga setiap individu harus mengambil dan mengelola risiko masing-masing sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya Idroes, 2008.
16
2.1.3. Good Coorporate Governance