14
cara merenungkan hukum-Nya dan berkanjang dalam doa siang dan malam. Sebagaimana ditegaskan dalam pedoman hidup mereka
“...hendaknya masing- masing anggota tinggal di biliknya atau di dekatnya sambil merenungkan hukum
tuhan siang dan malam serta berjaga-jaga dalam doa...” Regula psl. 7. Firman
Allah bagi mereka bukan hanya pedoman hidup yang utama, melainkan juga merupakan senjata yang ampuh untuk melawan serangan dan godaan setan.
Penghayatan hidup yang berlandaskan sepenuhnya pada sabda Tuhan menjadi tuntunan sekaligus tuntutan bagi mereka
“hendaknya pedang Roh yaitu firman Allah tinggal secara berlimpah dalam mulut dan hatimu serta segala sesuatu
yang harus dilakukan, lakukanlah itu dalam sabda Tuhan” Regula psl. 14.
B. Pentakosta
1. Roh Kudus dalam Pentakosta
Peristiwa Pentakosta atau turunnya Roh Kudus atas para Rasul adalah sebuah peristiwa yang sangat penting bagi kehidupan umat kristiani, karena
melalui peristiwa itu dan daya yang menjiwainya Gereja terbentuk. Pentakosta menjadi momen penting bagi lahirnya saksi-saksi hidup Yesus yang tidak gentar
terhadap ancaman dan berbagai pencobaan yang mengganggu iman dan kecintaanya kepada Kristus yang hidup. Lidah-lidah api yang dapat kita saksikan
pada hampir semua lukisan peristiwa Pentakosta, seakan-akan merupakan jari-jari tangan yang menyuruh Gereja supaya masuk ke dunia Helwig, 1974: 7. Karena
daya pentakosta inilah mereka berani mempertaruhkan nyawa dan mengorbankan segalanya demi Dia yang mereka cintai. Dari orang-orang penakut mereka diubah
15
menjadi pewarta-pewarta Injil dan saksi-saksi Kristus yang tidak gentar Indrakusuma, 2012; 26. Hal ini dapat kita jumpai dalam diri para murid dan
mereka semua yang percaya kepada pemberitaan para rasul itu. Kiranya peristiwa Pentakosta tidak lain daripada pengalaman pertama akan karya Roh Kudus dalam
jemaat Konferensi Waligereja Indonesia, 2000: 300-301.
Para murid yang adalah rasul dan saksi dari kehidupan Yesus berkobar- kobar mewartakan tentang apa mereka lihat, apa yang mereka dengar, dan apa
yang mereka alami tentang Yesus kepada siapa saja yang mereka jumpai. Dan bahkan mereka berani mengarungi lautan dan masuk dalam situasi yang asing
bagi mereka untuk menyebarkan kabar sukacita injil, dengan harapan supaya
orang lain menjadi selamat dan juga mengalami apa yang mereka alami.
Keberanian itu tidaklah berasal dari mereka sendiri, melainkan dari Allah yang mereka cintai di atas segalanya. Allah yang mereka cintai memberi mereka
kekuatan untuk memberikan kesaksian tentang Yesus, melengkapi mereka dengan daya surgawi yang memampukan mereka mewartakan dengan penuh kuasa baik
dalam perkataan maupun perbuatan. Itulah karya Roh Kudus yang mereka terima dalam peristiwa pentakosta Kis 2:1-13. Roh inilah yang akan membangkitkan
tulang-tulang kering serta menjadikannya manusia-manusia yang hidup Indrakusuma, 2012: 17. Turunnya Roh Kudus ini merupakan pemenuhan janji
Yesus atas para murid-Nya Mrk 1:8, Yoh 14:16-17; 16:12-13, Kis 1:4-5.
2. Roh Kudus dan Jemaat Perdana
Seluruh kehidupan jemaat perdana, sebagaimana dilukiskan oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul, ditandai oleh Karya Roh, bukan hanya pada awal atau
16
kesempatan istimewa, tetapi selalu dan di mana-mana Konferensi Waligereja Indonesia, 2000: 301. Rm. Yohanes Indrakusuma 2012: 26 mengatakan bahwa
Roh Kudus adalah cinta sempurna, kebijaksanaan tertinggi, pengertian terdalam, kuasa yang paling hebat kekuatan ilahi yang membeda-bedakan, menyelidiki,
mengubah serta memperbarui segalanya. Kehidupan jemaat perdana adalah kehidupan yang sepenuhnya dibimbing, dijiwai dan digerakkan oleh Roh Kudus.
Keterbukaan hati mereka memungkinkan Roh Kudus dapat berkarya dengan bebas dan membentuknya menjadi insan-insan Allah yang hidup. Tanpa adanya
sikap iman yang terbuka sepenuhnya, Roh Kudus tidak akan berkarya dengan perantaraan mereka. Kehadiran Roh Kudus dengan segala kuasa-Nya
membangkitkan kembali harapan yang sudah mati karena keterbatasan manusiawi. Roh Kudus menggairahkan kembali semangat iman para murid
Yesus. Menilik fenomena turunnya Roh kudus atas para Rasul, menarik sekali apa
yang dikatakan oleh Desi Ramadhani 2008: 148-149, bahwa tanda pertama akan hadirnya Roh Kudus adalah pujian untuk memuliakan kebesaran Allah dan yang
kedua adalah terciptanya sebuah komunitas. Sebagaimana juga dikatakan oleh Guido Tisera 2002: 41 bahwa Roh Kudus dalam peristiwa pentakosta membuat
mujizat besar yaitu mujizat persatuan Roh Kudus mempersatukan orang-orang yang percaya dan meraka yang terbuka akan karyaNya menjadi satu umat.
