Deskripsi Pengalaman Subjek AD

mertuanya. Terkadang ibu AD menginap di rumahnya hanya sekedar untuk bertemu AD atau melihat cucunya. Kegiatan sehari-hari AD yaitu menjadi ibu rumah tangga dan menjadi mahasiswi tingkat akhir yang sedang menyelesaikan skripsi. AD merasa harus secepatnya mengejar ketinggalan dari teman-teman seangkatannya karena semester lalu sempat mengambil cuti. Hal ini menyebabkan tugas rumah tangga masih lebih sering di kerjakan oleh ibu mertuanya. Tugas utama AD hanya mengurus anak dan suaminya. Sekarang AD lebih sering mencari informasi-informasi mengenai tumbuh kembang anak. Walaupun sudah menikah, AD belum menjalankan tanggung jawab sepenuhnya sebagai perempuan Bali yang sudah menikah. Hal ini dikarenakan kegiatan adat di banjar masih dikerjakan oleh mertuanya. AD hanya berfokus untuk secepatnya menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu. Suami AD berasal dari Bukit Jimbaran. Adat yang dimiliki oleh daerah ini pun tidak terlalu ketat. Jika tidak dapat mengikuti kegiatan adat, warga banjar hanya perlu membayarkan sejumlah uang yang sudah ditetapkan oleh warga banjar.

