111 2. Ketentuan tentang zoning
Pada dasarnya materi yang terkandung dalam ketentuan zoning dalam pengendalian rencana tata ruang kota mencakup : 1. Penetapan zonasi; 2.
Aplikasi ruang; 3. Ketentuan teknis perpetakan; dan 4. Peraturan umum. Begitu pula dengan penataan PKL Kota Tasikmalaya diperlukan ketentuan
zoning diantaranya: 1 Penentuan zonasi yang boleh dilakukan untuk kegiatan berdagang disertai
tujuannya 2 Aplikasi ruang tiap ruas jalan, mengatur jumlah lapak yang diperbolehkan di
tiap ruas jalan, jenis dagangan tiap ruas jalan, dan waktu melakukan perdagangan.
3 Ketentuan teknis perpetakan yaitu mengatur lebar, tinggi, dan panjang lapak yang diperbolehkan sebagai sarana berdagang PKL, jarak antar lapak, jenis
sarananya bangku, gerobakroda, tenda. Pengaturan zonasi PKL Kota Tasikmalaya disesuaikan dengan jenis
dagangan yang ada di tiap ruas jalan. Berdasarkan hal itu, penataan PKL di Kota Tasikmalaya bia dilakukan dengan penataan setempat in-situ atau relokasi eks-
situ.
8.3 Alternatif Model Penataan PKL di Kota Tasikmalaya
Berdasarkan uraian sebelumnya, alternatif model penataan PKL di Kota Tasikmalaya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : Relokasi In-Situ dan
Relokasi Eks-Situ. 1. Relokasi In-Situ, yaitu penataan yang bersifat pengaturan lapak, penyeragaman
sarana berjualan gerobak, bangkujongko, pengaturan jenis dagangan, dan pengaturan waktiu berjualan. Dalam model penataan ini ada beberapa variabel
yang dipertimbangkan yaitu: a. sarana dan prasarana yang digunakan.
b. kenyamanan masyarakat. c. adanya kompetisi dengan pedagang formal.
d. interaksi dengan pedagang formal. e. akseskemacetan yang ditimbulkan
112 Berdasarkan karakteristik PKL, kebijakan yang ada, dan aspirasi masyarakat
tentang penataan PKL Kota Tasikmalaya dihasilkan ruas jalan yang diperbolehkan untuk PKL beserta jenis penataannya yang disajikan pada Tabel 35.
Tabel 35 Jenis Penataan PKL Berdasarkan Modifikasi Kondisi Saat Ini, Kebijakan yang ada, dan Aspirasi Masyarakat
No. Nama Jalan
Variabel Jenis Penataan
1. - Jl. KHZ. Mustofa
- Jl. Veteran 8. Menggunakan trotoar dan bahu jalan
9. Masyarakat tidak keberatan 10.
Tidak ada kompetisi dengan pedagang formal
11. Tidak ada interaksi dengan
pedagang formal 12.
Rute angkutan umum dapat mencapai daerah ini
13. Tidak menimbulkan
kemacetan 14.
Jenis dagangan sesuai eksisting
15. Tidak
menghabiskan tro-toar 16.
Tidak menggunakan ba-hu
jalan
2. Jl. Cihideung
17. Menggunakan trotoar dan
bahu jalan 18.
Terdapat dua jalur dalam satu bagian trotoar
19. Pejalan kaki terganggu
karena trotoar dan bahu jalan digunakan PKL
20. Masyarakat tidak keberatan
21. Tidak ada kompetisi dengan
pedagang formal 22.
Ada interaksi dengan pedagang formal
23. Tidak menimbulkan
kemacetan 24.
Jenis dagangan sandang
25. Tidak
menghabiskan tro-toar 26.
PKL yang memakai bahu jalan
direlokasi ke Selakaso
3. Jl. Cihideung Balong
27. Menggunakan trotoar jalan
28. Masyarakat tidak keberatan
29. Tidak ada kompetisi dengan
pedagang formal 30.
Tidak ada interaksi dengan pedagang formal
31. Rute angkutan umum
melewati daerah ini 32.
Tidak menimbulkan kemacetan
33. Jenis dagangan
elektro-nik 34.
Tidak menghabiskan tro-toar
4. Jl. Tentara
Pelajar 35.
Tidak ada PKL yang berjualan
36. Rute angkutan umum
banyak yang lewat daerah ini 37.
Cenderung menimbulkan kemacetan
38. Tidak ada aspirasi
masyarakat yang menginginkan PKL disini
Tidak memungkinkan PKL untuk berjualan
karena akan menimbul- kan kemacetan akibat
banyaknya rute angkutan umum yang lewat
5. Jl. Pataruman
39. Menggunakan trotoar
40. Masyarakat tidak keberatan
41. Tidak ada kompetisi dengan
pedagang formal 42.
Tidak ada interaksi dengan 43.
Pengaturan waktu jualan time
sharing 44.
Pagi hari untuk penjual buah-buahan
113
No. Nama Jalan
Variabel Jenis Penataan
pedagang formal pisang dan malam hari
untuk makanan dan minuman
6. - Jl.
Sukawarni - Jl. Empang Sari
45. Tidak ada PKL
46. Lebar jalan sempit
47. Akses angkutan umum tidak
ada yang langsung melewati daerah ini
Tidak memungkinkan PKL untuk berjualan ka-
rena lebar jalan sempit sehingga mengganggu
kenyamanan pejalan kaki
7. - Jl.
Yudanegara - Jl. Empang
48. Menggunakan trotoar dan
halaman bangunan 49.
Masyarakat tidak keberatan 50.
Tidak ada kompetisi dengan pedagang formal
51. Tidak ada interaksi dengan
pedagang formal 52.
Rute angkutan umum dapat mencapai daerah ini
53. Tidak menimbulkan
kemacetan 54.
Jenis dagangan makanan dan minuman
55. Tidak
menghabiskan tro-toar 56.
Tidak menggunakan ba-hu
jalan
8. Jl. Pasar
Kidul 57.
Menggunakan trotoar dan bahu jalan
58. Sarana yang ada sudah
permanen 59.
Dikelola oleh swasta 60.
Masyarakat tidak keberatan 61.
Ada kompetisi dengan pedagang formal
62. Tidak ada interaksi dengan
pedagang formal 63.
Rute angkutan umum dapat mencapai daerah ini
64. Menimbulkan kemacetan
65. Jenis dagangan
buah-buah dan sepeda 66.
Perlu melibatkan peda-gang formal dalam
penataan PKL
9. Jl. Pasar Wetan
67. Menggunakan trotoar
68. Masyarakat tidak keberatan
69. Tidak ada kompetisi dengan
pedagang formal 70.
Tidak ada interaksi dengan pedagang formal
71. Rute angkutan umum dapat
mencapai daerah ini 72.
Tidak menimbulkan kemacetan
73. Jenis dagangan
buah-buahan 74.
Tidak menghabiskan tro-toar
75. Tidak
menggunakan ba-hu jalan
10. Jl. Bekas Rel
76. Menggunakan trotoar dan
bahu jalan 77.
Sarana yang digunakan sudah permanen
78. Dikelola oleh swasta
79. Masyarakat tidak keberatan
80. Ada kompetisi dengan
pedagang formal 81.
Ada interaksi dengan pedagang formal
82. Rute angkutan umum dapat
mencapai daerah ini 83.
Menimbulkan kemacetan 84.
Jenis dagangan sembako
85. Perlu pelibatan
pedagang formal dalam penataan
11. Jl. Pasar Baru
86. Menggunakan trotoar dan
bahu jalan 94.
Jenis dagangan Ikan hias