MOTIF SOSIOGENETIS LANDASAN TEORI
dengan pusat kebudayaan berkiblat pada Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Meskipun sebagian orang Jawa sudah ada yang
berdomisili di daerah lain, namun sebagian tata cara kehidupannya baik cara berpikir, berperasaan masih tetap menggunakan pola Jawa, dan mengaku
sebagai orang Jawa karena tetap menghayati hidup dengan budaya Jawa. Orang Jawa adalah orang yang berbahasa ibu bahasa Jawa yang
didalam tata hidupnya masih berpedoman pada nilai – nilia luhur budaya Jawa Hadiatmaja dan Kuswa Endah, 2008
Secara Antropologi budaya dapat dikatakan bahwa yang disebut suku bangsa Jawa adalah orang – orang yang secara turun temurun menggunakan
bahasa Jawa dengan berbagai ragam dialeknya dalam kehidupan sehari – hari serta berasal dan bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur
Herusatata, 1983. Masyarakat adalah istilah sebagai terjemahan istilah bahasa inggris
”sociaty” yang berasal dari bahasa latin ”socius” yang berarti kawan. Kata ”masyarakat” berasal dari bahasa Arab ”Musyaraka” yang artinya saling
bergaul. Menurut KUBI masyarakat adalah sekumpulan individu yang saling berinteraksi secara kontinue yang memiliki norma, aturan, adat istiadat dan
hukum untuk mengatur ola tingkah lakunya dan memiliki rasa identitas yang kuat yang mengikat semua anggotanya.
Dari pengertian masyarakat tersebut, maka yang disebut masyarakat Jawa adalah sekelompok orang atau individu yang berbahasa ibu Jawa yang
berinteraksi secara berkesinambungan yang memiliki norma, aturan, hukum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan adat istiadat Jawa sebagai pengatur pola tingkah lakunya dan memiliki identitas yang kuat yang mengikatnya.
Masyarakat Jawa sebelum mengenal agama mempunyai sistem kepercayaan yang berkaitan dengan animisme dan dinamisme. Kepercayaan
tersebut begitu lekat didalam kehidupan masyarakat Jawa, bahkan sampai sekarang masih ada yang menganutnya. Sejarah perkembangan religi orang
Jawa telah dimulai sejak zaman pra sejarah, di zaman pada waktu nenek moyang orang Jawa beranggapan bahwa semua benda yang ada di
sekelilingnya mempunyai nyawa, dan semua yang bergerak dianggap hidup dan mempunyai kekuatan gaib atau mempunyai roh yang berwatak baik
maupun jahat Herusatoto, 1987. Dalam ilmu gaib sering terdapat konsepsi-konsepsi ajaran-ajarannya;
ilmu gaib juga mempunyai sekelompok manusia yang yakin dan menjalankan ilmu gaib itu untuk mencapai suatu maksud. Kecuali itu, upacara ilmu gaib
juga mempunyai aspek-aspek yang sama artinya, ada pemimpin atau pelakunya, yaitu yang disebut dengan dukun Koentjaraningrat, 1990.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang disebut masyarakat Jawa adalah orang – orang yang lahir dan menetap di pulau Jawa
sejak lama dan sudah turun temurun berada di tanah Jawa. Berdasarkan kebudayaannya, orang Jawa termasuk orang yang gemar mencari kenikmatan
pleasure baik yang bersifat material maupun spiritual. Untuk mencapai kenikmatan yang bersifat spiritual tersebut ada beberapa laku mistik atau gaib
yang harus ditempuh, dan untuk melakukan upacara mistik tersebut biasanya dipimpin oleh seorang dukun.