4. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar matematika pada kompetensi dasar 1.2 menggunakan faktor prima untuk menentukan
KPK dan FPB untuk siswa kelas V SD.
C. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan sepuluh langkah pengembangan menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono, 2012: 208 peneliti memodifikasi langkah-langkah pengembangan tes
hasil belajar menjadi tujuh langkah untuk mengembangkan tes hasil belajar matematika. Ketujuh langkah tersebut adalah 1 potensi dan masalah, 2
pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, 6 uji coba produk, dan 7 revisi produk. Bagan pengembangan tes dapat dilihat pada
gambar 3.2 sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4 \
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7 Potensi dan masalah
Analisis Kebutuhan
Pengumpulan Data
Desain Produk Wawancara
Hasil Wawancara Hasil Kuisioner
SK KD
Indikator Kisi-kisi
Soal
Validasi Desain Dosen matematika
Guru
Revisi Desain
Uji Coba Produk
Revisi Produk
Desain Produk Final Gambar 3.2 Bagan Pengembangan Tes Hasil Belajar
Rincian prosedur pengembangan yang dilakukan peneliti akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara untuk menentukan
potensi dan masalah mengenai tes hasil belajar yang terdapat di sekolah dasar, yang menjadi narasumber dalam wawancara ini adalah dua orang
guru kelas V SD Kanisius Ganjuran. Potensi dalam penelitian ini adalah tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa yang selalu dilakukan setiap
akhir bahasan pelajaran, UTS, UAS, maupun Ujian Nasional. Masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah tes seringkali dibuat tidak sesuai
dengan prosedur pembuatan tes yang benar dan tanpa melalui pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan analisis
pengecoh. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada dua guru
didapatkan hasil bahwa guru memerlukan contoh tes hasil belajar yang baik yaitu valid, reliabel, memiliki daya pembeda, tingkat kesukaran, dan
analisis pengecoh yang baik. 2. Pengumpulan Data
Setelah peneliti mendapatkan data yang ditunjukkan secara faktual dan up to date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut Sugiyono, 2015: 411.
Peneliti melakukan wawancara untuk analisis kebutuhan di lapangan. Wawancara dilakukan kepada dua guru dari satu sekolah yang sama yaitu
SD Kanisius Ganjuran pada tanggal 2 Juli 2016. Hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti menjadi pedoman untuk mengumpulkan data yang
akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun perangkat tes hasil belajar matematika.
3. Desain Produk Desain produk dalam penelitian ini adalah perangkat soal tes hasil
belajar matematika siswa kelas V untuk satu kompetensi dasar. Desain produk dimulai dengan pembuatan kisi-kisi soal yang terdapat indikator
berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Indikator dibuat sesuai dengan taraf kesukaran taksonomi Bloom dimulai dari tahap
mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Peneliti mengembangkan indikator-indikator tersebut menjadi
butir-butir soal sebanyak 60 soal yang telah dilengkapi kolom penilaian dan kuesioner pada setiap butirnya untuk penilaian yang akan dilakukan para
ahli. Tingkat kesukaran soal peneliti perkirakan antara bobot soal mudah, sedang, dan sukar secara berturut-turut adalah 30, 50, dan 20.
4. Validasi Desain Peneliti akan melakukan validasi desain perangkat soal tes hasil belajar
matematika kepada lima ahli yang terdiri dari satu dosen matematika PGSD Universitas Sanata Dharma, tiga guru pengampu kelas V, dan satu guru
mata pelajaran matematika kelas VI karena komentar yang diberikan oleh ketiga guru belum mencakup keseluruhan penilaian pada setiap butir soal.
Para ahli akan memberikan penilaian pada setiap butir soal yang telah dibuat. Validasi desain yang dilakukan oleh kelima ahli tersebut berupa
pemetaan KD dan indikator, kisi-kisi soal, aspek yang diukur, kolom skor satu sampai empat, kolom komentar dan penilaian soal secara keseluruhan.
Validasi desain bertujuan agar peneliti dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan desain produk yang telah dibuat.
5. Revisi Desain Pada penelitian ini perangkat soal yang sudah divalidasi oleh para ahli
dan sudah diketahui kelemahan-kelemahan setiap soal. Maka peneliti akan merevisi butir soal tersebut berdasarkan masukan-masukan yang diberikan
oleh para ahli matematika. Komentar dan masukan para ahli akan menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan revisi produk.
6. Uji Coba Produk Butir soal yang telah direvisi kemudian akan diujicobakan kepada 62
siswa. Butir soal tersebut akan dibagi menjadi dua tipe soal yaitu soal A dan soal B. Siswa akan diberikan soal secara acak sesuai dengan tipe soalnya,
setiap bangku akan mendapatkan tipe soal yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk menghindari pengelompokan soal pada salah satu tipe soal saja. Uji
coba dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Kanisius Bantul dan SD Kanisius Ganjuran. Uji coba di SD Kanisius Bantul dilaksanakan pada
tanggal 11 November 2016 dan uji coba di SD Kanisius Ganjuran dilaksanakan pada tanggal 12 November 2016.
7. Revisi Produk Setelah soal diujicobakan, kemudian soal dianalisis berdasarkan
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan analisis pengecohnya. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kualitas soal.
Peneliti akan mengetahui kualitas soal yang sudah memenuhi kriteria soal yang baik, soal mana yang membutuhkan revisi, dan soal mana yang harus
dibuang. Peneliti sendiri sudah memiliki kriteria soal yang akan direvisi. Revisi pada langkah ini merupakan langkah terakhir dalam penelitian,
sehingga produk yang dihasilkan setelah melalui tahap revisi ini sudah dianggap layak untuk digunakan sebagai soal tes hasil belajar yang baik.
Soal tes yang baik ditentukan dengan cara menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh.
D. Teknik Pengumpulan Data