Mekanisme Pertahanan Diri Seseorang Wanita Dewasa Awal yang Maskulin

Teknik pencatatan data dalam penelitian ini dengan cara menceritakan kembali suatu kejadian dan keadaan lingkungan, yang bertujuan untuk memperoleh data yang luas dan tentang tingkah laku, kehidupan sosial serta lingkungan sosial subjek. Metode pencatatan ini dilakukan dengan cara mengidentifikasikan mekanisme pertahanan diri yang dilakukan subjek. Penulis menggunakan beberapa metode dalam usaha untuk memperoleh data dan informasi tersebut, yaitu:

1. Riwayat Hidup

Pedoman riwayat hidup digunakan untuk memperoleh dan mengetahui data tentang latar belakang kehidupan subjek penelitian. Riwayat hidup diperoleh dari bertanya langsung kepada subjek tentang data diri subjek, data keluarga, tentang riwayat kehidupan termasuk pekerjaan, pendidikan, dan kesehatan.

2. Wawancara

Esterberg dalam Sugiyono, 2010 menyatakan bahwa, wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam wawancara informasi ini, penulis melengkapi informasi yang telah terkumpul dan mengecek kebenaran informasi yang telah penulis peroleh. Wawancara ini dilakukan terhadap subjek sendiri dan teman dekat subjek. Panduan Wawancara ini berdasarkan aspek-aspek sumber kecemasan yang dialami oleh wanita dewasa awal. Agenda yang direncanakan peneliti untuk bertemu dengan subjek: a. Tanggal : 21 Desember 2015 Tempat : Rumah Makan Isi Pertemuan : Bertemu dengan subjek untuk menjelaskan penelitian yang dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan menanyakan identitas subjek. b. Tanggal : 5 Januari 2015 Tempat : Rumah Makan Isi Pertemuan : Melakukan wawancara, dengan memberikan pertanyaan tentang ketakutan terhadap unsur-unsur kefeminitasnya. c. Tanggal : 9 Januari 2015 Tempat : Rumah Makan Isi Pertemuan : Melakukan wawancara. Berikut ini akan dijabarkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kecemasan yang dialami oleh wanita maskulin, yang beraktivitas aktif Kartini, 1992: a. Aspek : Ketakutan pada unsur-unsur feminitasnya sendiri dalam bentuk gejala neurotic, gangguan kehidupan emosional dan gangguan fungsi-fungsi kewanitaan yang spesifik Pertanyaan : 1 Apakah kamu merasa cemas karena kamu mempunyai hormon yang berbeda dengan wanita yang lain? 2 Apakah kamu merasa mudah marah, atau tersinggung oleh orang lain yang mengomentari penampilanmu? 3 Apakah kamu merasa cemas dengan penampilan kamu yang terbilang tidak feminin? 4 Adakah kamu mempunyai prasangka, bahwa masyarakat menilaimu negative dengan penampilanmu? Jika iya, prasangka apakah itu? Apa yang kamu lakukan apabila pikiran tersebut tiba-tiba muncul? 5 Apakah kamu ada niatan untuk mengubah penampilanmu yang sekarang? Alasannya? 6 Apakah penampilanmu saat ini membuat dirimu nyaman atau tidak? Alasannya? 7 Adakah waktu atau situasi seperti apa yang bisa mengubah penampilanmu?

3. Observasi

Nasution Sugiyono, 2010 menyatakan bahwa, observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Tujuan observasi adalah mendiskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Observasi dilakukan selama melakukan wawancara dengan subjek, peneliti melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan. Penelitian ini dalam teknik