Deskripsi Pelaksanaan Penelitian HASIL PENELITIAN

pembelajaran yang sudah dilakukan. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang telah dibahas secara lebih luas dan dalam untuk persiapan melakukan permainan edukatif estafet pada pertemuan selanjutnya. Guru membagikan kuesioner motivasi siswa awal untuk diisi dan segera dikumpulkan kembali. b Pertemuan II Penelitian Tindakan Kelas pertemuan II dilaksanakan pada 1 Oktober 2016 di ruang Laboratorium Biologi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada pukul 07.00-08.30 WIB. Berikut merupakan uraian kegiatan pelaksanaannya:  Kegiatan Pra Pembelajaran Sebelum pelajaran dimulai, peneliti yang juga bertindak sebagai guru memasuki ruang kelas bersama guru mata pelajaran Biologi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang bertindak sebagai observer, kemudian mengucapkan salam. Karena pembelajaran Biologi berada pada jam pertama, maka sebelum memulai pelajaran diadakan renungan harian yang dipimpin oleh salah seorang siswa sesuai urutan yang ditentukan, kemudian doa spontan untuk memulai pelajaran. Guru mengucapkan terimakasih pada siswa yang memimpin renungan dan doa dan mempersilakan untuk kembali ke tempat duduk. Kemudian pelajaran segera dimulai.  Kegiatan Pembelajaran Guru memulai pelajaran dengan menyapa siswa dan mengecek kesiapan belajar. Kemudian guru sedikit mengulas pembelajaran sebelumnya dengan menanyakan “Apa saja yang sudah kita pelajari pada pertemuan sebelumnya?” Setelah siswa menjawab, guru segera menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebelum memulai permainan edukatif estafet, guru menanyakan “Apakah kalian pernah bermain estafet? Bagaimana cara bermainnya?” Beberapa siswa menjawab. Kemudian guru menjelaskan peraturan dan langkah-langkah permainan edukatif estafet. Beberapa siswa terlihat masih belum mengerti. Hal itu dapat disebabkan karena siswa memang belum pernah bermain estafet atau karena siswa kurang memperhatikan dengan baik. Oleh karena itu, guru menginstruksikan siswa agar tenang dan memperhatikan penjelasan dengan baik. Kemudian guru menjelaskan ulang peraturan dan langkah-langkah permainan edukatif estafet dengan pelan dan bahasa yang mudah dimengerti sembari memperagakan di depan kelas agar siswa lebih paham. Setelah seluruh siswa paham, guru mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Dalam tahap pembentukan kelompok, siswa selalu gaduh dan ingin menentukan kelompoknya sendiri namun beberapa siswa juga ada yang terlihat acuh tak acuh melihat temannya ribut ingin menentukan kelompok sendiri. Guru selalu berusaha menenangkan siswa dan jika ditemukan gerombolan siswa yang sulit membentuk kelompok, maka guru yang bertindak membentuk kelompok dan menegaskan kepada siswa untuk menjaga ketertiban. Setelah seluruh siswa memiliki kelompok, setiap kelompok diatur pada barisannya masing-masing sesuai ketentuan. Kemudian guru menyiapkan media permainan edukatif estafet. Setelah semuanya siap, guru memberikan aba-aba mulai untuk permainan edukatif estafet. Setiap kelompok segera bergegas mengutus salah seorang anggotanya untuk mengambil kartu soal yang sudah tersedia di wadahnya masing-masing. Agar tidak salah atau tidak tertukar dengan kelompok lain, setiap wadah pengambilan dan wadah pengumpulan diberi warna yang berbeda untuk tiap kelompok. Pada awal permainan, beberapa siswa terlihat salah mengambil atau mengembalikan kartunya. Kesalahan tersebut dapat disebabkan kurangnya fokus siswa saat guru menjelaskan atau dikarenakan siswa terburu-buru dan tidak memperhatikan wadahnya. Hal ini dapat diatasi dengan cara guru mengawasi wadah permainan di depan dan mengkontrolnya secara langsung sehingga kesalahan siswa dalam mengambil atau mengembalikan kartu dapat segera ditangani. Beberapa saat setelah permainan berlangsung, siswa sudah benar-benar mengerti dan tidak melakukan kesalahan lagi. Wadah pengambilan berisi kartu soal yang akan diambil satu persatu oleh tiap anggota kelompok dan dibawa ke kelompoknya untuk segera dikerjakan. Untuk menghindari kecurangan, guru juga mengontrol kartu soal di tiap wadah, agar setiap kelompok benar-benar menjaga sportivitas dengan mengambil satu kartu saja. Setiap kartu soal yang dikerjakan dalam kartu jawab, dikumpulkan di wadah pengumpulan. Setelah itu anggota mengambil kartu soal lagi untuk dikerjakan. Setiap kelompok berlomba dan beradu cepat dengan kelompok lain. Kelas benar-benar terlihat aktif. Siswa fokus dalam permainan dan tidak melakukan hal-hal yang tidak mendukung proses belajar. Setiap kelompok ingin menjadi yang tercepat dalam