mendistorsi kenyataan, dan 2 bekerja secara tidak sadar sehingga individu yang melakukan mekanisme pertahanan tidak tahu apa yang sedang terjadi Hall dan
Lindzey, 1993. Maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data pada observasi berperanserta participant observation dan menggunakan triangulasi
penggunaan sumber.
B.
Hasil Penelitian 1. Identitas Subjek
Nama : A nama samaran
Tempat Tanggal Lahir: Yogyakarta, 28 November 1992 Asal Daerah
: Yogyakarta Jenis Kelamin
: Perempuan Usia
: 22 tahun Agama
: Katolik Alamat
: Yogyakarta Anak ke-
: 2 dari 2 bersaudara Pendidikan Terakhir : S1
Cita-cita : Membangun sekolah bagi anak-anak yang tidak
mampu
Hobby : Bermain basket
Penampilan Fisik : Tinggi badan ± 155cm, berat badan ± 61kg,
kulit sawo matang, rambut pendek potongan seperti laki-laki, tebal, ikal, diwarna coklat, bentuk wajah bulat, mata sipit, berkacamata, bibir tipis,
hidung pesek, berpenampilan seperti laki-laki, cara berjalan seperti laki-laki. Penampilan Psikis
: Ramah, tertutup, tidak banyak bicara, cuek, tidak suka berbasa-basi, suka menolong jika diminta tolong oleh orang lain, subjek akan
menjadi terbuka atau banyak bicara pada orang yang benar-benar membuat dirinya nyaman.
Sumber Informasi : Subjek, teman subjek
2. Latar Belakang Keluarga
Latar belakang keluarga subjek A diperoleh dari penjelasan yang diberikan oleh subjek, Ibu subjek dan peneliti melakukan observasi. Keluarga
subjek terdiri dari bapak, ibu dan dua anak. Subjek merupakan anak bungsu, kakak subjek merupakan perempuan yang sudah bekerja di luar kota. Di
Yogyakarta, subjek tinggal dengan kedua orangtuanya. Bapak subjek diberhentikan dari pekerjaannya ketika masa krisis tahun 1998, saat ini bapak
subjek membantu pekerjaan dari Ibu subjek. Ibu subjek bekerja sebagai pedagang pakaian, tas, sepatu melalui online atau pesan singkat seperti BBM,
ibu subjek menjual dagangan tersebut ke teman-teman atau saudara dari ibu
subjek. Sehingga dari tahun 1998, sumber penghasilan keluarga ini dari ibu subjek. Subjek termasuk anak yang tidak terlalu dekat dengan bapaknya, ia
lebih cenderung dekat ibu subjek. Menurut pandangan subjek, bapaknya merupakan orang yang keras.
Baginya, bapak memiliki watak yang keras, cuek, bertanggung jawab, dan tidak banyak bicara. Pandangan ini muncul karena subjek merasa bahwa
bapaknya tidak banyak mengatur dirinya, atau mengomeli dirinya ketika dia melakukan kesalahan. Subjek merasa bahwa yang banyak memberitahu atau
menasehati dirinya adalah ibu subjek. Sehingga sampai saat ini, subjek tidak terlalu dekat dengan bapak subjek. Sikap bapaknya ini, ia rasakan setelah
bapak subjek diberhentikan dari pekerjaannya. Ia merasa bahwa bapak subjek menjadi lebih keras, terkadang membentak subjek tanpa alasan yang jelas dan
pada umur 6 tahun ini subjek pernah di pukul oleh bapaknya, pada saat itu subjek menangis dan berhenti lama. Namun saat ini, bapak subjek tidak
pernah memukul subjek lagi. Di dalam keluarga subjek, tidak mempunyai anak laki-laki sehingga
subjek merasa bahwa dirinyalah yang harus membantu dalam pekerjaan anak laki-laki.
“Yaa iya sering kalo itu apalagi di rumah gak ada anak cowok jadi yaa mesti kayak yang bantu-bantu angkat aku. Iya angkat-angkat..
dulu waktu papiku di Jakarta juga selokan mampet pas ujan-ujan sama ngencengin yang buat ledeng itu juga aku. Kalo sekarang
cuman ngurus basket.” WS122-124.
3. Pertumbuhan Jasmani dan Riwayat Kesehatan
Pertumbuhan jasmani subjek berkembang secara normal sesuai dengan tahap perkembangannya. Subjek tidak memiliki penyakit apapun saat ini.
Subjek pernah sakit DBD dan tipes dalam waktu bersamaan ketika SMA. Subjek tidak seperi wanita-wanita pada umunya, yang mengalami datang
bulan setiap bulannya. Subjek mengalami datang bulan setiap dua bulan sekali, subjek sudah memeriksakan kondisinya ke dokter ketika diperiksa
hasil yang diperoleh adalah hormon subjek mengakibatkan datang bulan dua bulan sekali. Hormon subjek, lebih banyak hormon testosterone dibandingkan
hormone estrogen.
4. Ciri-ciri Kepribadian
Subjek berpenampilan maskulin, hal ini bertentangan dengan harapan dan persepsi masyarakat sebagai perempuan. Sehingga banyak orang-orang
disekitar subjek seperti guru ketika masih sekolah, teman-teman subjek, dan saudara-saudara subjek. Mereka mengharapkan subjek lebih berpenampilan
feminism. Tetapi menurut pengakuan subjek, subjek merupakan pribadi yang cuek dengan komentar orang lain dalam segi penampilannya.
“Kalo aku sih cuman tak jawab iyah-iyah sambil ketawa dan gak sakit hati kok soalnya aku maunya berubah karena diri sendiri.”
WS159-160