53
Pada tanggal 29 Juni hingga 5 Juli 1980 diadakan PKKI II yang merumuskan arah katekese di Indonesia yaitu katekese umat yang berarti:
Komunikasi iman atau bertukar pengalaman iman antar anggota jemaat atau kelompok. Melalui kesaksian para peserta saling membantu
sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam katekese umat tekanan terutama
diletakkan pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan dan mengandaikan perencanaan Huber, 1980: 2.
Katekese kapan dan di mana pun juga merupakan komunikasi iman. Arah Katekese sekarang menuntut agar para sementara peserta semakin mampu
mengungkapkan diri demi pembangunan jemaat Huber, 1980: 7. Ini berarti katekese dari umat dan untuk umat, katekese yang menjemaat, yang berdasarkan
situasi konkret setempat menurut pola Yesus Kristus Telaumbanua, 1999: 11.
B. Tujuan Katekese
Tujuan katekese dapat dirumuskan berdasarkan cara pandang setiap orang. Secara kasar dan hanya berdasarkan peristilahan, apabila dipahami dalam rangka
suatu pengajaran iman, maka katekese bertujuan agar isi iman dapat dimengerti oleh peserta. Apabila dipahami dalam rangka komunikasi iman, maka katekese
bertujuan agar pengalaman iman dapat diungkapkan dengan baik. sedangkan apabila dimengerti dalam rangka pendidikan iman, maka katekese bertujuan agar
manusia mencapai kedewasaan iman Sumarno, 2014: 1.
Dalam Anjuran Apostolik Catechesi Tradendae, Paus Yohanes Paulus II
menyatakan bahwa tujuan katekese:
....berkat bantuan Allah mengembangkan iman yang baru mulai tumbuh, dan dari hari ke hari memekarkan menuju kepenuhannya serta semakin
memantapkan perihidup Kristen umat beriman,muda maupun tua. Kenyataan itu berarti: merangsang pada taraf pengetahuanmaupun
54
penghayatan, pertumbuhan benih iman yang ditaburkan oleh Roh Kudus melalui pewartaan awal, dan yang dikaruniakan secara efektif melalui
babtis CT, art. 20.
CT art. 1 menguraikan bahwa penyelenggaraan katekese oleh Gereja selalu dipandang sebagai salah satu tugasnya yang amat penting. Hal ini sangat
sesuai dengan perintah terakhir yang diberikan oleh Kristus sebelum Ia terangkat naik ke surga, yaitu agar supaya para Rasul mewartakan Injil keseluruh dunia dan
menjadikan semua bangsa murid-Nya Mat. 28:19-20. Melalui katekese setiap orang kristiani dibawa kepada pertobatan dan
pengalaman akan hadirnya Roh Kudus dalam setiap perjalanan hidup sehari-hari seningga pada akhirnya dapat mencapai kematangan iman. Dalam Anjuran
Apostolik Catechesi Tradendae, Paus Yohanes Paulus II mengemukakan bahwa: Hanya Rohlah, yang menjadikan kita mampu berseru kepada Allah: “Abba, ya
Bapa” Rm. 8:15. Tanpa Roh Kudus kita tidak dapat mengatakan: “Yesus itu Tuhan” 1 Kor. 12:3. Oleh karena itu katekese, yang berarti perkembangan dalam
iman dan pendewasaan hidup Kristen menuju kepenuhannya, merupakan karya Roh Kudus, karya yang hanya Rohlah yang dapat mengawali dan melestarikan
dalam Gereja CT, art. 72. Katekese bukan saja menghubungkan umat dengan Yesus Kristus, melainkan mengundangnya untuk memasuki persekutuan hidup
yang mesra dengan-Nya CT, art. 5. Huber 1980: 17 merumuskan lima poin yang menjadi tujuan dari
komunikasi iman yaitu: a.
Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman kita sehari-hari;
b. Dan kita bertobat metanoia kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-
Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari;
55
c. Dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan
cinta kasih dan makin di kukuhkan hidup Kristiani kita; d.
Pula kita makin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta.
Kelima rumusan diatas menyorot katekese dari berbagai sudut yang berbeda, ketiga sorotan pertama lebih-lebih memperhatikan peserta, kedua lainnya
menegaskan tugas Gereja dan semuanya berpuncak pada kehidupan masyarakat Huber, 1980: 17.
Dalam bidang pelayanan pastoral, katekese memiliki peranan yang penting karena melalui katekeselah sabda Tuhan diwartakan melalui pengalaman hidup
umat sehari-hari. Melalui pewartaan sabda Tuhan pula kehidupan umat dapat diteguhkan sehingga iman mereka semakin matang dan dewasa. Begitulah melalui
katekese kerygma Injil lambat laun diperdalam, dikembangkan konsekuensi- konsekuensi implisitnya, dijelaskan melalui bahasa, yang mencakup sapaan
terhadap akalbudi, dan disalurkan kearah praktek hidup Kristen dalam Gereja dan masyarakat CT, art. 25. Pada intinya katekese sungguh perlu baik bagi
pendewasaan iman maupun bagi kesaksian umat Kristen di tengan masyarakat: tujuannya ialah mendampingi umat Kristen, untuk meraih kesatuan iman serta
pengertian akan Putera Allah, kedewasaan pribadi manusia, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus CT, art 25.
C. Isi Katekese