samodra jembar-lebar yang mampu memuat segala keresahan,
nestapa, kebahagian, dan segala sesuatu yang baik dan buruk dengan rasa sabar.
Luluh berarti juga “narimah sumarah”, yaitu: bisa mensyukuri segala sesuatu yang melimpah danmengenai dirinya dengan rasa
tawakal. Wanita harus mematuhi semua perintah suami dan orangtua. Ibu-ibu harus bisa melegakan hati para putranya; artinya: bisa
menuntun para putra-putrinya menempuh jalan benar, dan membuat senang bahagia anak-anaknya. Tidak “esak-rupak lan puguh”; artinya
tidak suka bermalas-malasan. Setiap saat ia tekun mawas diri.
3. Wanita Yang Maskulin
Di dalam kehidupan masyarakat, terdapat wanita yang memiliki sifat dan sikap yang cenderung kelaki-lakian. Wanita yang
cenderung kelaki-lakian yang kuat, memiliki ciri psikologis; wanita tipe ini merasa seakan-akan tidak pernah memiliki seorang ibu; ia
merasa lebih mirip atau lebih dekat pada ayahnya, yang seorang pria, dengan mengecilkan fungsi dan arti dari ibunya sendiri, kepribadian
wanita tadi mengalami kemiskinan psikis yang sangat kronis, wanita tipe ini menganggap dirinya identik-sama dengan laki-laki, dan merasa
lebih superieur daripada sesama wanita, lalu ia membuang jauh-jauh sifat-sifat kewanitaan dari kehidupan perasaannya Kartini, 2006.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, untuk mengartikan peran jenis kelamin adalah dengan karakteristik sebagai maskulin, feminin
atau androgini. Menurut Rothausen Ammiriel, Yadi Susatyo,
2007 karakteristik orang sangat maskulin adalah orang yang memiliki ciri-ciri, minat, kegemaran, dan ketrampilan bermasyarakat yang
secara khusus dikaitkan dengan sifat kejantanan. Seseorang yang bersifat feminin adalah orang yang memiliki dirinya memiliki ciri-ciri,
minat, kegemaran, dan ketrampilan bermasyarakat yang bersifat kewanitaan.
Peran jenis kelamin androgini merupakan orang yang bergerak di luar peran gender tradisional. Orang yang mempunyai peran jenis
kelamin androgini memiliki integrasi secara aspek maskulin dan feminin dalam gaya hidup mereka, individu yang mempunyai peran
androgini ini lebih fleksibel dalam beradaptasi yang lebih baik untuk beragam situasi sosial.
a. Kecemasan yang dialami oleh wanita maskulin Wanita maskulin yang mempunyai aktivitas yang aktif,
mempunyai kecemasan-kecemasan. Kecemasan yang dialami oleh seseorang wanita maskulin berhubungan dengan orang lain
maupun kecemasan yang tidak ada hubungan dengan orang lain. Kecemasan yang dialami wanita maskulin menurut Kartini 1992,
yaitu:
1 Wanita maskulin mempunyai pikiran bahwa, wanita akan selalu menduduki “klas kambing” saja dalam masyarakat,
sehingga sebisa mungkin wanita yang berkarakteristik aktif menunjukkan bahwa wanita tidak selalu di bawah laki-laki,
2 Ketakutan pada unsur-unsur feminitasnya sendiri dalam bentuk gejala neurotik, gangguan kehidupan emosional dan gangguan
fungsi-fungsi kewanitaan yang spesifik seperti gangguan dalam siklus menstruasi, gangguan fisik, dan psikhis waktu
hamil, kesukaran ketika melahirkan bayi, dan lain-lain, 3 Dalam kehidupan cintanya, banyak mengalami kekecewaan
karena cinta tersebut “dirasionalkan”. Sehingga wanita
maskulin mengalami kecemasan dalam kehidupan cintanya, bahwa dirinya tidak berhasil untuk menemukan pasangan.
D. Mekanisme Pertahanan Diri Seseorang Wanita Dewasa Awal yang Maskulin
Masa dewasa awal akan merasa bahagia apabila tugas perkembangan
dirinya sepenuhnya
dipenuhi. Pemenuhan
tugas perkembangan sesuai umurnya saat ini, tugas perkembangan sebelumnya
haruslah sudah dipenuhi. Dengan begitu, individu akan merasa bahagia karena melaksanakan tugas perkembangan sesuai dengan tahap
perkembangannya Hurlock, 1980. Pada saat masa dewasa awal, karakteristik yang sudah menetap pada dirinya merupakan pembentukan