Keutamaan Wanita Menurut Konsepsi Budaya Jawa

1 Wanita maskulin mempunyai pikiran bahwa, wanita akan selalu menduduki “klas kambing” saja dalam masyarakat, sehingga sebisa mungkin wanita yang berkarakteristik aktif menunjukkan bahwa wanita tidak selalu di bawah laki-laki, 2 Ketakutan pada unsur-unsur feminitasnya sendiri dalam bentuk gejala neurotik, gangguan kehidupan emosional dan gangguan fungsi-fungsi kewanitaan yang spesifik seperti gangguan dalam siklus menstruasi, gangguan fisik, dan psikhis waktu hamil, kesukaran ketika melahirkan bayi, dan lain-lain, 3 Dalam kehidupan cintanya, banyak mengalami kekecewaan karena cinta tersebut “dirasionalkan”. Sehingga wanita maskulin mengalami kecemasan dalam kehidupan cintanya, bahwa dirinya tidak berhasil untuk menemukan pasangan.

D. Mekanisme Pertahanan Diri Seseorang Wanita Dewasa Awal yang Maskulin

Masa dewasa awal akan merasa bahagia apabila tugas perkembangan dirinya sepenuhnya dipenuhi. Pemenuhan tugas perkembangan sesuai umurnya saat ini, tugas perkembangan sebelumnya haruslah sudah dipenuhi. Dengan begitu, individu akan merasa bahagia karena melaksanakan tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya Hurlock, 1980. Pada saat masa dewasa awal, karakteristik yang sudah menetap pada dirinya merupakan pembentukan dari pengalaman masa lalunya. Salah satu tugas perkembangan masa dewasa awal adalah memenuhi tanggung jawab dan peranan seperti yang diharapkan oleh masyarakat. Ketika wanita maskulin bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya, terdapat tekanan emosi yang dialami oleh wanita maskulin. Tekanan emosi tersebut kemudian akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan emosi di dalam dirinya sehingga dirinya menjadi cemas. Sumber kecemasan ini berasal dari beberapa hal, yaitu wanita tidak boleh dianggap oleh masyarakat “klas kambing”, memiliki ketakutan pada unsur-unsur feminitasnya dan Dalam kehidupan cintanya, banyak mengalami kekecewaan karena cinta tersebut “dirasionalkan” Kartini, 1992. Kecemasan yang dialami wanita dewasa awal yang berasal dari sumber-sumber kecemasan itu terdorong untuk mencari jalan keluar dengan cara melakukan mekanisme pertahanan diri. Misalnya, wanita dewasa awal melupakan kekecewaannya dengan cara menekan kekecewaannya itu sampai kealam bawah sadarnya, sehingga ia tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan tersebut memindahkan rasa kekecewaannya tersebut kepada orang lain. Mekanisme pertahanan diri yang diuraikan dalam penelitian ini, antara lain: represi, penyangkalan, pembentukan reaksi, proyeksi, regresi, rasionalisasi, penggantian, dan sublimasi Hidayat, 2011 28

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian. Hal yang berkaitan antara lain: jenis penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, lokasi dan sasaran penelitian, waktu pelaksanaan, langkah- langkah tahap penelitian, teknik pengujian keabsahan data dan teknik analisi pengolahan data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Oleh sebab itu, penelitian kualitatif dilakukan secara intensif dengan partisipasi dari peneliti sendiri selama berada di lapangan. Bogdan dan Biklen dalam Sugiyono, 2010 menyebutkan bahwa penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, data yang terkumpul biasanya berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka, dan lebih menekankan makna data dibalik yang teramati. Teori yang digunakan dalam penyusunan masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial dan disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Berdasarkan teori di dalam penelitian kualitatif masalah pada penelitian dapat diteliti dan diketahui bahwa penelitian ini merupakan penelitian studi kasus.