Faktor-faktor yang mempengaruhi kesepian

adalah pengalaman terisolasi ketika seseorang yang kesepian menghadapi kematian. e. Kesepian Psikologikal Psychological Loneliness Kesepian ini timbul dari dalam hati individu, baik yang berasal dari situasi masa kini maupun sebagai reaksi dari trauma-trauma masa lalu. Contohnya adalah seorang mahasiswa yang tidak ingin menjalin pertemanan karena pernah dikucilkan dan dijauhi ketika SMA.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesepian

Terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi kesepian Brehm dalam Sari, 2010, yaitu: a. Usia Stereotip umum menggambarkan bahwa usia tua sebagai masa penuh kesepian. Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang dilakukan Pearlman dalam Taylor dkk, 2009 bahwa kesepian paling sering terjadi di kalangan remaha dan dewasa awal dan paling jarang dirasakan oleh orang-orang yang lebih tua. Hal tersebut dikarenakan orang yang lebih muda mengalami masa transisi sosial seperti meninggalkan dunia tempat tinggal dan keluarga yang dikenal dan harus bertemu orang-orang baru serta membangun kehidupan sosial yang baru. b. Sosio-Ekonomi Kesepian lebih lazim dialami oleh orang-orang miskin dibandingkan orang yang cukup kaya. Hubungan yang baik akan lebih mudah dijaga apabila orang memiliki cukup banyak waktu dan uang untk aktivitas senggang Taylor dkk, 2009. Hal yang serupa juga ditemkan dari hasil survey yang dilakukan oleh Page dan Cole yang menyatakan bahwa anggota keluarga dengan penghasilan rendah lebih mengalami kesepian dibandingkan anggota keluarga dengan penghasilan tinggi. c. Status Pernikahan Pinquart dalam Taylor dkk, 2009 mengungkapkan bahwa orang yang tinggal dengan pasangan cenderung tidak kesepian. Manfaat hidup bersama ini lebih besar bagi orang-orang yang menikah dibandingkan bagi orang yang hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Namun demikian, disebutkan juga bahwa beberapa orang yang menikah juga merasakan kesepian. Hal ini dikarenakan pernikahan mereka tidak memuaskan secara personal atau karena mereka kekurangan teman di luar hubungan pernikahan mereka. d. Gender Menurut Borys dan Perlman 1985, perempuan lebih sering mengalami kesepian dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan laki-laki lebih sulit menyatakan kesepian secara jelas dibandingkan perempuan. Selain itu, berdasarkan stereotip peran gender, pengekspresian emosi kurang sesuai bagi laki-laki dibandingkan dengan perempuan. e. Karakteristik Latar Belakang Lain Rubenstein, Shaver, dan Hazan dalam Peplau, 1988 mengungkapkan bahwa individu dengan latar belakang orang tua bercerai akan lebih beresiko kesepian dibandingkan dengan individu dengan latar belakang orang tua yang tidak bercerai. Semakin muda usia individu ketika orang tuanya bercerai, maka semakin tinggi tingkat kesepian yang dialami oleh individu tersebut. Hal serupa diungkapkan oleh Taylor, dkk 2009 bahwa anak dari orang tua yang bercerai biasanya lebih cenderung mengalami kesepian saat ia dewasa dibandingkan anak dari keluarga yang harmonis. Menurut Hurlock 1990, hal ini dikarenakan perceraian orang tua dapat berpengaruh buruk terhadap konsep diri anak karena anak akan bertumubuh dengan pengembangan rasa tidak percaya diri, perasaan tidak aman, takut, dan harga diri rendah. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesepian adalah usia, sosio-ekonomi, status pernikahan, gender, dan karakteristik latar belakang lain.

5. Penyebab Kesepian