Landasan Teori Metode Rangsang Kimia

I. Landasan Teori

Nyeri merupakan perasaan sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan. Ambang nyeri pada setiap individu berbeda-beda. Nyeri timbul dengan adanya rangsangan tertentu yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan sehingga dilepaskan mediator nyeri dan merangsang nyeri. Analgetika merupakan senyawa yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan nyeri. Senyawa analgesik dapat berasal obat modern maupun bahan alam. Ibuprofen merupakan senyawa golongan NSAID yang banyak digunakan sebagai senyawa analgesik dan memiliki efikasi yang lebih baik daripada parasetamol. Rosela telah banyak digunakan masyarakat untuk mengatasi hipertensi dan terapi lainnya, serta dikonsumsi harian sebagai minuman herbal. Senyawa yang terkandung dalam kelopak bunga rosela di antaranya antosianin, asam tartat, asam askorbat, riboflavin, tiamin, asam sitrat, asam malat asam hidrositrat dan asam malat. Ekstrak petroleum eter biji Hibiscus sabdariffa L. menghambat secara signifikan fase I dan II inflamasi. Diduga terjadi penghambatan pada enzim siklooksigenase yang berperan dalam sintesis prostaglandin, yang bertanggung jawab dalam proses terjadinya nyeri. Dalam penelitian Winahyu 2015, infusa kelopak bunga rosela dengan konsentrasi 20 memberikan efek analgesik dengan proteksi terhadap geliat mencit lebih dari 50 pada dosis 2,5 gkg BB mencit, sedangkan dosis 1,25 gkg BB belum memberikan efek analgesik. Umumnya penggunaan berulang suatu obat dapat menyebabkan akumulasi atau penumpukan senyawa dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan efek farmakologis atau bahkan meningkatkan risiko toksisitas. Demikian juga pada pemberian berulang infusa kelopak bunga rosela 20 dosis 1,25 gkg diduga dapat terjadi peningkatkan efek analgesik. Infusa kelopak bunga rosela dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90 C selama 15 menit. Infusa kelopak bunga rosela dapat diberikan pada subjek dalam keadaan dingin maupun panas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode rangsang kimia. Metode ini cukup peka, sederhana, reprodusibel dan mudah dilakukan untuk uji daya analgesik. Dalam metode ini, nyeri diinduksi dengan pemberian zat kimia yaitu asam asetat.

J. Hipotesis