Identifikasi Pola Data Penjualan Crude Palm Oil CPO

54 meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data penjualan CPO pada PT. KPB Nusantara Lampiran 2, diketahui bahwa pada tahun 2004 penjualan CPO pada bulan Januari 2004 hingga Desember 2004, perusahaan dapat menjual CPO untuk penjualan lokal dan ekspor sebesar 1,899,753 ton. Pada tahun 2005 terjadi penurunan penjualan CPO sebesar 405,502 ton, menjadi 1,494,252 ton, hal ini dikarenakan anomali cuaca yang menghambat pemetikan tandan buah segar sawit dan permintaan pasar terhadap CPO yang belum stabil dikarenakan harga minyak bumi masih terjangkau. Kenaikan penjualan terjadi kembali pada tahun 2006 sebesar 550,714 ton menjadi 2,044,966 ton. Namun kembali terjadi penurunan penjualan pada tahun 2007 menjadi 2,021,475 ton, dan mencapai puncak penjualan pada tahun 2008 sebesar 2,494,062 ton, namun kembali menurun pada tahun 2009 sebesar 13,129 ton, menjadi 2,480,933 ton, hal ini diakibatkan oleh pergolakan krisis moneter dunia yang mempengaruhi penjualan CPO dunia termasuk mempengaruhi penjualan CPO PT. KPB Nusantara. Pada tahun 2010 terjadi penurunan kembali sebesar 120,346 ton menjadi 2,360,587 ton.

5.2.2. Identifikasi Pola Data Penjualan Crude Palm Oil CPO

Peramalan penjualan CPO yang dilakukan pada PT. KPB Nusantara diawali dengan mengambil data dalam rentang waktu 7 tahun. Data series yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk meramalkan penjualan di masa mendatang yang mendekati data aktualnya. Data penjualan yang digunakan adalah data time series dalam kurun waktu 7 tahun terakhir yang dimulai dari Januari 2004 sampai Desember 2010. Data yang digunakan merupakan data penjualan CPO dalam 55 satuan ton dan merupakan data bulanan perusahaan. Dari data deret waktu penjualan CPO tersebut akan menggambarkan pola data yang membantu menentukan pola data yang terbentuk dari data penjualan CPO PT. KPB Nusantara. Penentuan pola data yang terbentuk tersebut akan membantu menentukan pemilihan metode peramalan yang tepat. Sedangkan panjang deret waktu yang digunakan sebanyak 84 bulan atau 7 tahun, yang digunakan untuk meramalkan penjualan jangka panjang, hal ini sesuai dengan pendapat Render dan Heizer 2001: 46 peramalan jangka panjang yaitu peramalan yang memiliki rentang waktu biasanya tiga tahun atau lebih. Hasil dari perhitungan data penjualan akan membantu perusahaan sebagai acuan pada bulan-bulan berikutnya untuk memperkirakan besarnya volume penjualan CPO. Pola data penjualan yang diperoleh akan dilakukan pengolahan menggunakan program Microsoft Excel dan Minitab 15 untuk mengetahui Autocorrelation Function ACF dan plot data penjualan CPO, yang digunakan untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada data penjualan, sehingga dapat ditentukan apakah terdapat data stasioner atau tidak, memiliki unsur musiman atau tidak, unsur trend dan siklus atau tidak, hal ini sesuai dengan Firdaus 2006: 2 yang menyatakan ACF dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah data itu trend , stasioner, variasi musiman dan siklus. Grafik Plot time series pergerakan volume penjualan CPO PT. KPB Nusantara disajikan pada Gambar 3. 56 Gambar 3. Grafik Pergerakan Volume Penjualan CPO PT. KPB Nusantara Sumber : Data Primer Diolah 2011 Berdasarkan grafik diatas pergerakan volume penjualan sebanyak 84 periode data periode Januari 2004 sampai Desember 2010 menunjukkan tidak ada unsur stasioner. Hal ini dapat dilihat dari pergerakan data yang tidak berada diantara garis rata-rata atau konstan, namun lebih cenderung menunjukkan unsur trend . Unsur trend ini dapat terlihat dari awal periode sampai akhir periode menunjukkan pergerakan yang terus meningkat tiap periode tahun. Volume penjualan tertinggi terjadi