145
Lampiran 8
Struktur Umum Subjek 2 AD Setting
Struktur Umum Uraian
1. Pengalaman sebelum menikah Subjek sudah memiliki rencana untuk
menikah namun mendapatkan halangan karena masih kuliah. Mertua subjek juga
mendesak untuk segera menikah. -
Merasa mendapatkan hal yang diinginkan
- Memiliki kebingungan menentukan pilihan
- Merasa diri berharga
“Sebenernya udah dari lama mau nikah tapi karena masih kuliah jadinya diundur dulu.
Sebenarnya udah sering didesak-desak gitu nikah sama ibunya dia. Terus akhirnya nikah
karena hamil.” “Waktu hamil itu yang dipikirin itu mau
berenti kuliah atau mau lanjutin kuliah” “Tapi gak ada yang ngasih berhenti ya
akhirnya mutusin buat lanjut kuliah aja gak jadi berhenti.”
2. Pengalaman saat mengandung
- Memiliki perasaan senang
“Seneng sih. Gimana ya aku bilang, istilahnya karena udah ingin nikah cuma terhambat
karena masih kuliah. Jadi tau hamil terus nikah ya seneng. Terus waktu hamil juga biasa-biasa
aja”
3. Pengalaman perkawinan
- Merasa memiliki tanggung jawab “Hmm gimana ya, ya sekarang sudah jadi ibu
rumah tangga kayak masak dirumah, walaupun tetap ya yang lebih sering dan lebih banyak ibu
yang masak daripada aku soalnya aku masih kuliah. Terus bersih-
bersih rumah.”
146
Setting Struktur Umum
Uraian Ayah subjek terbiasa mengarahkan dan
menentukan sesuatu yang harus dipilih atau dilakukan oleh subjek. Memilih
suami ini merupakan pertama kalinya subjek menentukan pilihannya sendiri dan
disetujui oleh ayah subjek. - Merasa berharga
- Merasa diperhatikan oleh pasangan
- Ingin dimengerti oleh pasangan
- Ketakutan akan ditinggalkan pasangan
- Ingin menunjukkan pilihannya tepat
- Dianggap belum dewasa oleh mertua
“Terus ada enak ada enggaknya. Enaknya kalau sekarang pulang ada yang nungguin jadi
rasanya itu seneng.” “Terus kalau misalnya pergi enggak bilang
sama dia. Kalau pergi kemana-mana enggak bilang dia marah. Mungkin sekarang lebih
nambah ya karena udah nikah jadi keberadaan
aku itu dipantau sama dia.” “Paling bertengkar karena hal sepele. Misalnya
dia enggak berani ngasih pulang sore. Tapi aku juga mikirkan gak mungkin pulang sore
enggak enak ya walaupun dikasih.” “Cuma yang lebih penting kalau ngurus suami,
kalau gak diurusin ya kasian ya nanti malah nyari yang lain lagi.”
“Komitmen sih. Soalnya kita udah milih ini, jadi harus dijalani. Dan ini juga nyaman. Masih
terlihat nyamanlah. Diusahain biar berlangsung baik enggak ada akhirnya. Hidup sekali nikah
juga sekali.” “Dibilang mantu cuma status aja sih. Masih
lebih dianggap kayak anak sama ibu. Dibebasin mau kemana mau ngapain ya
silahkan. Kalau sempat masak ya masak kalo
enggak juga gak kenapa.”
147
Setting Struktur Umum
Uraian -
Memiliki ketakutan akan adanya penolakan dari mertua
- Merasa lebih dewasa
- Merasa dapat diterima oleh mertua
- Merasa dihargai oleh mertua
- Merasa mendapatkan perhatian dari mertua
- Merasa bergantung kepada keluarga “Kalau aku sih ngikut ibu aja. Kalau disuruh
gini ya gini disuruh gitu ya g itu.”
“Dulu bisa bangun siang sekarang enggak bisa. Malu juga kan bangun siang, walaupun
orangtua enggak maksa kita. Ya itu berubah sifat dan kebiasaannya. Jadi lebih dewasa.”
“Sebenernya kalo dirumah itu semua bebas berpendapat
ya. Kita
semua saling
mengutarakan apa yang menjadi masalahnya terus entar ditanyain ke semuanya kira-kira
bagus gak bener gak kalo milih gitu. Mertua juga kok kalo misalnya mau beli apa gitu
biasanya nanya-nanya juga. Jadi pendapat
semua itu penting buat mau mutusin sesuatu.” “Tapi mereka gak terlalu ikut campur kalo
menyangkut masalah pribadi ya. Kayak masalah kuliah. Cuma kadang-kadang nanya
aja, kuliahnya udah sampe mana, ada yang kurang-kurang gak, ada yang perlu dibantu
gak. Ya yang gitu-
gitu aja.” “Kadang-kadang mertua ikut campur kalo kita
ada masalah gitu. Tapi tetep kita yang lebih mutusin ya.”
“Tapi mungkin hal-hal yang kita bener-bener kurang pengalaman baru minta bantu sama ibu.
148
Setting Struktur Umum
Uraian Masyarakat tempat tinggal yang baru
terbiasa dengan nikah muda karena kehamilan sebelum menikah sehingga
subjek tidak merasa dipandang negatif. Selain
itu, masyarakat
juga selalu
mengajak subjek
untuk melakukan
kegiatan bersama-sama. Mengikuti kegiatan adat merupakan
kewajiban setiap masyarakat Bali yang sudah menikah.
- Merasa mendapatkan bantuan mertua dalam kegiatan adat
- Masyarakat mengerti akan dirinya
- Merasa diterima oleh masyarakat - Kurang dapat bersosialisasi di dalam
masyarakat - Takut akan ada penolakan dari masyarakat
jika tidak mengikuti kegiatan adat Soalnya kan kita masih banyak yang belum
kita ngerti ya.” “Masih diwakilin sama ibu. Masih mertualah
yang ngurus. Belum jadi tanggung jawab aku sepenuhnya masih ibu yang pegang.”
“Terus orang-orang banjar juga enggak gimana-gimana. Ya cuma kadang-kadang ada
ibu- ibu yang bilang sama ibu, “kok gak
mantunya yang kesini?” terus ibu selalu jawab, “iya dia masih kuliah kasih dah dia serius dulu
kuliahnya nanti kalau udah selesai kuliah udah lulus
baru dia
yang gantiin
urusan mebanjarnya”.
“Kalau dilihat dari orang-orang sekitar aku tinggal mereka gak mandang gimana-gimana
ya. Soalnya disana banyak yang nikah muda jadi liat aku nikah muda gini udah biasa aja
bagi mereka.” “Aku juga takut bersosialisasi di kegiatan
kayak gitu kan terus aku juga udah bilang gitu sama ibu.”
“Jadi sebenernya pengen aja ikut-ikut. Kan kita bakal tinggal disana, terus hal-hal yang kayak
gitu, kita bisa dikenal. Jangan sampe kita tinggal disana hidup disana tapi kita malah
149
Setting Struktur Umum
Uraian enggak tau orang disana terus kita juga gak
dikenal, kan malu ya. Soalnya itu kan wajib jadi harus dijalani.”
Lampiran 9
Struktur Umum Subjek 3 RD
151
Lampiran 9
Struktur Umum Subjek 3 RD
Setting Struktur Umum
Uraian
1. Pengalaman sebelum menikah Sebelumnya orang tua subjek juga