Keterbukaan akan bimbingan dan kuasa Roh Kudus menjadikan orang-orang yang percaya kepada pemberitaan para rasul hidup dalam persatuan sebagai satu
komunitas orang beriman. Sebagai komunitas yang dibimbing dan lahir karena
karya Roh Kudus, mereka hidup dalam:
17
a. Ketekunan dalam Pengajaran Para Rasul
Yang dimaksud adalah pelayanan sabda yang mencakup pemakluman pertama, pendalaman iman, dan kesaksian hidup. Jemaat bertumbuh dan menjadi
matang serta mempertahankan hidup dalam kesatuan antara mereka berkat sabda yang dibacakan dan didengar di tengah mereka. Para Rasul adalah saksi yang
hidup dari setiap peristiwa hidup Yesus dan pewartaan-Nya. Para Rasul menerangkan perjanjian Lama dalam terang perjanjian Baru yang terpenuh secara
sempura dalam diri Yesus Tisera 2002: 43-44. Para rasul juga mengingat dan menghidupkan kembali kata-kata Yesus yang mereka dengar di tengah pertemuan
jemaat dan mencari solusi dari persoalan jemaat dalam terang kata-kata, ajaran, dan contoh hidup Yesus Tisera 2002: 63-64. Pemahaman akan sabda ini terjadi
berkat bimbingan Roh Kudus yang hidup dan berkarya di tengah-tengah mereka.
b. Taat Kepada Pemimpin
Pemimpin dipandang sebagai perpanjangan tangan Kristus di dunia. Oleh karenanya, setiap anggota menghormati pemimpin mereka sebagaimana mereka
menghormati dan taat kepada Kristus. Kristus telah mengangkat para Rasul menjadi pemimpin Gereja yang harus didengarkan, ditaati dan dihormati
“barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku” Luk 10:16. Artinya adalah, apabila
mendengarkan dan mentaati perintah dari para Rasul, sama dengan mentaati Kristus sendiri. Dalam ketaatan kepada pemimpin, mereka merealisir ketaatan
kepada Kristus seperti yang telah di teladankan oleh ketujuh orang murid yang dipilih oleh para rasul untuk diutus melayani orang miskin serta menyebarkan
18
firman Allah Kis. 6: 1-6. Mereka taat kepada rasul yang menjadi pemimpin mereka, mereka menerima dan menjalan tugas tersebut dengan senang hati
sehingga firman Allah semakin tersebar dan jumlah orang yang percaya bahwa Yesus adaah Tuhan semakin bertambah.
c. Berbagi dalam Segala Sesuatu dan Hidup Sederhana
Kis 2:44-45, segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Beberapa dari mereka menjual harta miliknya untuk kebutuhan sesamanya Kis
4:32.35-37, memberi sumbangan kepada mereka yang membutuhkan Kis 11: 29, pelayanan kepada janda-janda kis 6:1-7. Dalam perjalanan pewartaan
Paulus, perhatian terhadap mereka yang miskin juga menjadi prioritasnya. Paulus gencar meminta kepada jemaat yang didirikannya untuk memberikan sumbangan
demi membantu mereka yang berkekurangan. Cita-cita mereka bukanlah kemiskinan, mainkan berbagi, solidaritas,
kepekaan terhadap sesama khususnya terhadap anggota yang berkekurangan Tisera 2002: 44. Hal ini mereka lakukan bukan karena keterpaksaan, melainkan
dengan sukarela dan digerakkan oleh Roh Kudus. Dasarnya adalah kesatuan iman akan Kristus. Iman menghasilkan kasih yang nyata dalam kerelaan untuk saling
membantu dalam kesusahan sehingga tidak seorang pun yang berkekurangan di antara mereka.
d. Berdoa dan Makan Bersama dalam Perjamuan
Jemaat perdana adalah jemaat yang berdoa. Doa menjadi bagain dari kehidupan mereka alam segala situasi dan dilakukan secara terus menerus. Bagi
19
mereka doa bagaikan nafas yang menghidupi seluruh jemaaat. Selain secara pribadi, mereka juga berkumpul bersama untuk berdoa sebelum mengambil
keputusan penting atau peristiwa besar dalam jemaat Tisera 2002: 57-59. Sebagai sebuah komunitas umat beriman selain tekun dalam doa, mereka juga
berkumpul memecahkan roti secara bersama-sama sambil mengenangkan kembali karya penyelamatan Kristus Kis 2:46; 4: 45-46; 20:6.7, 1Kor 10:16. Komunitas
ini adalah komunitas doa dan komunitas Ekaristi. Secara berkala mereka berdoa di bait Allah dan di rumah-rumah secara bergilir. Suasana kekeluargaan,
persaudaraan, dan spontanitas mewarnai peritiwa itu Hidup dalam kesederhanaan
Tisera 2002: 45. Dalam perkembangannya Roh kudus hidup dalam Gereja dan
menolongnya menemukan harta rohani dari kabar gembira Injil kristus. Roh Kudus menemani Gereja sepanjang peziarahannya di dunia, menyatukan dan
menguduskannya dengan memberi Gereja semua anugerah yang diperlukan untuk memenuhi semua tugasnya. Roh Kudus melimpahkan karisma dan karunia kepada
setiap orang, menciptakan persatuan di tengah perbedaan yang besar demi pembangunan seluruh tubuh Kristus Kiswara, 1988:19. Kehadiran Roh
mengubah kita menjadi anak Allah, maka Roh itu menjadi sumber rahmat dan pantas disebut “rahmat dasar”. Allah serta Roh-Nya tetap merupakan misteri,
yang tidak mungkin dijangkau oleh manusia Konferensi Waligereja Indonesia,
2000: 304-308.
C. Komunitas Tritunggal Mahakudus