Turner, 2007. Noel Gist dalam bukunya Fundamentals of Sociology dalam Siahaan, 2000 juga mengungkapkan bahwa interaksi sosial
meliputi pengoperan arti-arti dengan menggunakan lambang-lambang maka disebut sebagai komunikasi.
Berdasarkan definisi
tersebut dapat
disimpulkan bahwa
komunikasi merupakan proses interaksi sosial yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam menyampaikan pesan stimulus dalam bentuk
baik verbal maupun non verbal dan menerimanya yang kemudian dapat diinterpretasikan sehingga pesan dapat dipahami.
2. Definisi Kompetensi Komunikasi
Littlejohn dan Jabusch 1982, dalam Zalabak Shockley, 2006, mendefinisikan kompetensi komunikasi sebagai suatu kemampuan dan
keinginan seseorang untuk berparitisipasi dengan penuh tanggung jawab di dalam suatu transaksi tertentu sebagai upaya untuk memaksimalkan
hasil dari suatu proses diskusi. Sedangkan Jablin dan Sias dalam Payne, 2005 mendefinisikan kompetensi komunikasi merupakan sejumlah
kemampuan, selanjutnya disebut resources, yang dimiliki oleh seorang komunikator untuk digunakan dalam proses komunikasi. Keduanya
mendefinisikan kompetensi komunikasi sebagai kemampuan yang digunakan untuk dalam proses komunikasi.
Kompetensi komunikasi
diartikan sebagai
seperangkat kemampuan seorang komunikator untuk menggunakan berbagai sumber
daya yang ada di dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, kompetensi komunikasi adalah pemanfaatan segala kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk berkomunikasi secara baik dengan menggunakan pesan- pesan yang dianggap tepat dan efektif Meyers, 2012. Ditambahkan pula,
Zalabak dan Shockley 2006 mendefinisikan kompetensi komunikasi sebagai suatu kemampuan komunikasi yang terdiri dari pengetahuan,
kepekaan, keterampilan, dan nilai-nilai. Kompetensi komunikasi muncul dari interaksi, teori, praktek, dan analisis Zalabak Shockley, 2006.
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi komunikasi merupakan kemampuan komunikasi
seseorang yang terdiri dari pengetahuan, kepekaan, keterampilan, dan nilai-nilai yang muncul dari interaksi, teori, praktek, dan analisis.
3. Aspek Kompetensi Komunikasi
Shockley dan Zalabak 2006 menyebutkan aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi komunikasi, yaitu:
a. Knowledge Competency Knowledge
competency merupakan
kemampuan untuk
memahami lingkungan
komunikasi. Knowledge
competency
merupakan pemahaman dari teori dan prinsip-prinsip. Di samping itu, knowledge competency
merupakan dasar yang penting untuk mendukung kepekaan individu terhadap kehidupan, untuk memandu
keterampilan individu, dan untuk memahami penerapan standar etika serta nilai-nilai pribadi dalam berbagai pengaturan organisasi.
Knowledge competency dapat dikembangkan melalui eksplorasi dan
interaksi secara aktif yang merupakan bagian dari proses alami komunikasi antarpribadi. Sebagai contoh, mahasiswa baru akan
dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan sesama mahasiswa dan mampu untuk menyesuaikan cara berbicara dengan kondisi
lingkungan sekitar. b. Sensitivity Competency
Sensitivity atau kepekaan diartikan sebagai kemampuan untuk
merasakan secara tepat makna dari perasaan yang diutarakan oleh orang lain. Hal tersebut terkait dengan kemampuan untuk memahami
apa yang orang lain rasakan dan lakukan. Kemampuan individu ini dapat dikembangkan melalui pemeriksaan pribadi tentang penggunaan
teori-teori komunikasi. Sebagai contoh adalah mahasiswa yang dapat memberikan feedback yang tepat dan peka terhadap kondisi dan
suasana lawa bicaranya akan diterima dengan baik.
c. Skill Competency Skill competency
merupakan kemampuan untuk menganalisis lingkungan dengan seksama dan untuk menjalankan atau memulainya
diperlukan pesan secara efektif. Dalam hal ini skill competency berfokus
pada pengembangan kemampuan menganalisis dan kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam berbagai setting. Skill
competency ini dapat dikembangkan melalui analisis dan berlatih di
setiap kesempatan. Sebagai contoh, seorang mahasiswa harus bisa mengkondisikan dirinya ketika berbicara dengan sesame mahasiswa
dan cara berkomunikasinya harus meyakinkan agar bisa dipercaya oleh mahasiswa yang lain.
d. Values Competency Values
atau nilai-nilai
menekankan pada
pentingnya mengambil tanggung jawab pribadi untuk komunikasi yang efektif dan
dengan demikian dapat memberikan kontribusi terhadap keunggulan organisasi. Values competency dapat dikembangkan dengan diskusi
yang dilakukan oleh seseorang secara bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam komunikasi. Di dalam values competency,
kesuksesan sebuah kelompok dapat diawali dengan keterlibatan atau peran seseorang dalam komunikasi yang efektif. Sebagai contoh,
seorang mahasiswa harus dapat mengkomunikasikan apa saja yang
menjadi pendapatnya kepada sesame mahasiswa, terutama yang berhubungan dengan tanggung jawab atas perkembangannya.
4. Dampak Kompetensi Komunikasi