Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa Kelompok Kontrol
Tabel 4. 3 Perbandingan Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa Kelompok
Eksperimen dan Kelompok kontrol Statistik Deskriptif
Kelompok Eksperimen
Kontrol
Jumlah Siswa 30
33 Maksimum
93 80
Minimum 40
20 Rata-rata
63,80 47,18
Median Me 63,93
48,38 Modus Mo
67,79 49,88
Varians 186,58
212,78 Simpangan Baku S
13,66 14,59
Kemiringan -0,29
-0,18 Ketajaman
0,34 0,12
Tabel 4.3 menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif antara kedua kelompok. Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelompok kontrol dengan selisih 16,62,
begitu pula dengan nilai median Me serta nilai modus Mo, yaitu pada kelompok eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi
dibandingkan pada kelompok kontrol
. Nilai siswa tertinggi dari dua kelompok tersebut terdapat pada kelompok eksperimen dengan nilai 93, sedangkan nilai
terendah terdapat pada kelompok kontrol dengan nilai 20. Artinya kemampuan penalaran adaptif matematik perorangan tertinggi terdapat di kelompok
eksperimen sedangkan kemampuan penalaran adaptif matematik perorangan terendah terdapat di kelompok kontrol. Jika dilihat dari sebaran data kedua
kelompok terlihat bahwa kelas kontrol memiliki sebaran yang lebih heterogen karena memiliki nilai varian dan simpangan baku yang lebih besar dari kelas
eksperimen. Berarti kemampuan penalaran adaptif matematik pada kelas kontrol lebih bervariasi dan menyebar terhadap rata-rata kelas, sedangkan
2 4
6 8
10 12
14
20 40
60 80
100
F re
k u
en si
Nilai
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
kemampuan penalaran adaptif matematik pada kelas eksperimen lebih mengelompok.
Untuk tingkat kemiringan di kelas eksperimen -0,29, karena nilai sk 0, maka kurva memiliki ekor memanjang kekiri atau landai kiri. Dengan kata
lain kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata. Sedangkan pada kelas kontrol memperoleh kemiringan -0,18, karena nilai sk 0, sama dengan kelas
eksperimen maka kurva memiliki ekor memanjang kekiri atau landai kiri. Karena kedua kemiringan kurang dari 0, maka kemiringannya negatif. Artinya
kecenderungan data baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengumpul diatas rata-rata. Ketajaman kurtosis pada kelompok eksperimen lebih dari
0,263 maka model kurva adalah runcing leptokurtis sehingga data makin mengelompok. Sedangkan pada kelompok kontrol kurang dari 0,263 maka
model kurva adalah datar platikurtis sehingga data tidak terlalu mengelompok.
Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan metode TAPPS dengan kelas
kontrol yang menggunakan metode konvensional dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Penalaran Adaptif
Matematik Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan gambar 4.3, penyebaran nilai kemampuan penalaran adaptif matematik siswa pada kelompok eksperimen 63,80 cenderung mengumpul
di atas nilai rata-rata kelompok kontrol 47,18. Pencapaian nilai maksimum siswa pada kelas kontrol 80 masih berada dibawah nilai maksimum siswa
pada kelas eksperimen 93. Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan penalaran adaptif matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kemampuan penalaran adaptif matematik siswa pada kelompok kontrol.
Penelitian ini mengukur kemampuan penalaran adaptif berdasarkan tiga indikator yaitu mampu memberikan alasan mengenai jawaban yang diberikan,
mampu menarik kesimpulan dari sebuah pernyataan dan mampu memeriksa kesahihan suatu argumen. Ditinjau dari indikator penalaran adaptif matematik
tersebut, skor persentase rata-rata indikator penalaran adaptif matematik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Persentase Rata-rata Indikator Penalaran Adaptif Matematik Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Indikator Penalaran
Adaptif Skor
Ideal Kelompok
Eksperimen Kelompok
Kontrol
1
Mampu memberikan alasan mengenai jawaban yang
diberikan
9 6,43
71,48 5,06
56,23
2
Mampu menarik kesimpulan dari sebuah pernyataan
3 1,47
48,89 0,82
27,27 3
Mampu menemukan pola dari suatu masalah matematika
3 1,60
53,33 1,1
39,39
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 3 indikator kemampuan penalaran adaptif matematik yang diukur memiliki skor ideal yang berbeda. Hal ini
dikarenakan beberapa indikator diwakilkan oleh soal yang jumlahnya berbeda pula. Untuk indikator pertama mampu memberikan alasan mengenai jawaban
yang diberikan diwakilkan oleh 3 soal dengan skor maksimum per-soal
adalah 3 sehingga skor ideal per-siswa untuk indikator tersebut adalah 9. Pada kelas eksperimen dan kontrol, rata-rata skor tertinggi ada pada indikator
pertama. Siswa yang mampu mencapai indikator ini pada kelas eksperimen sebesar 71,48 dari seluruh siswa sedangkan pada kelas kontrol lebih kecil
yaitu sebesar 56,23, artinya siswa kelas eksperimen lebih mampu memberikan alasannya dalam memberikan jawaban daripada kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen rata-rata skor terendah ada pada indikator kedua mampu menarik kesimpulan dari sebuah pernyataan yaitu sebesar 48,89.
Begitupun pada kelas kontrol, skor terendah juga terdapat pada indikator kedua sebesar 27,27. Hal ini berarti siswa pada kelas eksperimen dan
kontrol memiliki kemampuan sangat rendah dalam memberikan kesimpulan dari sebuah pernyataan matematika.
Untuk indikator yang ketiga mampu menemukan pola dari suatu masalah matematika, siswa pada kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata
sebesar 53,33 dan siswa pada kelas control memperoleh skor rata-rata sebesar 39,33. Ini menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperiment lebih
mampu menemukan pola dari suatu masalah matematika daripada siswa pada kelas kontrol.
Secara visual skor peresentase indikator penalaran adaptif matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam gambar 4.4
Gambar 4. 4 Presentase Indikator Kemampuan penalaran Adaptif Matematik
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Keterangan : Indikator 1 : Mampu memberikan alasan mengenai jawaban yang diberikan
Indikator 2 : Mampu menarik kesimpulan dari sebuah pernyataan Indikator 3 : Mampu menemukan pola dari suatu masalah matematika