Kemampuan menarik kesimpulan dari sebuah pernyataan
kesimpulan dari suatu permasalahan. Kesalahan yang terjadi ada pada kurangnya kemampuan dasar siswa dalam menentukan jenis dan sifat segitiga.
Disamping itu, siswa kurang teliti dalam menentukan besar sudutnya. Untuk nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 40. Terdapat 3 orang pada kelas
eksperimen yang mendapat nilai 40 dengan skor 6. Untuk nilai terendah ini, terdapat skor 0 pada masing-masing siswa. Skor tersebut pun berbeda-beda
pada setiap indikator. Nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah 80. Terdapat satu orang pada
kelas kontrol yang mendapat nilai tertinggi dengan skor 12. Skor terendah ada pada butir soal nomor 4 yang mendapatkan skor 1, yaitu pada kemampuan
menemukan pola masalah matematika. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang diketahui dalam pembuktian rumus sehingga siswa tersebut
kurang mampu menghubungkan rumus tersebut dengan pola yang diminta pada soal. Skor terendah pada kelas kontrol adalah 20 dengan jumlah skor 3.
Siswa yang mendapat nilai terendah ini adalah 2 orang. Kedua siswa tersebut menjawab sebanyak 3 soal dengan skor masing-masing 1.
Berdasarkan hasil deskripsi data dapat kita lihat nilai rata-rata skor kemampuan penalaran adaptif matematik siswa kelas eksperimen sebesar
63,80. Hasil ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai rata-rata skor kemampuan penalaran adaptif matematik siswa kelas kontrol yaitu sebesar
47,18. Hal ini sejalan dengan hasil uji hipotesis dimana H
1
diterima. Dengan hipotesis H
1
adalah Rata-rata kemampuan penalaran adaptif matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan penalaran
adaptif matematik siswa pada kelompok kontrol. Kedua hasil ini sesuai dengan teori yang sudah dibahas pada bab II mengatakan bahwa TAPPS dapat
meningkatkan kemampuan analisis dengan cara membantu siswa untuk merumuskan ide-ide, melatih konsep, memahami tahapan-tahapan pokok
dalam proses berfikir dan mengetahui kesalahan dari hasil penalaran seseorang.
2
Dari teori tersebut dapat dikatakan bahwa metode TAPPS mampu
2
Elizabeth F Barkley. Student Engagement Techniques: A Handbook For College Faculty. 2010. USA: PB Printing. P.259
membantu siswa dalam merumuskan ide-ide matematikanya. Dengan menyalurkan ide matematikanya, siswa dapat lebih mengeksplorasi hasil
pemikirannya. Dalam proses berfikir seperti ini, siswa terlatih untuk melakukan kegiatan penalaran. Selain itu, teori diatas juga menekankan bahwa
TAPPS dapat membantu siswa mengetahui kesalahan dari hasil penalaran seseorang. Untuk mengetahui kesalahan tersebut, siswa tidak hanya sebatas
melakukan pengoreksian saja tetapi juga melakukan proses berfikir dan bernalar terhadap hal yang disampaikan oleh teman. Jadi berdasarkan
keterkaitan teori dengan hasil penelitian maka jelaslah bahwa metode TAPPS dapat meningkatkan kemampuan penalaran adaptif matematik siswa.