100
c. Fungsi Ekonomi
d. Fungsi Sosial dan Budaya Usulan di atas dibuat dengan mengelompokkan PKL kedalam kawasan-
kawasankantong-kantong PKL seperti di Kota Solo dengan membuat gerobak, tenda, dan shelter. Adapun lokasi yang diusulkan oleh PKL Kawasan
Dadaha terdiri atas 4 alternatif yang disajikan seperti pada Gambar 31.
Gambar 31 Konsep Penataan PKL Dadaha Berdasarkan Aspirasi Masyarakat
Usulan lokasi PKL Kawasan Dadaha berdasarkan gambar di atas terdiri atas empat alternatif, yaitu:
1.
Alternatif lokasi 1, yaitu di lokasi parkir dan trotoar depan GOR Susi Susanti.
2.
Alternatif lokasi 2, yaitu di lokasi parkir dan trotoar depan GOR Sukapura.
3.
Alternatif lokasi 3, yaitu lapangan softball.
4.
Alternatif lokasi 4, yaitu lahan sawah milik masyarakat. Dari empat alternatif di atas, berdasarkan hasil diskusi antar SKPD Satuan
Kerja Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya yang terlibat dalam penataan PKL menyatakan bahwa alternatif lokasi yang mungkin adalah alternatif lokasi 1 dan 2.
Namun, berdasarkan hasil diskusi seminar isu strategis tentang penataan PKL Kota Tasikmalaya tanggal 27 Mei 2008 telah disepakati bahwa untuk
menghasilkan model penataan yang optimal akan dilakukan secara partisipatif dengan duduk bersama antara berbagai pihak diantaranya PKL, LSM, tokoh
masyarakat, dan pemerintah.
Alternatif Lokasi 1 Lahan GOR Susi
Alternatif Lokasi 2
Alternatif Lokasi 3 Alternatif Lokasi 4
101 Dalam seminar tersebut juga disepakati secara tersurat bahwa penataan PKL
di Kota Tasikmalaya dilakukan secara in-situ karena keterbatasan dana untuk melakukan relokasi ke tempat lain.
Berdasarkan model 1, 2, dan 3 di atas ada kelemahan dan kelebihan masing- masing dimana tiap model sebenarnya tergantung pada kemauan pemerintah
sendiri. Kebijaksanaan yang diterapkan baik yang bersifat lunak ataupun keras jika aparat pemerintah mau melaksanakan kebijaksanaan itu, maka tentu saja
implementasinya akan baik. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa bentuk penataan PKL di Kota
Tasikmalaya berdasarkan aspirasi masyarakat terdiri atas tiga bentuk yaitu : a. penataan tempat, pengaturan lokasi berjualan berdasarkan jenis dagangan,
pengaturan waktu jualan time sharing, pengaturan sarana atau tempat untuk berjualan baik berupa tenda ataupun gerobak, dsb; b. relokasi PKL ke tempat
yang baru yang letaknya tidak jauh dari pusat perdagangan dan jasa tempat yang ramai mudah dikunjungi oleh konsumen; c. relokasi ke suatu gedungpasar.
Dari ketiga bentuk penataan ini memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing yang disajikan dalam Tabel 32. Sedangkan berdasarkan model
penataan PKL dengan pendekatan perspektif kebijakan publik terdapat tiga jenis kebijaksanaan, yaitu relokasi, struktural, dan edukatif. Kelemahan dan kelebihan
dari kebijaksanaan relokasi telah diuraikan di atas. Sedangkan jika kita lihat kelemahan dan kelebihan dari kebijaksanaan struktural dan edukatif dapat dilihat
pada Tabel 33. Dari model-model di atas, berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara
didapatkan dua hal mengenai aspirasi PKL dan masyarakat terkait penataan PKL yaitu :
1. PKL yang berada di pusat kota selain Kawasan Dadaha menginginkan penataan bersifat in-situ, yaitu penataan lokasi PKL dengan penyeragaman
sarana berdagang dengan lokasi seperti saat ini. 2. PKL Kawasan Dadaha mengusulkan empat alternatif lokasi bagi PKL dengan
konsep seperti yang dilakukan oleh Kota Solo dengan mengelompokkan PKL kedalam kawasan-kawasankantong-kantong PKL dengan membuat gerobak,
tenda, dan shelter.
102
Tabel 32 Kelebihan dan Kelemahan Bentuk Penataan PKL Berdasarkan Aspirasi Masyarakat Kota Tasikmalaya
No. Bentuk Penataan
Kelebihan Kelemahan
1. Penataan tempat,
pengaturan lokasi berjualan berdasarkan
jenis dagangan, pengaturan waktu jualan, pengaturan
sarana berdagang Pemerintah tidak perlu
mengeluarkan biaya yang besar, tetapi hanya perlu kesepakatan
antara pemerintah, PKL dan Masyarakat sekitar.
Diperlukan kontrol yang kuat terhadap pertumbuhan
jumlah, dan lokasi berjualan baik oleh pemerintah,
masyarakat maupun PKL itu sendiri
2. Direlokasi ke satu tempat yang strategis
Tidak akan terjadi bentrok kepentingan antara PKL dengan
Pedagang formal. Penataan bekas PKL akan lebih
mudah sehingga estetika lingkungan akan terjaga
Diperlukan biaya yang relatif besar terutama untuk
penyediaan ruang. Kontrol yang kuat terhadap
bekas lokasi berjualan baik oleh pemerintah, masya-
rakat maupun PKL itu sen- diri agar tidak digunakan
lagi oleh PKL lama maupun Baru.
Tempat yang baru belum tentu disepakati oleh PKL
3. Ditata di suatu gedungpasar
dan penempatannya sesuai jenis dagangan
Penataan bekas PKL akan lebih mudah sehingga estetika
lingkungan akan terjaga, terutama bila penataan ruangnya
berdasarkan kekhususan kegiatan.
Diperlukan biaya yang relatif besar terutama untuk
penyediaan ruang. Akan terjadi bentrok ke-
pentingan dengan pedagang tuan rumah
Kontrol yang kuat terhadap bekas lokasi berjualan baik
oleh pemerintah, masyara- kat maupun PKL itu sendiri
agar tidak digunakan lagi oleh PKL lama maupun
Baru.
Tabel 33 Kelebihan dan Kelemahan Kebijaksanaan Struktural dan Edukatif Dalam Penataan PKL
No. Bentuk Penataan
Kelebihan Kelemahan
1. Struktural - Jika kebijaksanaannya lunak
berarti pemerintah mempunyai perhatian dan peranan besar
terhadap penataan PKL - Akan tercipta suatu penataan yang
terarah karena danya pengatturan dari pemerintah bersama PKL dan
masyarakat - Jika kebijaksanaannya bersifat
keras, berarti pemerintah kurang peduli terhadap PKL karena
kebijakannya tidak mendukung PKL.
- Perkembangan PKL tidak akan terkendali dan akan terus terjadi
kucing-kucingan antara aparat dan PKL karena kebijakan yang
memberatkan PKL
2. Edukatif - PKL dianggap sebagai contoh
wirausahawan yang berhasil Tidak adanya dukungan dari
pemerintah akan menimbulkan perkembangan PKL yang semakin
tak terkendali dan kenyamanan serta ketertiban kota semakin
memburuk