Jenis Penelitian METODE PENELITIAN

Metode pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan metode bola salju snow ball atau berantai. Pengambilan sample dilakukan secara berantai dengan meminta informasi pada orang lain yang telah diwawancarai atau dihubungi sebelumnya, sedemikian seterusnya. Peneliti bertanya pada subyek penelitian tentang nara sumber lain yang penting atau harus dihubungi. Subyek dalam penelitian ini ditetapkan sejumlah 3 tiga orang subyek. Peneliti menetapkan jumlah subyek tersebut disebabkan oleh karena dalam penelitian ini difokuskan pada pencarian motif atau latar belakang seseorang menemui dukun yang sifatnya lebih subyektif dan bukan pada proses generalisasi, selain itu peneliti merasa bahwa dari ketiga subyek tersebut sudah cukup dapat mewakili untuk mencari tahu mengenai motif seseorang dalam menemui dukun. Dari wawancara tersebut nantinya diharapkan hasil yang diperoleh dapat lebih memfokuskan pada menemukan motif yang mendorong subyek tersebut untuk menemui dukun.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode interview atau wawancara. Menurut Banister 1994, wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna – makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Poerwandari, 2005. Menurut Koentjaraningrat 1977:162, metode wawancara atau interview mencangkup cara yang digunakan oleh seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang responden dengan bercakap – cakap dan berhadapan muka dengan orang tersebut. Wawancara menurut Nasution 2988:69, wawancara adalah cara untuk mengetahui bagaimana persepsi responden tentang dunia kenyataan dengan cara berkomunikasi dengannya. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau pedoman wawancara Nasir, 1999:234 Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode wawancara adalah merupakan suatu proses tanya jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Metode wawancara bertujuan untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari responden, serta untuk mengetahui bagaimana persepsi responden tentang dunia kenyataan dengan cara bercakap – cakap atau berkomunikasi secara langsung dengan responden, dan juga bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna – makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut.

E. Pedoman Wawancara

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan pedoman umum. Dalam proses wawancara ini, peneliti dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu – isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan – urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek – aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecekan check list apakah aspek – aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian, peneliti harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung. Wawancara dengan pedoman umum ini dapat berbentuk wawancara terfokus, yakni wawancara yang mengarahkan pembicaraan pada hal –hal atau aspek –aspek tertentu dari pengalaman subyek. Yang dijadikan dasar dari pembuatan pertanyaan adalah motif dari orang – orang yang menemui dukun, terutama dukun klenik. Motif ini berdasarkan pada pengertian dari teori motif, terutama mengenai motif sosiogenetisnya.