Review Literatur tentang Metode Asesmen Kebutuhan Psikologis Tunanetra.

30 Daftar Kebutuhan Menurut Murray Batasan Singkat Emosi yang Terlibat Press yang Menyumbang Untuk memahami apa saja fenomena yang merangsang dirinya.

2.1.4 Review Literatur tentang Metode Asesmen Kebutuhan Psikologis Tunanetra.

Penelitian sebelumnya mengenai kebutuhan mahasiswa tunanetra pernah dilakukan oleh Herlina, dkk 2008 mencari tentang profil kebutuhan psikologis mahasiswa tunanetra yang belajar di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel penelitian berjumlah 10 orang. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, dan tes psikologi yaitu tes EPPS. Data diolah dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan profil kebutuhan psikologis antara mahasiswa tunanetra yang mengalami kebutaan sejak lahir dengan mahasiswa tunanetra yang mengalami kebutaan setelah lahir. Namun, alat tes psikologis seperti EPPS dianggap masih memiliki kerkurangan sebagai alat ukur kebutuhan psikologis bagi remaja tunanetra, dimana EPPS belum memiliki alat tes braille untuk remaja tunanetra dan EPPS hanya mencakup 15 kebutuhan saja dan memungkinkan subjek untuk melakukan faking good . Gronlund 1997 menunjukkan bahwa ketika soal EPPS dibacakan secara lisan dalam pengerjaannya, hal ini akan menimbulkan gangguan dari suara atau pelavalan dari tester yang membacakan. Jika tidak membacakan dengan nada 31 yang netral, maka hal ini akan menjadikan petunjuk bagi subjek dalam menjawab pertanyaannya.

2.2 Remaja Tunanetra

2.2.1 Pengertian Remaja Tuna Netra

Santrock 2002 menjelaskan masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Hurlock 1980 membagi masa remaja menjadi masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal berlangsung kira-kira antara usia 13-16 tahun, dan masa remaja akhir berlangsung antara usia 16-18 tahun. Menurut Santrock 2003 perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh badan menjadi semakin panjang dan tinggi. Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh Sarlito Wirawan Sarwono, 2006: 52. Sementara itu, Erikson dalam Alwisol, 2009 mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa krisis. Hal ini dikarenakan pada masa ini remaja berusaha untuk menemukan indentitas dirinya. Kekacauan indentitas mungkin terjadi seperti terbaginya gambaran diri, ketidakmampuan membina persahabatan yang akrab, dan lain sebagainya. Kekacauan identitas yang berlebih dapat mengakibatkan penyesuaian diri yang patologis dalam bentuk regresi ke perkembangan sebelumnya. Pengertian Individu yang mengalami tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya kedua-duanya tidak berfungsi sebagai saluran penerima