Fokus Penelitian Subjek Penelitian Metode Pengumpulan Data

proses ini, aspek yang penting adalah bahasa, kognitif, afeksi untuk dapat berhubungan dengan pemikiran dan keadaan emosional subjek. Strategi penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah analisis fenomenologi deskriptif. Analisis fenomenologi deskriptif ini bertujuan untuk mengklarifikasi situasi yang dialami oleh seseorang dalam kehidupan sehari- hari. Fenomenologi deskriptif ini juga berusaha untuk dapat menangkap sedekat mungkin bagaimana pengalaman tersebut dialami dalam konteks terjadinya pengalaman itu. Selain itu, analisis ini berusaha untuk menemukan makna-makna psikologis yang terkandung dalam pengalaman tersebut Giorgi dalam Smith, 2009.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengalaman perkawinan yang dimiliki oleh remaja putri yang mengalami kehamilan tidak diinginkan KTD di Bali. Pengungkapan bagaimana dunia dipandang sebagai suatu hal berdasarkan yang dialami, dirasakan, serta dijalani oleh individu dari perspektif subjektif individu tersebut. Suatu pengalaman berasal dari pengalaman sebelumnya dan akan mempengaruhi pengalaman selanjutnya sehingga hal ini akan berkaitan dengan urutan waktu dari suatu pengalaman. Hal ini berkaitan dengan pengalaman perkawinan remaja putri yang mengalami kehamilan tidak diinginkan, kemudian terikat dengan sosial budaya yang memiliki hukum adat serta tradisi yang wajib untuk diikuti.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah remaja putri di Bali yang menikah pada usia 19-20 tahun. Subjek sudah menikah selama 2-3 tahun. Subjek bertempat tinggal di Bali dari lahir hingga menikah. Subjek memutuskan untuk menikah setelah mengetahui bahwa dirinya mengalami kehamilan tidak diinginkan KTD. Ketika menikah, subjek tetap melanjutkan studinya.

D. Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara semi-terstruktur. Hal ini berguna untuk memberikan kebebasan kepada subjek penelitian untuk memberikan respon pada pertanyaan yang diutarakan oleh peneliti. Pelaksanaan tanya-jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari- hari. Peneliti menggunakan dua pertanyaan utama dalam proses wawancara yang berfokus untuk mengungkap tujuan dan fokus penelitian. Kemudian melakukan probing dari pernyataan yang diutarakan subjek penelitian. Proses pengumpulan data melalui wawancara ini, terdapat beberapa tahap sebagai berikut: 1. Mencari subjek yang bersedia untuk dijadikan subjek penelitian. Subjek berjenis kelamin perempuan dan berada pada usia remaja yaitu sekitar 19- 20 tahun. Subjek menikah karena mengalami hamil sebelum menikah dengan rentang usia perkawinan 2-3 tahun. Subjek telah ditentukan sebanyak tiga orang. 2. Membangun rapport dan menjelaskan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Peneliti menjelaskan bahwa subjek diminta untuk menjelaskan pengalaman perkawinan akibat dari kehamilan tidak diinginkan di Bali. Peneliti juga meminta ijin akan merekan percakapan selama proses wawancara. Hal ini berfungsi agar subjek penelitian mengerti mengenai proses pengumpulan data dan bersedia untuk berproses pada penelitian ini. 3. Kemudian menentukan waktu yang tepat untuk memulai proses wawancara. Hal ini berfungsi agar aktivitas subjek penelitian tidak terganggu sehingga proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Subjek pertama pada tanggal 12 dan 19 Oktober 2013, subjek kedua tanggal 11 dan 18 Oktober 2013, dan subjek ketiga tanggal 10 dan 17 Oktober 2013. 4. Menentukan dua pertanyaan utama dalam proses wawancara. Hal ini berfungsi agar peneliti tidak terkesan menuntun subejk dalam menjelaskan pengalamannya dan mendapatkan data apa adanya. Peneliti menggunakan dua pertanyaan utama yaitu : a. Bagaimana awal mulanya kamu bisa menikah? b. Bisa diceritakan bagaimana pengalaman kamu sekarang menjadi perempuan yang sudah menikah? Kemudian peneliti melakukan probing dari pernyataan yang diutarakan oleh subjek penelitian. Contoh : Bisa kakak ceritakan bagaimana awal mulanya kakak bisa menikah? Ya awalnya itu kakak hamil. Terus karena takut dosa, kakak memilih menikah aja terus suami kakak juga memilih menikah karena takut gimana-gimana kalo gugurin kandungannya itu. Ya kakak juga takut kan kalo misalnya gugurin kandungan. Kakak memilih menikah karena suami minta menikah, sama kakak juga takut itu. Terus akhirnya bilang sama orangtua kalo kita mau nikah. Kakak pacaran baru 6 bulan tapi udah kenal lama dari SMA. Kita sama-sama dari Jembrana tapi beda banjar. Jadi itu mental kakak gak siap, finansial gak siap semuanya gak siap, tak jalan-jalanin aja ya. Sambil jalan aja belajarnya. Terus kakak tinggalnya di Denpasar atau di Jembrana, kan kakak kuliah di Denpasar? Kakak kos di Denpasar sama suami sama anaknya kakak. Jadinya kakak sama suami harus bagi tugas. Kalau pagi sampe sore suami kakak yang jaga anak dirumah. Kakak ke kampus buat klinik ini terus sore sampe malem suami kakak yang kerja, jadi kakak yang jaga anak dirumah. 5. Melakukan wawancara semi-terstruktur a. Subjek pertama Pada subjek pertama, rapport dilakukan dengan cukup cepat karena sifat subjek yang ramah dan terbuka dengan orang baru. Selain itu, sebelumnya subjek penelitian sudah diberitahukan akan menjadi subjek penelitian. Setelah melakukan rapport dilanjutkan dengan menjelaskan inform concern. Namun ketika memulai wawancara, subjek terlihat sedikit sulit untuk menjelaskan pengalamannya. Subjek juga terlihat berhati-hati ketika bercerita. Walaupun demikian subjek tetap menceritakan dengan baik setiap pengalamannya. Proses wawancara dilakukan dua kali. Wawancara yang pertama dilakukan sekitar 30 menit. Ketika wawancara kedua, peneliti menceritakan hasil wawancara yang pertama kemudian mengutarakan pertanyaan dari hasil wawancara yang pertama. Wawancara dilakukan sekitar 30 menit. b. Subjek kedua Subjek kedua tidak memiliki kendala untuk berinteraksi dengan orang baru. Subjek juga cukup kooperatif karena subjek dan peneliti berada diusia yang sama sehingga peneliti tidak perlu melakukan rapport terlalu lama kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan inform concern. Sebelumnya subjek penelitian sudah diberitahukan akan menjadi subjek penelitian. Subjek terlihat senang menceritakan pengalaman perkawinannya. Beberapa kali subjek bertanya mengenai perkembangan anak. Proses wawancara dilakukan dua kali. Wawancara yang pertama dilakukan sekitar 30 menit. Ketika wawancara kedua, peneliti menceritakan hasil wawancara yang pertama kemudian mengutarakan pertanyaan dari hasil wawancara yang pertama. Wawancara dilakukan sekitar 40 menit. c. Subjek ketiga Pada subjek ketiga, rapport dilakukan dengan sangat cepat karena subjek sangat terbuka dan santai. Setelah rapport dilanjutkan dengan menjelaskan inform concern. Sebelumnya subjek penelitian sudah diberitahukan akan menjadi subjek penelitian. Di awal wawancara, subjek sedikit bingung untuk menjelaskan pengalamannya. Namun subjek tetap dapat menjelaskan pengalamannya. Proses wawancara dilakukan sebanyak dua kali. Wawancara pertama berlangsung sekitar 35 menit dan wawancara kedua berlangsung sekitar 40 menit. 6. Selama proses pewawancaraan, peneliti menggunakan alat perekam dan mencatat beberapa hal yang berguna untuk melengkapi data yang diperoleh. Setelah wawancara, peneliti membuat transkrip wawancara.

E. Prosedur Analisis Data