a. Validitas
Sugiyono 2015: 172 mengungkapkan instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas menurut Standard dalam Mardapi, 2008: 16 merupakan dukungan bukti
dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes penafsiran skor tes tercantum pada tujuan penggunaan tes, bukan tes itu sendiri.
Apabila skor tes digunakan ditafsirkan lebih dari satu makna, setiap penafsiran atau pemaknaan harus divalidasi. Gronlund dalam Sukardi, 2009: 30 mengatakan
bahwa validitas adalah ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrumen evaluasi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa validitas
adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu tes sesuai dengan penggunaan dan tujuan tes yang seharusnya diukur.
Menurut Arikunto 2012: 80, secara garis besar validitas dibedakan menjadi dua macam yaitu validitas logis dan validitas empiris.
1. Validitas Logis Validitas logis adalah kondisi sebuah instrumen evaluasi yang memenuhi
persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu: validitas isi content validity
dan validitas konstrak construct validity. Validitas isi bagi sebuah instrumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi. Validitas konstrak sebuah instrumen menunjuk suatu
kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan konstrak aspek-aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi.
2. Validitas Empiris Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya
“pengalaman”. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Validitas empiris tidak dapat diperoleh
hanya dengan menyusun instrumen berdasarkan ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi harus dibuktikan melalui pengalaman.
Validitas empiris dibagai menjadi empat yaitu: 1 validitas isi, 2 validitas konstrak, 3 validit
as “ada sekarang”, dan 4 validitas prediksi. Validitas isi dan validitas konstrak dicapai melalui penyusunan berdasarkan ketentuan atau teori,
sedangkan validitas “ada sekarang” dan validitas prediksi dicapai atau diketahui sesudah dibuktikan melalui pengalaman.
a. Validitas isi Validitas isi adalah validitas yang mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar
dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering disebut validitas kulikuler.
Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara merinci materi kurikulum.
b. Validitas konstrak Validitas konstrak adalah kemampuan butir-butir soal yang membangun tes
tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Intruksional Khusus TIK atau yang lebih dikenal dengan indikator.
Kontruksi dalam pengertian ini adalah rekaan psikologis, yaitu suatu rekaan yang dibuat oleh para ahli ilmu jiwa yang dengan suatu cara tertentu “merinci”
isi jiwa atau beberapa aspek yang tertuang dalam taksonomi Bloom yaitu, mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Validitas konstrak dapat diketahui dengan cara merinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam Tujuan Intruksional
Khusus TIK. c.
Validitas “ada sekarang”concurrent validity Validitas “ada sekarang” lebih dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan yaitu hasil tes dipasangkan
dengan pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada ada sekarang,
concurrent. Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kriterium atau alat banding. Maka, hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan.
d. Validitas prediksi predictive validity Validitas prediksi adalah kemampuan sebuah instrumen untuk meramalkan apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sebagai alat pembanding validitas prediksi adalah nilai-nilai yang diperoleh setelah peserta tes mengikuti pelajaran
di Perguruan Tinggi. Jika ternyata siapa yang memiliki nilai tes lebih tinggi gagal dalam ujian semester I dibandingkan dengan yang dahulu nilai tesnya lebih
rendah, maka tes masuk yang dimaksud tidak memiliki validitas prediksi.
b. Reliabilitas