53
yang sistematis untuk mengukur dan memperbaiki keakuratan hasil peramalan serta tingginya unsur subjektivitas pendapat. Sedangkan untuk mengetahui
perkembangan harga yang terus berubah tiap waktu dilakukan dengan memonitor langsung melalui situs resmi perdagangan CPO Internasional yang terhubung
langsung ke Rotterdam, Singapura, MDEX Malaysia, Tokyo, Newyork, sehingga PT. KPB Nusantara dapat memprediksikan jumlah permintaan dan penawaran
yang sesuai dengan kondisi CPO dunia.
5.2. Metode Peramalan Kuantitatif Terbaik untuk Meramalkan Penjualan Crude Palm Oil CPO Pada PT. KPB Nusantara
5.2.1. Penjualan Crude Palm Oil CPO Pada PT. KPB Nusantara
PT. KPB Nusantara memasarkan produk CPO yang dihasilkan oleh Perkebunan Negara PTPN mulai dari PTPN I , II , III , IV , V , VI , VII, VIII,
XIII dan XIV. Produk olahan kelapa sawit yang diperjualbelikan sebagian besar dalam bentuk Crude Palm Oil CPO dan sisanya dalam bentuk Palm Kernel
Meal PKM, Palm Kernel Oil PKO, Palm Kernel PK, Refinied Bleaching
Degumming RBD Olein dan Crude Stearin. Pembelian CPO lokaldalam negeri
sebesar 50 dibeli oleh PT. Multimas Nabati Asahan, Musim Mas, Wilmar Nabati Indonesia dan sisanya dibeli oleh perusahaan yang terlampir pada Tabel 6,
sedangkan penjualan CPO ekspor sebesar 50 dibeli oleh perusahaan seperti Shanghai, Fortune Global, Allmax Oils dan Sindopalm, sedangkan sisanya
terlampir pada Tabel 6. Penjualan CPO selama 7 tahun, sejak Januari 2004 sampai dengan
Desember 2010 menunjukkan pergerakan naik dan turun, namun cenderung
54
meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data penjualan CPO pada PT. KPB Nusantara Lampiran 2, diketahui bahwa pada tahun 2004 penjualan CPO pada
bulan Januari 2004 hingga Desember 2004, perusahaan dapat menjual CPO untuk penjualan lokal dan ekspor sebesar 1,899,753 ton. Pada tahun 2005 terjadi
penurunan penjualan CPO sebesar 405,502 ton, menjadi 1,494,252 ton, hal ini dikarenakan anomali cuaca yang menghambat pemetikan tandan buah segar sawit
dan permintaan pasar terhadap CPO yang belum stabil dikarenakan harga minyak bumi masih terjangkau. Kenaikan penjualan terjadi kembali pada tahun 2006
sebesar 550,714
ton menjadi
2,044,966 ton. Namun kembali terjadi penurunan penjualan pada tahun 2007 menjadi 2,021,475 ton, dan mencapai puncak
penjualan pada tahun 2008 sebesar 2,494,062 ton, namun kembali menurun pada tahun 2009 sebesar 13,129 ton, menjadi 2,480,933 ton, hal ini diakibatkan oleh
pergolakan krisis moneter dunia yang mempengaruhi penjualan CPO dunia termasuk mempengaruhi penjualan CPO PT. KPB Nusantara. Pada tahun 2010
terjadi penurunan kembali sebesar 120,346
ton
menjadi 2,360,587 ton.
5.2.2. Identifikasi Pola Data Penjualan Crude Palm Oil CPO