menjadi pendapatnya kepada sesame mahasiswa, terutama yang berhubungan dengan tanggung jawab atas perkembangannya.
4. Dampak Kompetensi Komunikasi
Arroyo 2010 mengungkapkan bahwa kompetensi komunikasi memiliki dampak terhadap interaksi hubungan antar individu. Arroyo
2010 juga mengungkapkan bahwa adanya kompetensi komunikasi yang baik mendukung kualitas relasi yang dibangun. Korelasi antara
kompetensi komunikasi dengan penerimaan dalam berelasi ini juga diungkapkan oleh Leclerc 2014. Dalam penelitiannya, Leclerc 2014
melihat adanya penerimaan yang lebih baik dikarenakan adanya kemampuan dalam berkomunikasi atau kompetensi komunikasi yang baik.
Dalam penelitiannya disebutkan juga bahwa individu dapat membangun kepercayaannya pada orang lain dengan menggunakan kompetensi
komunikasi yang dimilikinya.
C. Dinamika Hubungan Antara Kesepian dengan Kompetensi Komunikasi pada Mahasiswa Baru dan Pendatang di Yogyakarta
Manusia dikenal sebagai mahluk sosial. Hulme 2000 menyatakan bahwa setiap manusia tidak dapat hidup sendiri. Hal tersebut dikarenakan
adanya kebutuhan-kebutuhan lain yang tidak dapat dipenuhi sendiri.
Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk bersosialisasi dan memiliki teman. Kebutuhan bersosialisasi ini membuat manusia berinteraksi antara satu
manusia dengan manusia lainnya melibatkan proses komunikasi. Komunikasi dijelaskan sebagai sarana yang diciptakan oleh manusia
untuk saling mengerti. Mereka saling bertukar informasi antara satu individu dengan individu lainnya Taylor dkk, 1986. Mereka menggunakan bahwa
baik secara verbal maupun non-verbal agar individu lain paham terhadap apa yang diinformasikan oleh individu sebelumnya West dan Turner, 2007.
Kesalahan yang muncul dalam penyampaian pesan yang salah dapat berdampak
tidak tercapainya
informasi secara
jelas dan
dapat diinterpretasikan secara salah. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan
dalam menyampaikan pesan dan dapat menyampaikan secara efektif dibutuhkan kemampuan yang disebut sebagai kompetensi komunikasi atau
disebut juga sebagai kemampuan berkomunikasi. Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi memiliki hubungan erat
dengan interaksi dan pertemanan yang terbentuk. Komunikasi merupakan salah satu unsur seorang mahasiswa dalam menjalin relasi dengan
lingkungannya. Kompetensi komunikasi yang baik dapat membantu mahasiswa tersebut dalam menjalin relasi dengan mahasiswa lain. Ketika
relasi yang terbentuk baik, maka mahasiswa akan terpenuhi kebutuhan akan sosialnya. Hal ini berbeda dengan mereka yang memiliki kompetensi
komunikasi buruk. Mereka yang kurang memiliki kompetensi komunikasi akan kesulitan dalam menjalin relasi dengan individu lain dan individu
tersebut akan kesulitan dalam beradaptasi ditempat yang baru. Beradaptasi dan melakukan interaksi untuk membangun relasi juga sering dilakukan oleh
para calon mahasiswa yang mengalami transisi sosial karena ingin menempuh pendidikan yang lebih tinggi Santrock, 2002.
Kegagalan atau keberhasilan seorang mahasiswa baru dan pendatang ini dalam menjalin relasi akan mempengaruhi tinggi rendahnya kepuasan
dalam terpenuhnya kebutuhan sosialnya. Ketika kebutuhan sosial mereka tercukupi, maka mereka tidak memiliki masalah dalam kehidupannya. Hal ini
berlawanan ketika kebutuhan sosial mereka tidak terpenuhi. Mahasiswa baru dan pendatang ini akan merasa dirinya gagal dalam membangun relasi.
Perasaan gagal dalam membangun relasi inilah yang memunculkan perilaku- perilaku negatif seperti tidak percaya diri untuk membangun relasi. Pada
akhirnya mahasiswa tersebut merasa dirinya tidak dibutuhkan dan merasa gagal. Kegagalan tersebut berakibat pada perubahan perilaku menjadi negatif
pada diri manusia tersebut Peplau dan Pearlman, 1982. Perubahan negatif yang terjadi pada perilaku individu seperti menjauh dari kegiatan sosial,
menolak bergabung dengan kelompok, diam ketika terlibat percakapan, dan lain-lain Peplau dan Pearlman, 1982. Dalam keadaan tanpa individu lain
disekitarnya, mahasiswa tersebut akan merasa dirinya kesepian.
D. Skema Penelitian