Adanya Sifat Mementingkan Jiwa Rasa Tepo Seliro Adanya Sikap Senang Berlaku Rukun

74 terbentuk, dengan cara merawat sapi yang diamanahkan sebaik - baiknya agar tidak mengecewakan sang pemilik sapi. Di bawah ini beberapa pemicu munculnya kepercayaan yang dapat bertahan lama dalam gaduh sapi:

4.4.3.1. Adanya Sifat Mementingkan Jiwa Rasa Tepo Seliro

Peranan dalam menanamkan sikap saling percaya tidak terlepas dari unsur perasaan yang terbentuk lebih mementingkan perasaan orang lain, maka terlihat kebanyakan para pemilik ternak tidak suka bicara blak –blakan ketika ada sesuatu hal yang tidak cocok, mereka lebih suka bicara dengan musyawarah, untuk memecahkan masalah jika menghadapi kendalah atau masalah dalam proses gaduh sapi yang sedang berlangsung diantara keduanya. Tujuan menahan untuk tidak bicara terbuka didepan umum yang dikhawatirkan dapat menyinggung perasaan orang lain dan juga dapat menjelekkan nama baik pemelihara ataupun pemilik ternak. Yang dapat berakibat memudarnya kepercayaan yang dimiliki antara kedua belah pihak. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa Purwosari Atas yaitu Bapak Sugeng: “sikap menjaga perasaan orang lain sudah lama di jalani oleh masyarakat bersuku jawa yang tinggal di Desa Purwosari Atas. mereka rela menjaga perasaan orang lain dan memendam masalah yang muncul demi menjaga ketentraman dan hubungan harmonis di antara bertetangga. Jadi hal itulah yang sudah diwariskan dari orang tua terdahulu dan dampaknya sekarang yaitu kerukunan dapat terwujud dan masalah yang muncul dapat dengan mudah diselsaikan. Terlihat ketika menjalankan usaha peternakan sapi, jika muncul masalah maka diselsaikan dengan jalan musyawarah tanpa ada satu pihak pun yang dirugikan dan Bapak belumperna menemukan konflik diantara peternak dan pemilik sapi”. 75

4.4.3.2. Adanya Sikap Senang Berlaku Rukun

Sikap senang berlaku rukun seperti yang diungkapkan oleh Frans Magnis Suseno dalam bukunya “Etika jawa” pada skripsi Syarifah, list yorini 2010 menerangkan: “kerukunan bertujuan untuk mempertahankan masyarakat dalam keadaan yang harmonis. Rukun berarti berada dalam keadaan yang selaras, tenang, dan tentram tanpa perselisihan dan pertentangan, dan bersatu dalam maksud untuk saling membantu dalam mencapai kesejahteraan. Keadaan rukun ini juga menciptakan keadaan damai satu sama lain, suka bekerjasama, dan saling menerima. Rukun adalah suatu keadaan ideal yang diharapkan dapat dipertahankan dalam semua hubungan sosial yang juga dapat menghindari perselisihan dalam masyarakat”. Dengan perilaku rukun kebanyakan para peternak dan pemilik sapi selalu menomorduakan kepentingan – kepentingan pribadinya demi kepentingan bersama. Yang terwujud dari adanya keinginan untuk mencapai keberhasilan usaha yang mereka jalankan. Berjalan bersama – sama dalam menjalani hubungan kerjasama dalam beternak sapi yang sedang berlangsung. Selain itu dengan kerukunan inilah yang menimbulkan asas musyawarah jika terjadi selisih paham diantara kedua belah pihak dalam usaha yang sedang berjalan. Sehingga tidak pernah memutuskan hubungan silahturahmi antara keluarga dan kerabat serta tetangga yang menjalankan hubungan kerjasama dalam nggaduh sapi, dan dapat mempertahankan hubungan kerjasama hingga berakhir dengan baik – baik tanpa memunculkan konflik. Penjelasan informan 1 Bapak Endra: “Dalam melakukan suatu usaha Bapak selalu mengalami masalah yang muncul dalam prosesnya. Seperti halnya usaha yang Bapak jalani saat ini namun tidak selamnya masalah yang muncul selalu diselsaikan dengan jalan konflik atau pemutusan hubungan silahturami yang telah terbentuk dengan baik. Adakalanya jika terjadi permasalahan dalam usaha yang Bapak jalani maka selalu diselsaikan dengan jalan musyawarah agar bisa 76 meredam timbulnya emosi yang dapat memunculkan perselisih pahaman dan masalah baru”. Dipertegas oleh penjelasan informan 2 Bapak Parsikun: “Selama Bapak menjalankan usaha ini kadang Bapak menemukan masalah yang kerap kali muncul misal sapi yang dipelihara mati. Namun Bapak anggap masalah itu sudah berlalu begitu saja, karena kejadian itu bukan kesalah pemelihara seutuhnya. Selain itu tujuannya untuk meredam masalah itu adalah jika dipikirkan terus menerus akan menimbulkan masalah baru yang tidak ada habisnya, mengingat yang memelihara adalah sahabat serta saudara Bapak”.

4.4.3.3. Adanya Sifat Menghormati Orang Lain .

Dokumen yang terkait

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

Evaluasi Pelaksanaan Program Keselamtan dan Kesehatan Kerja Bagi Karyawan PTPN IV Dolok Iilir Kecamatan Dolok Batu Naggar Kabupaten Simalungun

0 0 14

Evaluasi Pelaksanaan Program Keselamtan dan Kesehatan Kerja Bagi Karyawan PTPN IV Dolok Iilir Kecamatan Dolok Batu Naggar Kabupaten Simalungun

0 0 2

Evaluasi Pelaksanaan Program Keselamtan dan Kesehatan Kerja Bagi Karyawan PTPN IV Dolok Iilir Kecamatan Dolok Batu Naggar Kabupaten Simalungun

0 0 7

Evaluasi Pelaksanaan Program Keselamtan dan Kesehatan Kerja Bagi Karyawan PTPN IV Dolok Iilir Kecamatan Dolok Batu Naggar Kabupaten Simalungun

0 2 32

Evaluasi Pelaksanaan Program Keselamtan dan Kesehatan Kerja Bagi Karyawan PTPN IV Dolok Iilir Kecamatan Dolok Batu Naggar Kabupaten Simalungun

1 1 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial - Modal Sosial Sistem Bagi Hasil Dalam Beternak Sapi Pada Masyarakat Desa Purwosari Atas, Kecamatan Dolok Batu Naggar, Kabupaten Simalungun

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Modal Sosial Sistem Bagi Hasil Dalam Beternak Sapi Pada Masyarakat Desa Purwosari Atas, Kecamatan Dolok Batu Naggar, Kabupaten Simalungun

0 0 8

MODAL SOSIAL SISTEM BAGI HASIL DALAM BETERNAK SAPI PADA MASYARAKAT DESA PURWOSARI ATAS, KECAMATAN DOLOK BATU NANGGAR KABUPATEN SIMALUNGUN Studi kasus : Sistem Gaduh Sapi Pada Masyarakat Desa Purwosari Atas, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalung

0 0 9