Struktur Umum Subjek AD

keadaannya sehingga merasa masyarakat dapat menerima dirinya. Walaupun demikian, hal ini memunculkan ketakutan akan adanya penolakan dari masyarakat jika AD tidak mengikuti kegiatan adat karena AD merasa akan kurang dapat bersosialisasi dengan masyarakat. “Kalau dilihat dari orang-orang sekitar aku tinggal mereka gak mandang gimana-gimana ya. Soalnya disana banyak yang nikah muda jadi liat aku nikah muda gini udah biasa aja bagi mereka.” 35-36 “Aku juga takut bersosialisasi di kegiatan kayak gitu kan terus aku juga udah bilang gitu sama ibu.”33 “Terus orang-orang banjar juga enggak gimana-gimana. Ya cuma kadang-kadang ada ibu- ibu yang bilang sama ibu, “kok gak mantunya yang kesini?” terus ibu selalu jawab, “iya dia masih kuliah kasih dah dia serius dulu kuliahnya nanti kalau udah selesai kuliah udah lulus baru dia yang gantiin urusan mebanjarnya”. 25 “Jadi sebenernya pengen aja ikut-ikut. Kan kita bakal tinggal disana, terus hal-hal yang kayak gitu, kita bisa dikenal. Jangan sampe kita tinggal disana hidup disana tapi kita malah enggak tau orang disana terus kita juga gak dikenal, kan malu ya. Soalnya itu kan wajib jadi harus dijalani.” 31

c. Struktur Umum Subjek AD

Diawal perkawinan, AD menganggap perkawinan sebagai sesuatu yang diinginkannya. AD merasa senang karena keinginannya untuk hidup bersama pasangannya terpenuhi. AD merasa senang selama menjalani proses mengandungnya. Ketika memutuskan untuk menikah, AD mengalami kebingungan untuk menentukan pilihan terhadap keberlangsungan pendidikannya. AD mendapatkan dukungan dari pasangan untuk tetap melanjutkan pendidikannya. AD merasa berharga karena diterima oleh pasangannya. Ketika menjalani perkawinannya, AD merasa dihargai dan diperhatikan oleh pasangannya. AD berupaya untuk merawat pasangannya dengan baik untuk mnegurangi ketakutan akan ditinggalkan oleh pasangannya. Namun, AD merasa ingin lebih dimengerti oleh pasangannya terhadap hal-hal yang dilakukannya. AD mengalami adanya penerimaan dari mertuanya. AD merasa dihargai dan diperhatikan oleh mertunya. AD merasa mendapatkan bantuan dari mertuanya dalam menjalankan perkawinan dan perannya di masyarakat. AD merasa belum dianggap dewasa oleh mertuanya karena belum diberikan tanggung jawab penuh. AD merasa bergantung dengan mertuanya akan hal-hal yang tidak diketahui dan dipahaminya. AD merasa memiliki kecemasan akan adanya penolakan dari mertuanya. AD berupaya untuk menjadi lebih dewasa dan menuruti perkataan mertuanya untuk mengurangi kecemasannya. AD merasa diterima oleh masyarakat sekitarnya. AD merasa dimengerti dan diperhatikan oleh masyarakat. AD memiliki kecemasan mendapatkan penolakan dan kurang dapat bersosialisasi dengan masyarakat jika tidak mengikuti kegiatan adat. AD berupaya mengikuti kegiatan adat untuk mengurangi kecemasannya tersebut. Perkawinan dianggap sebagai sebuah tanggung jawab baru dalam hidupnya. AD merasa jauh lebih dewasa selama menjalani perkawinan. AD memiliki keinginan untuk menunjukkan kepada orang disekitarnya bahwa pilihannya untuk menikah sudah tepat.

3. Subjek RD