Karakteristik Pedagangan Formal KARAKTERSTIK PKL DAN KONSUMEN
o Pedagangpenyedia barang-barang sandang, baik kemeja, celana panjang-
pendek, pakaian dalam dan sejenisnya pada ruas Jalan Selakaso. Jika kita telaah dalam RDTR BWK I itu sudah ada rencana penanganan
untuk PKL yaitu berupa penataan yang bersifat mengelompok cluster dimana lokasi pedagang dikelompokkan berdasarkan jenis dagangannya. Namun, dalam
skenario yang dibuat dalam RDTR ini tidak ada landasan yang mendasari pengelompokkan ini. Berdasarkan data di atas, dapat digambarkan penataan PKL
berdasarkan RDTR BWK I yang dapat dilihat pada Gambar 27. Hal ini dapat dilihat dari lokasi PKL yang diperbolehkan tidak
mengakomodir penataan lokasi-lokasi lain dimana saat ini PKL berada, seperti PKL yang berada di Jl. HZ. Mustofa, Jl. Bekas Rel, Jl. Pasar Kidul, Jl. Pasar Baru,
Jl. Pasar Wetan, Jl. Gunung Sabeulah, Jl. Veteran, dan Kawasan Dadaha yang saat ini sedang menjadi isu dalam ’penertiban’ yang dilakukan oleh Satpol PP dimana
lokasi-lokasi ini termasuk kedalam BWK I. Penyusunan RDTR ini dilakukan pada akhir tahun 2007 sampai awal 2008
dimana saat itu pemerintah Kota Tasikmalaya sedang melakukan penataan terhadap PKL Kawasan Dadaha. Dengan demikian penyusunan RDTR BWK I ini
tidak melibatkan peranserta dari PKL itu sendiri karena dalam rencananya pun seharusnya mempertimbangkan aspirasi dari PKL, konsumen, pedagang formal,
dan masyarakat setempat sehingga rencana yang dibuat sesuai dengan aspirasi seluruh pihak.
Dalam RTBL Kawasan Pusat Bisinis yang disusun pada tahun 2004 tidak memuat mengenai penataan PKL tapi hanya berisi rencana disain pedagang
formal saja. Hal ini disebabkan pada saat itu UU Tata Ruang yang baru belum lahir dan dalam perencanaannya kurang melibatkan peranserta PKL.