tidak akan merasakan kebahagian jika ia terlampau lama berpisah dengan orang tersebut, sekalipun wanita ini tidak sedang sendiri.
d. Sifat keibuan
Bila bicara tentang wanita, tidak terhindarkan untuk langsung mengaitkannya dengan peran dan statusnya sebagi ibu. Justru karena
peran dan statusnya sebagai calon ibu-lah yang membuat membuat wanita memiliki sifat keibuan. Sifat keibuan yang dimaksut adalah
rasa merawat, mendidik dan mengasuh. Sebagai wanita dewasa awal, mungkin tidak langsung merawat, mendidik dan mengasuh anak bagi
yang belum menikah, wanita akan memiliki sifat keibuan terhadap perilaku untuk orang-orang disekitarnya.
2. Keutamaan Wanita Menurut Konsepsi Budaya Jawa
Seseorang yang sudah memasuki usia dewasa, diharapkan siap menerima kewajiban dan tanggung jawab kedewasaan, yang ditunjukkan
dengan pola-pola perilaku yang wajar sesuai dengan kebudayaan sekitarnya. Harapan atau konsep yang diyakini oleh kebudayaan Jawa
sebagai wanita menurut Kartini 1992, yaitu: a. Merak-ati
Merak-ati itu berarti: membangun kemanisan, memperlihat
keindahan, mampu mengkombinasikan warna-warna yang beraneka ragam untuk “ngadi sarira” atau memperindah diri. Ayu wajahnya dan
ramah-tamah pekertinya. Terbuka hatinya, hingga memancarkan muka
yang “sumeh”, menawan hati. “Kewes” dan “ririh-ruruh” bicaranya; artinya: bergaya dan menarik hati, lagi pula lemah-lembut bicaranya.
Luwes, halus, gemulai dan meresap-sedap dipandang mata segala gaya serta tingkah lakunya.
b. Gemati Gemati
berarti: memelihara, mengawetkan segala sesuatu. Gemati juga berarti “cecawis”; artinya selalu menyediakan segala
perlengkapan, serta membekali dan melayani kebutuhan keluarganya. Gemati juga bersifat “bangkit-miranteni”, artinya: selalu sibuk
melengkapi segala kebutuhan seisi rumah dan anggota keluarga. Teliti dan berhati-hati dalam segala tindakan. Mampu mendidik puta-putri
dengan tekun dan penuh kasih-sayang. Karena itu wanita disebut sebagai sumber dari kasih sayang,
dan sumber dari kehidupan. Wanita juga diharapkan mampu menghibur serta merawat orang-orang yang sakit; baik yang sakit