Frekuensi Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi Pada Aspek Akuntabilitas

Dari tabel 4.25 dapat dilihat responden yang menyatakan Pencairan pembiayaan KPR subsidi tergolong cepat didominasi oleh responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 46 responden atau sebesar 50,5, kemudian responden yang memilih setuju sebanyak 27 responden atau sebesar 29,7, responden yang memilih tidak setuju sebanyak 15 responden atau sebesar 16,5. dan responden yang memilih sangat tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebesar 3,3. Banyaknya responden yang memilih ragu-ragu menandakan bahwa Pencairan pembiayaan KPR subsidi tergolong lama. Tabel 4.26 Ketepatan Waktu Pembiayaan KPR Subsidi: Jangka waktu pelunasan cepat KW.19 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak setuju 3 3,3 3,3 3,3 Tidak setuju 18 19,8 19,8 23,1 Ragu-ragu 49 53,8 53,8 76,9 Setuju 21 23,1 23,1 100,0 Total 91 100,0 100,0 Dari tabel 4.26 dapat dilihat responden yang menyatakan Jangka waktu pelunasan cepat didominasi oleh responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 49 responden atau sebesar 53,8, kemudian responden yang memilih setuju sebanyak 21 responden atau sebesar 23,1, responden yang memilih tidak setuju sebanyak 18 responden atau sebesar 19,8. dan responden yang memilih sangat tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebesar 3,3. Banyaknya responden yang memilih ragu-ragu menandakan bahwa Jangka waktu pelunasan tidak tergolong cepat. Tabel 4.27 Ketepatan Waktu Pembiayaan KPR Subsidi: Nasabah tepat waktu dalam membayar cicilan KW.20 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak setuju 3 3,3 3,3 3,3 Ragu-ragu 39 42,9 42,9 46,2 Setuju 28 30,8 30,8 76,9 Sangat setuju 21 23,1 23,1 100,0 Total 91 100,0 100,0 Dari tabel 4.27 dapat dilihat responden yang menyatakan Nasabah tepat waktu dalam membayar cicilan didominasi oleh responden yang memilih ragu- ragu sebanyak 39 responden atau sebesar 42,9, kemudian responden yang memilih setuju sebanyak 28 responden atau sebesar 31, responden yang memilih sangat setuju sebanyak 21 responden atau sebesar 23,1. dan responden yang memilih sangat tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebesar 3,3. Banyaknya responden yang memilih ragu-ragu menandakan bahwa nasabah tidak tepat waktu dalam membayar angsuran pembiayaan KPR Subsidi. Tabel 4.28 Ketepatan Waktu Pembiayaan KPR Subsidi: Keterlambatan membayar angsuran dikenakan Denda KW.21 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat tidak setuju 3 3,3 3,3 3,3 Ragu-ragu 22 24,2 24,2 27,5 Setuju 45 49,5 49,5 76,9 Sangat setuju 21 23,1 23,1 100,0 Total 91 100,0 100,0 Dari tabel 4.28 dapat dilihat responden yang menyatakan : keterlambatan membayaran angsuran dikenakan denda didominasi oleh responden yang memilih setuju sebanyak 45 responden atau sebesar 49,5, kemudian responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 22 responden atau sebesar 24,2, responden yang memilih sangat setuju sebanyak 21 responden atau sebesar 23,1. dan responden yang memilih sangat tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebesar 3,3. Banyaknya responden yang memilih setuju menandakan bahwa apabila terjadi keterlambatan membayar angsuran dalam pembiayaan maka harus dikenakan denda. Dari hasil pengumpulan data tersebut diketahui bahwa rata-rata perolehan skor pada hasil sebaran angket diatas 50 responden memilih setuju pada setiap indikator yang merupakan kriteria efektivitas. Dimana perolehan skor tertinggi terdapat pada indikator Kegunaan yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 82,77 kemudian disusul pada indikator ketepatan sasaran yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 72,13, kemudian pada indikator ruang lingkup memperoleh nilai rata-rata sebesar 57,10, kemudian pada indikator efektivitas biaya memperoleh nilai rata-rata sebesar 56,30, selanjutnya pada indikator akuntabilitas memperoleh nilai rata-rata sebesar 53,47 dan yang terendah pada indikator ketepatan waktu memperoleh nilai rata-rata sebesar 49,18. Berdasarkan data tersebut dapat diinterprestasikan bahwa tingkat efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Subsidi yang dihasilkan dari keenam indikator berada dalam kategori efektif. Pada dasarnya perolehan skor rata-rata terendah pada indikator ketepatan waktu masih berada dalam kategori cukup efektif. Hanya saja pada data yang diperoleh indikator tersebut menunjukan angka lebih rendah dibandingkan indikator lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya