xvi
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: dalam terjemahan terbaru, yang
diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. 2007.
B. Singkatan Dokumen Gereja
CT :
Catechesi Tradendae Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II
Tentang Katekese Masa Kini. DV
: Dei Verbum
Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II Tentang Wahyu Ilahi
EG :
Evangelii Gaudium Seruan Apostolik Paus Fransiskus tentang
Sukacita Injil. LF
: Lumen Fidei
Ensiklik Paus Fransiskus Tentang Terang Iman NMI :
Novo Millennio Ineunte : Pada Awal Milenium Baru Surat Apostolik
Paus Yohanes Paulus II tentang seruan dan ajakan untuk mengenang masa lampau dengan penuh syukur, menghayati masa sekarang
dengan penuh entusiasme dan menatap masa depan penuh kepercayaan.
RC :
Redemptionis Sacramentum Sakramen Penebusan
xvii
C. Singkatan Lain
Alm :
Almarhum Art
: Artikel
Ay :
Ayat BINUS
: Pembinaan Khusus
CSE :
Carmelitae Sancti Eliae Dll
: Dan lain-lain
DPP :
Dewan Pelayan Pusat DPU
: Dewan Pelayan Umum
KGK :
Katekismus Gereja Katolik KTM
: Komunitas Tritunggal Mahakudus
KWI :
Konferensi Waligereja Indonesia Lapas
: Lembaga Pemasyarakatan
No. :
Nomor O. Carm
: Ordo Karmel
P. Karm :
Putri Karmel PKKI
: Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan se Indonesia
PPAT :
Program Pembinaan Anggota Tahap Psl
: Pasal
SCP :
Shared Christian Praxis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ziarah dan perkembangan hidup rohani seseorang tidak dapat dilepaskan dari yang namanya spiritualitas. Spiritualitas seseorang kapan pun dan
di mana pun dapat menjadi ciri khas penghayatan hidup rohani dan pelayanannya. Spiritualitas dapat disebut cara mengamalkan seluruh kehidupan sebagai seorang
beriman yang berusaha merancang dan menjalankan hidup ini semata-mata seperti Tuhan menghendakinya Heuken, 2002: 12. Oleh karenanya, pola hidup, cara
berdoa maupun pelayanannya dapat menjadi terang bagi kita dalam mengetahui spiritualitas apa yang menjiwainya. Seseorang yang selalu bergelut dalam doa,
keheningan dan meditasi dapat dengan mudah kita ketahui bahwa orang tersebut adalah seorang karmelit. Mereka yang berkobar-kobar dalam kuasa Roh Kudus
mewartakan kabar gembira dan kharisma-kharismaNya sepintas kita mengenalnya sebagai orang yang ikut dalam pembaharuan karismatik. Demikian juga dengan
mereka yang pagi, siang, malam berkecimpung dalam pelayanan karitatif terhadap sesama yang menderita sakit baik mental maupun fisik, lalu kita akan
mengatakan bahwa semangat St. Vincentius a Paulo atau Muder Teresa dari Kalkuta mengalir dalam nadinya. Meskipun apa yang dilihat mata tersebut
bukanlah mutlak dan menjadi patokan bagi kita dalam mengenali spiritualitas yang dihayati seseorang, namun hal itu dapat menjadi indikator bagi kita dalam
memahaminya. Hidup dan ajaran mereka sebaiknya kita gunakan sebagai inspirasi dan teladan bagi hidup rohani kita Heuken, 2002: 9.
2
Berbagai macam spiritualitas hidup rohani telah muncul dan bertumbuh subur dalam sejarah perkembangan Gereja dari awal hingga dewasa ini.
Spiritualitas tersebut tidaklah berseberangan satu dengan yang lainnya, tetapi saling berkaitan dan berkesinambungan, karena semuanya bersumber dari Allah
yang satu dan sama yang memberi inspirasi. Biasanya berkenalan dengan berbagai peraturan hidup rohani membuat jiwa menemukan jalannya. Jalan ini
sesekali dijumpai, akan ada kebutuhan yang lebih lanjut untuk mengadakan studi yang lebih menyeluruh tentang spiritualitas yang mewakilinya dan untuk
mengetahui para kudus yang menjadi gurunya Eugene, 2011: 106. Dalam tulisan ini penulis hanya memfokuskan diri membahas Spiritualitas
Karmel dan Spiritualitas Karismatik yang menjadi jiwa dari hidup dan pelayanan Komunitas Tritunggal Mahakudus. Dalam hidup dan pelayanan anggota KTM,
semangat Karmel dan Karismatik adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pada dasarnya, semangat Karmel dan Spiritulitas Karismatik merupakan suatu
kesatuan yang selama ini telah memperkaya kehidupan KTM Indrakusuma, 2010: 101. Jadi tidak dapat dikatakan bahwa KTM hanya doa, meditasi dan
kontemplasi tanpa adanya keterbukaan akan kuasa Roh Kudus dengan segala karunia dan karismanya.
Dalam perkembangannya, KTM sebagai sebuah komunitas dengan banyak anggota, pemahaman akan arti, makna dan jiwa dari semangat Karmel dan
Karismatik menjadi kurang dimengerti dengan baik oleh anggota, sehingga berimbas pada kurangnya penghayatan hidup rohani dan pelayanannya.
Penghayatan hidup rohani dan pelayanan yang kurang menjadikan visi dan misi KTM menjadi pudar, sehingga banyak anggota yang suam-suam kuku dalam
3
menghayati hidup berkomunitas dan melayani sesama. Tidak dapat dipungkiri bahwa memang fenomena ini muncul sebagian karena kurangnya pengetahuan
anggota tentang spiritualitas yang menjiwai dan visi misi yang dihayatinya. Oleh karena itu, segenap anggota komunitas diharapkan untuk belajar bersama
menggali kekayaan, mendalami dan menghayati kedua spiritualitas yang dimaksud secara teratur dan konsekuen. Dengan demikian maka visi dan misi
komunitas dapat terwujud dalam hidup dan pelayanan setiap anggota baik secara komunitas maupun perorangan.
Dari apa yang diuraikan di atas, maka tulisan ini dimaksudkan untuk memaparkan Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik agar segenap
anggota komunitas dapat mengerti dengan baik dan benar serta dapat menghayati, mengembangkan visi dan misi sebagaimana dimaksud oleh pendirinya. Untuk itu,
penulis memberi judul skripsi ini: SPIRITUALITAS KARMEL DAN SPIRITUALITAS
KARISMATIK SEBAGAI
SUMBER UNTUK
MENGEMBANGKAN VISI DAN MISI BAGI ANGGOTA KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS DI DISTRIK YOGYAKARTA.
B. Rumusan Masalah