Multiplier Pendapatan Dampak Multiplier Perubahan Permintaan Akhir terhadap Output,

dengan sesudah dilakukan simulasi. Untuk melihat keseluruhan nilai struktur output, pendapatan dan tenaga kerja di Provinsi Aceh disajikan pada Tabel 22. Tabel 22. Struktur Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja yang Dipengaruhi oleh Komponen Permintaan Akhir di Provinsi Aceh Tahun 2009 Kode Output Juta Rp Pendapatan Juta Rp Tenaga Kerja Orang 301 302 303 304 305 39 555 408 12 456 943 20 434 796 5 720 893 45 178 973 5 288 905 6 574 207 2 494 209 470 635 5 108 018 664 883 345 028 185 516 39 406 497 728 Jumlah 123 347 013 19 935 975 1 732 561 Sumber: Tabel IO Updating Provinsi Aceh Tahun 2009 Diolah Keterangan: 301 = Konsumsi Rumahtangga 302 = Konsumsi Pemerintah 303 = Pembentukan Modal Tetap Bruto 304 = Perubahan Stok 305 = Ekspor Tabel 22 menunjukkan besarnya jumlah keseluruhan output, pendapatan dan tenaga kerja di Provinsi Aceh. Dari masing-masing komponen permintaan akhir tersebut struktur output merupakan penyumbang terbesar dalam komponen permintaan akhir , diikuti oleh struktur pendatapatan dan yang terakhir sektor tenaga kerja. Pada struktur output ekspor merupakan komponen permintaan akhir yang memberikan kontribusi relatif terbesar yaitu sebesar, sedangkan yang relatif terkecil dalam pembentukan komponen permintaan adalah perubahan stok. Sementara itu komponen permintaan akhir pada struktur pendapatan yang mempunyai nilai relatif terbesar adalah komponen konsumsi pemerintah, sedangkan yang mempunyai nilai relatif kecil adalah perubahan stok . Selanjutnya pada struktur tenaga kerja komponen permintaan akhir yang mempunyai nilai relatif terbesar adalah komponen konsumsi rumahtangga sedangkan yang terkecil adalah perubahan stok. Dilihat dari komponen permintaan akhir pada struktur output dimana nilai terbesar yaitu komponen ekspor sebesar Rp 45 178 973 juta, artinya output dari seluruh sektor ekonomi di Aceh memiliki peranan yang besar dalam bentuk ekspor. Sedangkan pada struktur pendapatan, konsumsi pemerintah memiliki nilai yang relatif besar yaitu sebesar Rp 6 574 207 juta, artinya apabila terjadi peningkatan pengeluaran konsumsi pemerintah pada seluruh sektor ekonomi di Aceh maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Sementara itu dilihat dari sumbangan struktur tenaga kerja, komponen yang mempunyai nilai terbesar adalah konsumsi rumahtangga sebesar Rp 664 883 juta, artinya apabilah terjadi peningkatan pendapatan kerja pada seluruh sektor ekonomi maka akan meningkatkan pendapatan konsumsi rumahtangga. Berdasarkan Tabel Input-Output, permintaan akhir merupakan salah satu indikator perubahan ekonomi suatu wilayah. Dampak perubahan permintaan akhir disimulasikan terhadap kenaikan dan penurunan konsumsi pemerintah, rumahtangga dan ekspor pada seluruh sektor perekonomian di Aceh dengan melakukan masing-masing tiga skenario. Untuk melihat dampak perubahan permintaan akhir terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja disajikan pada Tabel 23. Tabel 23. Dampak Perubahan Permintaan Akhir terhadap Output, Pendapatan, Tenaga Kerja di Provinsi Aceh Tahun 2009 Simulasi Dampak Output Juta Rp Perubahan Pendapatan Juta Rp Perubahan Tenaga kerja Orang Perubahan S1 S2 S3 135 054 210 111 639 817 137 804 282 9.49 -9.49 11.72 23 464 772 16 407 178 21 570 541 17.70 -17.70 8.19 1 983 602 1 481 520 1 891 834 14.48 -14.48 9.19 Sumber :Tabel IO Transaksi Domestik Atas Harga Produsen Tahun 2009 Diolah Keterangan: Simulasi 1 = Pengeluaran rumahtangga naik 40 persen dan pengeluaran pemerintah naik 17 persen Simulasi 2 = Pengeluaran rumahtangga turun 40 persen dan pengeluaran pemerintah turun 17 persen Simulasi 3 = Ekspor naik 32 persen Tabel 23 menunjukkan hasil analisis simulasi skenario pertama, bahwa apabila terjadi peningkatan pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 40 persen dan konsumsi pemerintah naik sebesar 17 persen maka jumlah output pada seluruh sektor ekonomi akan meningkat sebesar 9.49 persen, pada pendapatan terjadi peningkatan perubahan sebesar 17.70 persen dan pada tenaga kerja terjadi perubahan peningkatan sebesar 14.40 persen. Sedangkan hasil simulasi skenario kedua, apabila terjadi penurunan pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 40 persen dan penurunan konsumsi pemerintah sebesar 17 persen maka jumlah output pada sektor ekonomi turun sebesar -9.49 persen, pada pendapatan turun menjadi -17.70 persen dan tenaga kerja berubah menjadi -14.48 persen. Sementara itu untuk hasil simulasi skenario ketiga, apabila terjadi peningkatan ekspor sebesar 32 persen maka perubahan peningkatan jumlah output akan bertambah sebesar 11.72 persen, peningkatan pendapatan terjadi perubahab sebesar 8.19 persen dan perubahan peningkatan jumlah tenaga kerja bertambah sebesar 9.19 persen. Dari keseluruhan simulasi tersebut jumlah perubahan terbesar pada output dihasilkan oleh simulasi ketiga dengan perubahan sebesar 11.72 persen. Sedangkan apabila dilihat dari peningkatan pendapatan simulasi pertama merupakan yang terbesar dalam menghasilkan pendapatan yaitu sebesar 17.70 persen. Sementara itu apabila dilihat dari sisi peningkatan tenaga kerja maka simulasi pertama merupakan yang terbesar terhadap peningkatan tenaga kerja sebesar 14.48 persen.