Hibiscus sabdariffa L. PENELAAHAN PUSTAKA

8

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Hibiscus sabdariffa L.

Gambar 1. Tanaman dan bunga rosela Ismail, Ikram and Nazri, 2008 Rosela merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 0,5-3 m dengan batang berwarna merah atau hijau dan dapat tumbuh pada daerah beriklim tropis gambar 1 Ismail, et al, 2008. Hibiscus sabdariffa L. dikenal umum dengan nama rosela Indonesia, bissap Senegal, roselle Inggris, oseille de guinea Perancis, dan karkadeh Arab Pacôme, et al, 2014. Rosela merupakan famili Malvaceae gambar 2. Bunga rosela yang keluar dari ketiak daun merupakan bunga tunggal dengan 8-11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, pangkal saling berlekatan dan berwarna merah. Kelopak bunga ini yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman Maryani dan Kristiana, 2005. Teh kelopak bunga Hibiscus sabdariffa L. merupakan minuman berasa aromatik yang menyegarkan dan dapat berfungsi sebagai pencahar ringan. Kelopak bunga Hibiscus sabdariffa L. yang kering, besar dan berwarna merah rubi dididihkan pada air untuk memperoleh teh hibiscus. Konsentrasi yang cukup besar pada kelopak adalah oksalat, malat, sitrat, tartrat, dan asam hibiscus Bruneton, 2008. Gambar 2. Klasifikasi Hibiscus sabdariffa L. Dorr, 2011 Hibiscus sabdariffa L. biasa digunakan sebagai diuretik, pencegahan ansietas, laksatif, penyakit jantung, inflamasi pada kulit dan mukosa, pilek dan sebagai antihipertensi Rotblatt and Ziment, 2002. Hibiscus sabdariffa L. juga digunakan sebagai agen antiseptik, astringen, afrodisiaka, sakit perut, penenang dan tonik obat kuat. Selain itu, dapat digunakan pada penyakit hati, demam, luka, nanah dan anemia. Terdapat banyak penelitian mengenai efek farmakologi ekstrak dari berbagai bagian tumbuhan rosela seperti aktivitas hepatoprotektif, antimutagenik, antispasmodik, antikanker, sitotoksik dan antibakteri, imunomodulator, antinosiseptif, antiinflamasi dan antidiare Ali, et al, 2014. Penelitian Ali, et al 2014 menyatakan ekstrak petroleum eter biji Hibiscus sabdariffa L. menghambat secara signifikan fase I dan II inflamasi. Diduga terjadi penghambatan pada enzim siklooksigenase yang berperan dalam sintesis prostaglandin. Dalam uji lainnya disebutkan injeksi asam asetat 0,6 menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan peningkatan permeabilitas vascular. Efek ini diperantarai oleh mediator inflamasi berbeda seperti histamin, prostaglandin dan leukotrien. Hasil penelitian menunjukkan pemberian oral ekstrak petroleum eter biji Hibiscus sabdariffa L. mengurangi inflamasi peritoneal yang diduga karena kemampuannya menghambat permeabilitas pembuluh darah selama inflamasi akut. Berbagai senyawa kimia pada tanaman rosela memiliki aktivitas berbeda- beda. Kelopak bunga rosela kaya akan asam sitrat dan pektin. Senyawa fenolik dan flavonoid memiliki aktivitas antiviral, antiinflamasi, antioksidan, sitotoksik, antihipertensi, digunakan untuk diabetes, rematik dan demam. Senyawa fenolik dapat mengobati masalah ginjal dan perut dengan aktivitas antiinflamasi. Steroid memiliki efek antiinflamasi. Saponin mampu menurunkan risiko kanker pada manusia. Tanin mampu menurunkan aktivitas proliferasi bakteri dengan memblok enzim yang berperan dalam metabolisme bakteri. Tanin berperan sebagai antioksidan. Antosianin memiliki efek kardioprotektif, hipokolesterolemia, antioksidatif dan