lebih awal. Misalnya, anak yang takut pada hari pertama masuk sekolah bisa melakukan menangis, mengisap ibu
jarinya, terus berpegangan pada guru atau bersembunyi di sudut kelas Hall Lindzey, 1993.
Dalam regresi, kita kembali ke masa-masa kehidupan yang lebih awal dan lebih nyaman. Mekanimse pertahanan
ini paling mudah dilihat pada anak-anak. Seorang anak yang merasa terancam ketika mulai bersekolah mungkin mulai
berperilaku seperti seorang bayi. Lebih khusus lagi, regresi dapat terjadi ke masa di mana sebelumnya terdapat fiksasi.
Pada orang dewasa pencemas yang mulai merengek seperti anak kecil, menuntut kasih sayang keibuan, atau seorang
pria yang tertekan akan mencoba berbaring di dada istrinya, atau seorang wanita yang tertekan akan duduk di pangkuan
suaminya. f.
Rasionalisasi Bentuk mekanisme pertahanan diri yang terjadi dengan
menafsirkan ulang sebuah perilaku menjadi lebih rasional dan dapat diterima. Kita berusaha memaafkan atau
membenarkan sebuah ancaman yang awalnya menyakitkan dengan cara memberikan penjelasan yang rasional Hidayat,
2011. Dengan melakukan mekanisme ini, individu akan
merasa kelegaan dan terhindar dari rasa bersalahnya, karena perasaan yang menyakitkan dapat diberikan alasan yang
lebih rasional dan tidak menyakitkan atau mengibur dirinya sendiri.
g. Pengalihan Displacement Pengalihan adalah pengubahan sasaran ketakutan atau
hasrat tidak sadar seseorang. Sasaran ketakutan atau hasrat untuk mengurangi rasa kecemasan disebut dengan objek
pengganti. Objek pengganti adalah sesuatu yang tidak menjadi ancaman bagi dirinya, meskipun penggantian objek
pengganti tidak akan meredakan ketegangan secara memuaskan, seperti halnya jika langsung diarahkan kepada
orang atau objek asli Hidayat, 2011.
Pengalihan menyebabkan terjadinya tindakan agresif ke objek pengganti
seperti membanting pintu, memukul meja atau tembok. h. Sublimasi
Mekanisme pertahanan diri dalam bentuk sublimasi
adalah bentuk pengalihan impuls id yang dilakukan dengan menyalurkannya ke dalam bentuk perilaku yang lebih
terpuji dan dapat diterima oleh masyarakat Hidayat, 2011. Perilaku yang lebih terpuji dan dapat diterima oleh
masyarakat, seperti di dalam seni atau membuat lagu sesuai
dengan perasaan yang ingin dilepaskan individu Poduska, 1990
Sebagai contoh, penahanan feses dapat menimbulkan hasrat untuk mengendalikan dan mengatur kehidupan semua
orang di sekitarnya. Melalui sublimasi, dorongan-dorongan ini diubah menjadi hasrat untuk mengatur aktivitas anak-
anak atau membersihkan bantaran sungai lokal Friedman Schustack, 2006.
B. Masa Dewasa Awal 1. Pengertian Dewasa Awal
Mappiare 1983 memberikan pengertian masa dewasa dipandang dari 3 sudut pandang: sudut pandang hukum, pendidikan dan biologis
a. Secara hukum dewasa awal dimulai pada umur 21 tahun meskipun belum menikah atau sudah menikah belum berusia 21
tahun dan dapat dituntut tanggung jawab atas perbuatan- perbuatannya.
b. Pada sudut pandang pendidikan, masa dewasa merupakan masa dicapainya keemasan kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai ajar
latih yang ditunjang oleh kesiapan. c. Secara biologis masa dewasa awal adalah suatu keadaan
tumbuhnya ukuran-ukuran tubuh dan mencapai kekuatan maksimal serta siap “berproduksi”.
Ketiga pandangan di atas menunjukkan permulaan periode dewasa awal dan pengertian dewasa awal, dari ketiga pandangan tersebut terdapat
pandangan lain tentang periode dewasa awal tentang peran dan tanggung jawab yang diharapkan oleh masyarakat. Masa dewasa awal merupakan
periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan- harapan sosial baru. Individu diharapkan dapat menjalankan peran baru,
seperti peran suamiistri, orangtua, dan pencari nafkah, dan
mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keingan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru Hurlock, 1980.
2. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau memasuki suatu periode tertentu dari kehidupam individu, apabila berhasil
maka akan menimbulkan perasaan bahagia dan dapat melanjutkan tugas perkembangan selanjutnya, namun bila gagal, akan menimbulkan perasaan
tidak bahagia dan kesulitan menghadapi tugas-tugas perkembangan selanjutnya Hurlock, 1980.