b. Deskripsi Pengalaman Subjek AD

Diawal perkawinan AD merasa seperti mendapatkan hal yang diinginkannya sehingga tetap merasa senang menjalani proses kehamilannya setelah melangsungkan perkawinannya. AD dan pasangannya sudah memiliki renacana untuk menikah muda dan sudah mendapatkan restu dari orang tua kedua belah pihak. Namun, keinginan tersebut tidak dapat terlaksana karena terhalang oleh tanggung jawab AD untuk menyelesaikan pendidikannya sehingga dengan adanya kehamilan yang tanpa rencana ini menjadi melancarkan keinginan AD untuk dapat hidup bersama dengan pasangannya. “Sebenernya udah dari lama mau nikah tapi karena masih kuliah jadinya diundur dulu. Sebenarnya udah sering didesak-desak gitu nikah sama ibunya dia. Terus akhirnya nikah karena hamil. Seneng sih. Gimana ya aku bilang, istilahnya karena udah ingin nikah cuma terhambat karena masih kuliah. Jadi tau hamil terus nikah ya seneng. Terus waktu hamil juga biasa- biasa aja.” 1-4 Pada saat itu AD memiliki kebingungan untuk menentukan pilihan untuk melanjutkan pendidikannya atau berhenti. Awalnya AD berencana untuk memilih berhenti kuliah namun AD mendapatkan dukungan dari pasangan serta keluarga untuk tetap melanjutkan pendidikannya. Hal ini membuat AD merasa dirinya tetap berharga sehingga keluarga tidak membiarkan dirinya untuk menghentikan pendidikannya. “Waktu hamil itu yang dipikirin itu mau berenti kuliah atau mau lanjutin kuliah. Tapi gak ada yang ngasih berhenti ya akhirnya mutusin buat lanjut kuliah aja gak jadi berhenti.” 5 Didalam perkawinannya AD merasa sudah memiliki tanggung jawab walaupun masih bergantung dengan mertua dan orang tua karena merasa tidak memiliki pengetahuan serta pengalaman mengenai perkawinan dan mengurus anak. “Hmm gimana ya, ya sekarang sudah jadi ibu rumah tangga kayak masak dirumah, walaupun tetap ya yang lebih sering dan lebih banyak ibu yang masak daripada aku soalnya aku masih kuliah. Terus bersih- bersih rumah.” 8 “Tapi mungkin hal-hal yang kita bener-bener kurang pengalaman baru minta bantu sama ibu. Soalnya kan kita masih banyak yang belum kita ngerti ya. Soalnya kita bener-bener belum ada pengalaman apa- apa ya.” 19 AD merasa dirinya lebih berharga karena merasa ada seseorang yang menantikan kedatangannya. AD merasakan perhatian dari pasangannya sehingga memiliki ketakutan akan ditinggalkan pasangan jika tidak mengurus pasangannya dengan baik. Namun, terkadang AD ingin dimengerti oleh pasangannya. AD ingin menunjukkan bahwa pilihannya tepat karena sejak dulu hingga sekarang AD tidak memiliki kesempatan untuk memilih hal yang disukainya mulai dari pendidikan hingga kegiatan yang akan diikutinya. AD terbiasa menjalankan pilihan-pilihan dari ayahnya. “Cuma yang lebih penting kalau ngurus suami, kalau gak diurusin ya kasian ya nanti malah nyari yang lain lagi.”10 “Terus ada enak ada enggaknya. Enaknya kalau sekarang pulang ada yang nungguin j adi rasanya itu seneng.” 11 “Paling bertengkar karena hal sepele. Misalnya dia enggak berani ngasih pulang sore. Tapi aku juga mikirkan gak mungkin pulang sore enggak enak ya walaupun dikasih. Terus kalau misalnya pergi enggak bilang sama dia. Kalau pergi kemana-mana enggak bilang dia marah. Mungkin sekarang lebih nambah ya karena udah nikah jadi keberadaan aku itu dipantau sama dia.” 15-16 “Komitmen sih. Soalnya kita udah milih ini, jadi harus dijalani. Dan ini juga nyaman. Masih terlihat nyamanlah. Diusahain biar berlangsung baik enggak ada akhirnya. Hidup sekali nikah juga sekali.” 62-63 “Waktu milih kuliah bener-bener keliatan waktu SMA aja kegiatan yang boleh diambil itu kegiatan yang bener-bener dia suka. Kalo misalnya kita seneng ini, terus dia gak suka gitu, gak terlalu dihiraukan sama dia. Kalo bapak kayak gitu” 47 AD dianggap belum dewasa oleh mertuanya sehingga AD merubah sifat dan kebiasaannya agar menjadi lebih dewasa. AD memiliki ketakutan akan adanya penolakan dari mertuanya sehingga berupaya menjadi lebih dewasa dan selalu menuruti perkataan mertuanya. Walaupun demikian AD merasa diterima oleh mertuanya sehingga memunculkan perasaan dihargai dan diperhatikan oleh mertuanya. “Dibilang mantu cuma status aja sih. Masih lebih dianggap kayak anak sama ibu. Dibebasin mau kemana mau ngapain ya silahkan. Kalau sempat masak ya masak kalo enggak juga gak kenapa.” 9 “Sekarang sudah jadi lebih dewasa. Dari segi sifat dan kebiasaan. Dulu bisa bangun siang sekarang enggak bisa. Malu juga kan bangun siang, walaupun orangtua enggak maksa kita. Ya itu berubah sifat dan kebiasaannya. Jadi lebih dewasa.” 38-39 “Kalau aku sih ngikut ibu aja. Kalau disuruh gini ya gini disuruh gitu ya gitu.”26 ”Tapi mereka gak terlalu ikut campur kalo menyangkut masalah pribadi ya.” 21 Di dalam kegiatan adat, AD masih mendapatkan bantuan dari mertuanya. Peran AD masih diwakilkan oleh mertuanya dengan alasan AD harus fokus untuk menyelesaikan pendidikan sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan adat. AD merasa masyarakat dapat mengerti akan keadaannya sehingga merasa masyarakat dapat menerima dirinya. Walaupun demikian, hal ini memunculkan ketakutan akan adanya penolakan dari masyarakat jika AD tidak mengikuti kegiatan adat karena AD merasa akan kurang dapat bersosialisasi dengan masyarakat. “Kalau dilihat dari orang-orang sekitar aku tinggal mereka gak mandang gimana-gimana ya. Soalnya disana banyak yang nikah muda jadi liat aku nikah muda gini udah biasa aja bagi mereka.” 35-36 “Aku juga takut bersosialisasi di kegiatan kayak gitu kan terus aku juga udah bilang gitu sama ibu.”33 “Terus orang-orang banjar juga enggak gimana-gimana. Ya cuma kadang-kadang ada ibu- ibu yang bilang sama ibu, “kok gak mantunya yang kesini?” terus ibu selalu jawab, “iya dia masih kuliah kasih dah dia serius dulu kuliahnya nanti kalau udah selesai kuliah udah lulus baru dia yang gantiin urusan mebanjarnya”. 25 “Jadi sebenernya pengen aja ikut-ikut. Kan kita bakal tinggal disana, terus hal-hal yang kayak gitu, kita bisa dikenal. Jangan sampe kita tinggal disana hidup disana tapi kita malah enggak tau orang disana terus kita juga gak dikenal, kan malu ya. Soalnya itu kan wajib jadi harus dijalani.” 31

c. Struktur Umum Subjek AD