hepatoprotektif Mungole and Chaturvedi, 2011. Kelopak bunga rosela kaya akan asam dan pektin. Analisis terhadap kelopak menunjukkan keberadaan protein sederhana dan mineral seperti besi, fosfor, kalsium, mangan, aluminium, magnesium, natrium dan kalium. Getah, kalsium sitrat, asam askorbat dan hibiscin klorida juga terdapat pada kelopak tabel I Mahadevan, Shivali and Kamboj, 2008. Kandungan konstituen kimia organik rosela yang dilaporkan sebelum 2003 dimasukkan dalam kompendium tanaman obat dunia. Senyawa yang terdapat pada kelopak bunga rosela gambar 3 adalah senyawa fenolik sederhana protocatechuic acid [PCA] dan eugenol, senyawa flavonid tipe polifenol antosianin 3-glukosida, antosianidin; flavonol kuersetin, asam organik dan turunannya, vitamin C asam askorbat, B 1 tiamin dan B 2 riboflavin, dan karoten -karoten Carvajal-Zarrabal, et al, 2012. Tabel I. Komponen fisikokimia kelopak bunga dan daun Hibiscus sabdariffa L. segar dalam 100 g sampel Mahadevan, et al, 2008 Komponen Kelopak bunga segar Daun segar Kelembaban 9,2 g 86,2 Protein 1,145 g 1,7-3,2 Lemak 2,61 g 1,1 Serat 12,0 g 10 Abu 6,90 g 1 Kalsium 12,63 mg 0,18 Fosfor 273,2 mg 0,04 Besi 8,98 mg 0,0054 Karoten 0,029 mg - Tiamin 0,117 mg - Riboflavin 0,277 mg - Niasin 3,765 mg - Asam askorbat 6,7 mg - Senyawa kimia yang utama dalam aktivitas fisiologis kelopak bunga rosela adalah antosianin dan polifenol Carvajal-Zarrabal, et al, 2012. Antosianin banyak ditemukan pada pangan nabati yang berwarna merah, ungu, merah gelap seperti rosela. Antosianin memiliki kemampuan sebagai antioksidan. Kemampuan antioksidatif antosianin timbul dari reaktifitasnya yang tinggi sebagai pendonor hidrogen atau elektron, dan kemampuan radikal turunan polifenol untuk menstabilkan dan mendelokalisasi elektron tidak berpasangan, serta kemampuannya mengkhelat ion logam. pH suatu sistem akan sangat mempengaruhi aktivitas antioksidan antosianin. Kemampuan mendonorkan hidrogen dari antosianin meningkat pada kondisi yang semakin asam. pH mempengaruhi warna dan stabilitas antosianin. Antosianin lebih stabil pada pH asam dibanding dalam pH netral atau basa Ariviani, 2010. Gambar 3. Senyawa organik yang terkandung dalam kelopak bunga rosela Carvajal-Zarrabal, et al, 2012 Dalam dunia farmasi, daun dan bunga tanaman ini dapat disiapkan dalam bentuk infusa dan dekoksi. Kelopak digunakan sebagai pewarna dan perasa pada teh herbal. Hibiscus sabdariffa L. berasal dari daerah tropis. Konstituen utama pada Hibiscus sabdariffa L. adalah sitrat, malat, asam tartarat, asam kembang sepatu, gossypetin, antosianin, asam miristat, asam palmitat dan tiamin Li, 2000, flavonoid seperti sabdaretin, dan hibiscetin, saponin dan alkaloid Johnson, et al, 2013. LD 50 ekstrak kelopak Hibiscus sabdariffa L. pada tikus adalah di atas 5000 mgkg Ali, Wabel and Blunden, 2005. Ekstrak etanol kelopak Hibiscus sabdariffa L. menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap sembilan isoform dengan konsentrasi ekstrak yang dihasilkan 50 penghambatan isoform CYP dan tingkat penghambatan terbesar berurutan pada enzim CYP1A2, CYP2C8, CYP2D6, CYP2E1, CYP2C19, CYP3A4, CYP2C9 dan CYP2A6. Enzim-enzim ini bertanggung jawab dalam metabolisme obat. Ekstrak ini menghambat isoform enzim CYP yang berperan dalam metabolisme obat fase pertama. Kumarin, saponin, flavonoid dan antosianin memiliki aktivitas penghambatan pada aktivitas isoform CYP Johnson, et al, 2013.

B. Nyeri