Pedoman Wawancara METODE PENELITIAN

selain itu juga supaya dalam proses pengambilan data dapat terlaksana dengan baik dan dapat menghasilkan data yang optimal. 2. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dan tempat pengambilan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan waktu yang telah disepakati antara subyek dengan peneliti sebelumnya, dimana peneliti membuat janji sebelumnya dengan subyek mengenai kapan subyek memiliki waktu luang untuk melakukan wawancara. Berikut adalah rincian waktu dan tempat pelaksanaan wawancara : Subyek I : Nama : TS Pekerjaan : Pedagang Tanggal wawancara : 12 April 2009 Lokasi wawancara : Rumah peneliti Subyek II : Nama : NI Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tanggal wawancara : 17 April 2009 Lokasi wawancara : Rumah subyek Subyek III : Nama : IT Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil PNS Tanggal wawancara : 27 April 2009 Lokasi wawancara : Rumah subyek

B. Deskripsi Dukun yang Ditemui dan Subyek Penelitian

1. Deskripsi Dukun yang Ditemui Dukun yang ditemui oleh para subyek dalam penelitian ini sangat beragam disesuaikan dengan kebutuhan yang hendak dicapai oleh para subyek penelitian. Sebagai gambaran mengenai salah seorang Dukun yang ditemui oleh subyek dalam penelitian ini, Dukun tersebut bernama MG. Usia MG kurang lebih antara 47-48 tahun. Kediaman MG berada di daerah Boyolali yang tempatnya tidak begitu jauh dari kota Solo. MG memiliki pekerjaan yang lain selain profesinya sebagai seorang dukun, atau dengan kata lain profesi sebagai Dukun bukanlan pekerjaan yang utama. Pekerjaan lain yang dimilikinya adalah seorang distributor makanan ringan, disamping itu MG juga memiliki sebuah rumah makan yang dikelolanya sendiri. MG sering melakukan ritual di daerah pantai Tuban, disamping melakukan ritual MG biasanya sering melakukan kegiatan kumpulan bersama dengan orang – orang yang biasa disebutnya sebagai murid yang mempercayainya pada saat hari - hari besar, seperti misalnya pada saat malam satu Sura, malam tahun baru dan setiap malam selasa Kliwon. Dalam prakteknya membantu memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien atau muridnya, biasanya seorang MG merapalkan mantera – mantera atau doa – doa yang kemudian diberikan kepada klien atau muridnya, disamping menggunakan mantera atau doa biasanya MG PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI