Berdasarkan Tabel 18 dapat kita lihat bahwa rata-rata modal untuk melakukan kegiatan menjadi PKL dikategorikan rendah karena usaha ini
tergolong usaha mikro yang menurut Dinas Usaha Kecil dan Menengah salah satu cirinya ialah modal awal Rp 100.000.000,-. Tentunya jika dibandingkan modal
untuk melakukan kegiatan perdagangan formal jauh lebih tinggi dari modal PKL sehingga banyak orang yang tertarik untuk berprofesi sebagai PKL.
Permasalahan yang ditemukan adalah modal yang berasal dari pinjaman sebesar 24,44 persen itu merupakan pinjaman dari rentenir. Hal inilah yang
menyebabkan PKL tidak mengalami peningkatan kualitas hidup khususnya dalam hal tingkat ekonominya.
5.1.4 Tenaga Kerja
Karakteristik lain PKL ialah umumnya dalam melakukan kegitannya 72 mereka tidak menggunakan tenaga kerja lain dilakukan oleh sendiri. Hanya
beberapa jenis usaha saja yang menggunakan tenaga kerja lain, yang biasanya mereka masih memiliki hubungan keluarga dengan PKL seperti suamiistri, anak,
atau anggota keluarga lain yang masih kerabat sendiri. Berikut ini diagram prosentase jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh PKL.
Jumlah Tenaga Kerja Yang Digunakan PKL
72 16
10 2
1 2
2
Gambar 23 Diagram Prosentase Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan oleh PKL
Pada umumnya pedagang produk seperti pakaian, VCD, koranmajalah, daging ikan, asesoris, ikan hias, dan sepeda hampir 100 tidak menggunakan
tenaga kerja lain. Sedangkan pedagang makanan minuman, buah-buahan yang di kios tidak menggunakan gerobakroda, dan pedagang sayuran umumnya
dibantu oleh tenaga kerja lain, umumnya hanya 1 orang.
5.1.5 Lamanya Berprofesi dan Daerah Asal
Lama PKL berprofesi berkisar antara 1-40 tahunan. Hal ini, mengindikasikan bahwa diantara para PKL ada yang berasal dari dalam Kota
Tasikmalaya dan dari luar Kota Tasikmalaya. Semakin lama dia berprofesi berarti bisa dimungkinkan PKL itu merupakan penduduk asal Kota Tasikmalaya. Jumlah
PKL berdasarkan daerah asal yang didapat dari data Himpunan Pedagang Kecil Mustofa HPKM dan Himpunan Pedagang Kecil Saluyu HPKS disajikan pada
Tabel 19.
Tabel 19 Jumlah dan Prosentase PKL Kawasan HZ. Mustofa Berdasarkan Daerah
Asal
No. Daerah Asal
Jumlah Prosentase
1. Kota Tasikmalaya
179 71,31
2. Kabupaten Tasikmalaya
30 11,95
3. Kabupaten Ciamis
23 9,16
4. Kabupaten Garut
6 2,39
5. Lain-lain 13
5,18
Jumlah 251 100,00
Sumber : HPKM dan HPKS, 2003
Begitu pula berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh UPLINK, sebuah LSM di Kota Tasikmalaya yang saat ini sedang menyusun konsep
penataan PKL Kawasan Dadaha bersama-sama PKL Dadaha, menyatakan bahwa pada umumnya PKL berasal dari dalam Kota Tasikmalaya sebesar 79. Data asal
PKL di Kawasan Dadaha disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20 Jumlah dan Prosentase PKL Kawasan Dadaha Berdasarkan Daerah Asal
No. Daerah Asal
Jumlah Prosentase
1. Tasikmalaya 79
79 2.
Luar Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat 13
13 3. Pulau
Jawa 1
1 4. Luar
Jawa 7
7 Jumlah
100 100
Sumber : Hasil Analisis UPLINK, 2008
Di koridor lain pun berdasarkan hasil kuesioner, lebih dari 70 PKL berasal dari Kota Tasikmalaya. Dengan demikian, PKL Kota Tasikmalaya ini bisa
dikategorikan merupakan PKL lokal.
5.1.6 Tingkat Pendapatan Keuntungan
Tingkat pendapatan yang dihitung ialah keuntungan rata-rata per hari yang didapat oleh PKL. Keuntungan yang diperoleh PKL bervariasi tergantung dari