Sebelum memasuki masa dewasa awal, seseorang memasuki masa remaja. Di setiap periode mempunyai tugas-tugas perkembangannya, sama
seperti masa remaja. Salah satu tugas perkembangan masa remaja adalah seseorang berkembang sesuai dengan perannya, pada anak perempuan
diharapkan berperilaku feminin dan anak laki-laki diharapkan maskulin,
sehingga minat anak laki-laki dan anak perempuan mempunyai perbedaan Hurlock, 1980.
Setelah memasuki masa dewasa awal, seseorang haruslah lebih mantap dan memahami bagaimana dirinya harus bersikap sesuai dengan
perannya. Apabila ketika memasuki dewasa awal, seseorang belum mantap dan memahami dengan pilihannya berarti dirinya belum atau tidak
berhasil menjalankan tugas perkembangan diperiode sebelumnya yaitu masa remaja.
Berdasarkan pengertiannya, keberhasilan individu menjalankan tugas perkembangan di dalam suatu periode, bergantung dengan
keberhasilan dalam melaksanakan tugas perkembangan di periode sebelumnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keberhasilan
individu dalam menjalankan tugas perkembangan dewasa awal dipengaruhi oleh keberhasilan dalam menjalankan tugas perkembangan
pada saat remaja.
C. Wanita
Terdapat dua unsur yang membedakan antara wanita dan laki-laki, yaitu: unsur psikejiwa dan unsur jasmani Kartini, 2006. Dari unsur
jasmani, seseorang akan disebut berjenis kelamin laki-laki jika ia memiliki penis, jakun, kumis, janggut, dan memproduksi sperma. Sementara
seseorang disebut berjenis kelamin wanita jika ia mempunyai vagina dan
rahim sebagai alat reproduksi, memiliki alat untuk menyusui payudara dan mengalami kehamilan dan proses melahirkan.
Sesuai dengan tugas perkembangan wanita dewasa awal, wanita mempunyai kemampuan untuk berkembang dan membangun dirinya,
berlandaskan pola pilihannya sendiri, menuju pada taraf kehidupan yang lebih tinggi. Jadi, ada usaha “penyempurnaan diri” menurut satu pola
kebaikan. Sebagai pribadi yang mandiri, wanita adalah pengada dan pembentuk. Sebagai pribadi, wanita sebagai pembentuk, dapat dilihat
dengan peranan wanita sebagai ibu untuk merawat dan membentuk karakter anak-anaknya. Wanita memiliki pribadi yang lebih detail
dibandingkan dengan laki-laki, hal ini ditunjukkan peranan wanita sebagai ibu rumah tangga yang bertugas untuk membersikan rumah dan
menyiapkan keperluan sehari-hari di rumah.
1. Sifat-Sifat Khas Wanita
Wanita mempunyai sifat-sifat khusus, sehingga wanita dapat dibedakan antara wanita dan laki-laki. Menurut Kartini 2006, terdapat
sifat-sifat khas wanita, yaitu: a. Narsisme
Narsisme atau “cinta-diri sendiri”. Narsisme ini sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadian wanita. Oleh karena itu
gejala narsisme biasanya dikaitkan dengan pribadi wanita, dengan kata lain narsisme merupakan sifat khas wanita. Maka narsisme
banyak diidentikkan
dengan sifat-sifat
kewanitaan. Freud
menyatakan, narsisme pada wanita mempunyai daya-tarik yang amat besar bagi orang lain itu bersumber pada sifat-sifat yang narsistis tadi;
yaitu unsur cinta-diri sendiri, dan keinginan untuk mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri, dilakukan dengan cara merawat diri
sendiri, berpenampilan agar menarik perhatian dari lawan jenis. b. Kepasifan dan Masokhisme
Ciri lain dari wanita dewasa ialah kecenderungan kuat untuk bersikap pasif dan semakin menguatkan masokhisme. Kecenderungan
pada kepasifan itu lebih baik disebutkan sebagai “aktivitas yang mengarah ke dalam”, mengarah pada diri sendiri. Namun hendaknya
dipahamai, bahwa kepasifan tersebut bukan berarti tidak bergerak, kekosongan, atau tidak berbuat sesuatu kegiatan. Melainkan aktivitas
yang mengarah ke dalam itu menunjukkan adanya fungsi kegiatan- kegiatan tertentu untuk: memupuk sifat-sifat belas-kasih, sabar,
berhati-hati, teliti, dan rela menderita. c. Identifikasi
Identifikasi di sini yang berarti wanita dengan begitu erat-
terikat pada seseorang yang sudah dianggapnya nyaman dan aman bagi dirinya. Indentifikasi secara ketat, dapat menyebabkan apabila
wanita tidak sedang bersama orang yang diadakan indentifikasi maka