pada data ke 82 sebesar 332.742 ton, yaitu pada bulan Oktober 2010, hal ini dikarenakan kebutuhan negara konsumen seperti India dan China meningkat akibat membaiknya perekonomian dunia yang berdampak pada perekonomian negara tersebut. Volume penjualan terendah terjadi pada data ke 84 sebesar 72.000 ton, yaitu pada bulan Desember 2010, hal ini dikarenakan penjualan CPO pada bulan Desember 2010 tersebut dilakukan pada bulan 57 sebelumnya yaitu bulan November dan Oktober 2010. Pergerakan fluktuatif pola data penjualan Lampiran 2 terlihat jumlah penjualan yang terjadi tiap bulan mulai Januari 2004 sampai Desember 2010. Pergerakan meningkat terlihat pada awal tahun yaitu bulan Januari ke Februari naik sebesar 253,029 ton, namun kembali menurun sebesar 28,184 ton pada bulan Maret, penurunan terendah terjadi pada bulan November sebesar 340,182 ton dari bulan sebelumnya yaitu Oktober sebesar 1,506,899 ton menjadi 1,166,717 ton pada bulan November, hal ini dikarenakan krisis moneter dunia yang berdampak terhadap permintaan CPO pada PT. KPB Nusantara. Sedangkan kenaikan penjualan terbesar terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 299,072 ton dari bulan sebelumnya 1,013,200 ton pada bulan Mei menjadi 1,312,272 ton pada bulan Juni. Unsur musiman dipengaruhi oleh anomali cuaca yang mempengaruhi pemetikan tandan buah segar buah kelapa sawit yang berakibat kepada produksi CPO, selain itu juga pengaruh awal tahun dan hari raya keagamaan, seperti lebaran dan natal. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata perhitungan menggunakan Indeks musiman yang ditampilkan pada Tabel 8 berikut. 58 Tabel 8. Rata-Rata Indeks Musiman Setiap Bulan Penjualan CPO Periode Januari 2004 sampai Desember 2010 Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 2004 0.63 1.36 1.02 1.04 0.66 1.34 1.18 1.90 1.13 1.40 0.99 0.92 2005 0.66 0.87 1.03 0.53 0.70 0.88 1.03 1.34 1.02 0.54 0.73 0.52 2006 0.61 0.97 0.86 0.65 1.06 1.13 1.38 1.16 1.02 0.93 1.60 0.67 2007 0.69 0.74 0.95 1.02 0.60 0.71 0.71 0.74 1.75 1.17 1.11 1.25 2008 0.91 0.99 0.75 0.98 0.94 1.23 1.25 1.27 1.31 1.40 1.59 0.62 2009 0.73 0.96 0.87 1.15 0.86 1.25 1.60 1.17 0.92 1.26 0.65 0.96 2010 0.71 0.69 0.83 1.21 0.92 0.96 1.50 1.01 0.88 1.54 0.52 0.33 Total 4.95 6.57 6.31 6.58 5.73 7.49 8.66 8.59 8.03 8.23 7.19 5.27 Rata- rata 0.71 0.94 0.90 0.94 0.82 1.07 1.24 1.23 1.15 1.18 1.03 0.75 Sumber : Data Primer Diolah 2011 Berdasarkan perhitungan rata-rata Indeks Musiman, diketahui bahwa terjadi persamaan perilaku musiman data penjualan CPO, yaitu terlihat pada awal tahun yaitu bulan Januari 0.71, Februari 0.94, Maret 0.90, April 0.94, Mei 0.82 dan akhir tahun yaitu bulan Desember 0.75 berada dibawah nilai normal trend yaitu 1.00. Sedangkan pada pertengahan tahun yaitu bulan Juni 1.07, Juli 1.24, Agustus 1.23, September 1.15, Oktober 1.18, November 1.03 secara normal berada diatas nilai trend 1.00, hal ini membuktikan bahwa musim mempengaruhi penjualan CPO PT. KPB Nusantara. Peningkatan penjualan yang terus terjadi juga merupakan tanda keberhasilan perusahaan dalam memasarkan CPO kepada negara-negara yang konsumen seperti India, China, Uni Eropa, dan negara lain seperti Pakistan, Nigeria, dan Thailand. Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan seperti pemasangan iklan melalui situs internet, seminar nasional, pameran didalam dan di luar negeri dan 59 konferensi. Selain itu, kegiatan tender dan lelang yang dilakukan perusahaan terhadap penjualan CPO semakin sering dilakukan, seperti jadwal tender penjualan CPO lokal setiap hari Senin sampai Jumat, dan tender CPO ekspor yang diadakan pada pekan pertama setiap bulannya di kantor PT. KPB Nusantara. Cara lain untuk mengidentifikasi pola data penjualan CPO yang mengandung unsur trend adalah menggunakan cara statistik untuk menggambarkan pola pergerakan penjualan CPO, metode statistik yang biasa diterapkan adalah uji regresi, dengan membandingkan jumlah penjualan CPO variabel dependen terhadap periode waktu penjualan variabel independen. Uji regresi ini menggunakan program Minitab 15 dan hasilnya disajikan pada Lampiran 3, sedangkan uji regresi secara ringkas ditampilkan pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Uji Regresi Volume Penjualan Terhadap Periode Waktu The regression equation is vol. Penj CPO = 133291 + 1008.3 periode Predictor Coef SE Coef T P Constant 133291 12252 10.88 0.000 Periode 1008.3 250.4 4.03 0.000 S = 55645.2 R-Sq = 16.5 R-Sqadj = 15.5 Sumber : Data Primer Diolah 2011 Berdasarkan hasil uji regresi volume penjualan CPO terhadap waktu pada Tabel 9 menghasilkan persamaan regresi sederhana yaitu volume penjualan CPO = 133291 + 1008.3 periode, dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen. Dari persamaan tersebut diketahui nilai konstanta variabel respon sebesar 133291 dan taksiran parameter variabel prediktor sebesar 1008.3. Hal ini mengindikasikan bahwa deret data penjualan CPO memiliki trend yang signifikan 60 dengan melihat nilai konstanta variabel respon dan nilai parameter variabel prediktor. Koefisien konstanta sebesar 133291 menunjukkan nilai perubahan konstan sebesar 133.291 ton CPO. Koefisien regresi sebesar 1008.3 berarti bahwa diduga setiap bulannya terjadi penambahan penjualan CPO sebesar 1.008,3 ton. Sehingga dapat diketahui bahwa deret data penjualan CPO PT. KPB Nusantara memiliki unsur trend meningkat. Selain melihat grafik pergerakan plot data volume penjualan dan uji statistik, dapat juga dilakukan dengan mengamati plot Autocorrelation Function ACF dari deret volume penjualan CPO periode Januari 2004 - Desember 2010. Plot autokorelasi menunjukkan keeratan hubungan nilai variabel yang sama, namun variabel pada waktu yang berbeda. Gambar 4 menunjukkan plot ACF data aktual volume penjualan CPO. Gambar 4. Plot ACF dari Data Penjualan CPO Periode Januari 2004 sampai Desember 2010 Sumber : Data Primer Diolah 2011 61 Berdasarkan plot autokorelasi ACF, yang terbentuk bersifat eksponensial yaitu dilihat dari pergerakannya yang tidak secara cepat mendekati nol yang menunjukkan unsur trend sesuai dengan Firdaus 2006: 2 yaitu unsur trend diketahui dengan adanya beda kala pertama tinggi dan berbeda dengan nol secara signifikan, lalu turun mendekati nol saat series meningkat. Plot ACF juga memperlihatkan adanya pola gelombang secara bergantian antara positif dan negatif yang menunjukkan adanya unsur musiman. Pergerakan unsur musiman yang terjadi diakibatkan oleh pengaruh cuaca yang mengakibatkan pemetikan Tandan Buah Segar TBS di kebun pengolahan CPO terganggu, yang mengakibatkan penurunan produksi CPO, faktor lain yang mempengaruhi adalah hari raya, natal dan tahun baru. Sehingga dapat diidentifikasikan bahwa data penjualan CPO mengandung unsur trend cenderung meningkat dan unsur musiman. Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya distribusi yang sesuai dengan distribusi data yang ada digunakan grafik Distributional Analysis Probability Plot, yaitu berdasarkan diagram plot penjualan CPO periode Januari 2004 sampai Desember 2010. Dari diagram yang terbentuk dapat diketahui bahwa data time series penjualan CPO PT. KPB Nusantara menunjukkan data yang berada di sekitar garis lurus, hal ini berarti data penjualan CPO PT. KPB Nusantara periode Januari 2004 sampai Desember 2010 bersifat normal. Grafik normal probability plot penjualan CPO PT. KPB Nusantara periode Januari 2004 sampai Desember 2010 disajikan pada Lampiran 4. 62

5.2.3. Metode Peramalan Kuantitatif Penjualan Crude Palm Oil CPO