KTM Hadir di Yogyakarta

BAB III KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS DISTRIK YOGYAKARTA

A. KTM Hadir di Yogyakarta

Menurut catatan tangan ibu Heri Ngadiono yang ditulis kembali oleh Ibu Katrin dalam buku kenangan 25 tahun KTM 2012: 60-61, perjalanan KTM Yogyakarta diawali pada tahun 2003. Ibu Heri Ngadiono yang sudah menjadi anggota KTM Sel Hati Kudus Yesus di Semarang, bersama teman-teman di Yogyakarta mengadakan pertemuan sel sepulang dari kursus Kitab Suci di Gereja Kumetiran. Pada waktu itu anggota sel ini adalah: ibu Heri Ngadiono, ibu Threes Hendrati, ibu Kris Darmono, Bapak Sutikno dan Ibu Sutikno alm. Kemudian sel tersebut di beri nama sel Theresia Lisieux, dan pertemuan sel diadakan dirumah ibu Threes, Jl. Wates, Gamping. Waktu itu sel didampingi juga oleh ibu Inge dari wilayah Semarang, sehingga untuk pengajaran-pengajaran PPAT I ikut di Semarang dan dibina oleh tim dari KTM Distrik Malang dengan pelayan- pelayannyaseperti ibu Sisyanti, ibu Swandono dan Rm. Ari Parwanto O. Carm. Di awal tahun pertama anggota bertambah dan sel Theresia Lisieux membelah. Terbentuk sel Yohanes Salib, anggota sel pun mulai aktif mengikuti retret yang diselenggarakan di Ngadireso, Tumpang Malang. Sel ini juga membina sel anak muda yang basecampnya di AT Yolan, seiring berjalannya waktu dan anggota pun mulai bertambah. Tahun berikutnya sel Theresia Lisieux membelah lagi dan hadirlah sel Theresia Lisieux II. Demikian juga sel Yohanes Salib membelah dan terbentuklah sel Teresa Avila. Sehingga jumlah sel yang ada waktu adalah 4 sel, maka disarankan untuk membentuk satu wilayah. 33 Pada 2006 di Yogyakarta diadakan kegiatan retret awal, juga retret penyembuhan luka batin bersama suster Putri Karmel dan frater CSE dari Ngadireso, Tumpang Malang. Tuhan menambah jumlah orang yang tergerak untuk melayani dan bergabung sehingga sel-sel baru tumbuh, terutama setelah diadakan Kebangunan Rohani Katolik KRK bersama Rm. Yohanes Indrakusuma O. Carm pada tahun 2007. Ada sel Benedictus, sel Yohanes Rasul, sel Vincens de Paul, sel Maria Sedayu, sel Christoporus dan Elia. Kemudian dari sel-sel tersebut dibentuk menjadi wilayah-wilayah, yaitu Yogya I, Yogya II dan Yogya III. Saat ini sel semakin berkembang dengan adanya sel bagi kaum muda, yaitu sel Antonius Padua Kotabaru, sel Bonaventua Atma Jaya, sel Avila dan sel Ignasius Sanata Dharma Paingan, anggota sel muda-mudi ini kebanyakan merupakan para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta, mereka berasal dari beberapa daerah dan tidak sedikit dari mereka yang sudah menjadi anggota KTM sejak dari daerah asalnya, selain itupertambahan anggota juga berasal dari peserta Camping Rohani yang diadakan setiap tahun di Pertapaan Karmel Ngadireso, Malang. Karena jumlah sel dan anggotanya sudah mencukupi, maka DPP memutuskan untuk menjadikan muda-mudi sebagai wilayah sendiri, sehingga dipilihlah Dewi sebagai pelayan wilayah muda-mudi dan Cindy sebagai wakilnya. Selain itu, di paroki Mlati pun sudah terbentuk satu sel untuk dewasa, yakni sel Aloysius Gonzaga, sesuai nama paroki Mlati. Awal tahun 2009, bertambah sel St. Yosef Klaten, masuk dalam wilayah Yogya II. Dan pada tahun yang sama pula Distrik Yogyakarta terbentuk, dihadiri oleh bapak Giovany Karamoy dan bapak Budi Santoso dari tim Dewan Pelayan Umum DPU, terpilihlah pelayan distrik yaitu bapak Wijaya Susanto dan ibu Heri Ngadiono sebagai wakilnya. Masa pelayanan Dewan Pelayanan Distrik I berakhir sampai tahun 2011. 34 Pelayanan DPP dilanjutkan setelah pemilihan kembali DPP yang baru periode 2011-2013, yang terpilih sebagai pelayan distrik adalah bapak Stefanus Sugianto dan ibu Katrin sebagai wakilnya. Pada tahun 2013 diadakan lagi pemilihan DPP yang baru, bapak Stefanus Sugianto kembali terpilih sebagai pelayan distrik dan Edwin sebagai wakilnya. Sepanjang perjalanan KTM di Yogyakarta, baik ketika masih satu sel dan bertumbuh menjadi wilayah kemudian distrik, banyak hal yang telah dialami oleh semua anggota KTM, ketika bersama-sama mengadakan Retret Dasar Hidup Kristiani retret awal di Pakem, melayani tugas koor, berziarah bersama ke Gua Maria, pelayanan di Lapas, bahkan ketika beberapa anggota sedah mengikuti BINUS, semakin membawa komunitas ini untuk merasakan kehadiran Allah ditengah kehidupan sehari-hari.

B. Spiritualitas Komunitas Tritunggal Mahakudus