menyelesaikan kartu soal agar mendapat bonus poin terbanyak. Kelompok yang telah menyelesaikan kartunya segera tunjuk tangan kemudian guru mengecek pada wadah pengambilan kartu soal untuk memastikan kartu benar- benar habis. Setelah dipastikan habis, kelompok yang terdahulu selesai mendapat bonus poin 6 karena terdapat 6 kelompok dalam kelas. Kelompok berikutnya yang berhasil menyelesaikan kartu soalnya setelah kelompok pertama, mendapatkan bonus poin 5. Begitu seterusnya hingga keenam kelompok selesai dan mendapatkan bonus poin sesuai urutannya. Bonus poin dicatat di papan tulis. Kartu soal dan kartu jawab dibagikan pada kelompok yang berbeda agar dapat dikoreksi bersama. Setiap kelompok mengoreksi kartu jawab milik kelompok lain. Soal pada kartu soal dibacakan urut dari nomor 1 oleh guru, kemudian guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab sesuai kartu jawab yang diterima kelompoknya. Jika jawaban dari kartu jawab yang dibacakan salah, kelompok tersebut memberikan jawaban lain. Jika jawaban masih salah, pertanyaan dilempar kepada siswa lain. Guru memberi klarifikasi dan penguatan pada tahap ini. Siswa yang masih merasa tidak mengerti bertanya pada guru. Guru menjelaskan hingga siswa merasa paham. Kartu jawab yang salah dicoret sedangkan kartu jawab yang benar dihitung jumlahnya. Setelah pengoreksian selesai, kartu jawab pada tiap-tiap kelompok dihitung jumlahnya. Setiap kelompok melaporkan jumlah kartu soal yang benar agar dapat ditulis pada papan tulis dan dijumlahkan dengan bonus poin. Kelompok pemenang diumumkan. Siswa kembali gaduh saat pengumuman kelompok pemenang. Guru kembali menenangkan kelas. Guru memberi apresiasi kepada kelompok pemenang dan seluruh kelompok. Gambar 4.2 Suasana pembelajaran siklus I dalam permainan edukatif estafet  Kegiatan Penutup Pembelajaran Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman mengenai materi yang telah dibahas. Kemudian guru memberikan posttest. Guru mengingatkan siswa bahwa dalam pengerjaan posttest ini, siswa diharapkan mengerjakan sebisa mungkin tanpa mencontek dan bekerja sama dengan siswa lain. Setelah batas waktu tercapai, soal posttest dan lembar jawab semua siswa segera dikumpulkan. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi. Guru bertanya mengenai manfaat apa saja yang dapat diperoleh melalui pembelajaran hari ini. Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru. Kemudian guru memberikan tugas untuk mempelajari materi berikutnya. 3 Observasi Pelaksanaan observasi dibantu oleh guru Biologi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Observer mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dan mengisi poin-poin yang sesuai dalam lembar observasi. Observer duduk di bangku kelas paling belakang dan mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir. Kegiatan ini mengacu pada keberhasilan pembelajaran menggunakan permainan edukatif estafet. Hasil observasi ini kemudian digunakan untuk refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran. 4 Refleksi Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan pada siklus I, proses pembelajaran belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari beberapa siswa yang masih sering izin pergi ke toilet atau ke koperasi untuk membeli pulpen, beberapa siswa pasif dan kurang terlibat dalam proses pembelajaran, beberapa siswa tidak fokus dan mendengarkan penjelasan guru harus menegur dan menjelaskan ulang. Pada siklus I, aspek afektif siswa sudah baik meskipun masih ada beberapa siswa yang terkadang bercanda di kelas sehingga kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Sementara itu untuk hasil belajar aspek kognitif, persentase nilai siswa yang mencapai KKM yaitu 33,33 dengan rata-rata nilai kelas 62,22. Hal tersebut belum mencapai target yang ditentukan yaitu persentase nilai siswa yang mencapai KKM sebanyak 65 dan rata-rata kelas mencapai 70.

b. Siklus II

1 Perencanaan Pada tahap ini, peneliti melakukan perubahan yang telah didasarkan atas refleksi pada siklus sebelumnya. Perubahan tersebut yaitu pembentukan kelompok baru. Pada siklus sebelumnya, kelompok sebagian besar ditentukan oleh siswa sendiri. Guru hanya membantu menentukan kelompok jika ada beberapa siswa yang tidak kebagian kelompok atau sulit menentukan kelompoknya karena siswa lain telah membentuk kelompok sesuai dengan daftar teman dekatnya. Pembentukan kelompok pada siklus II ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan teman lainnya dan menghindari hal-hal yang tidak menunjang pembelajaran seperti mengobrol dengan topik yang sedang menjadi perbincangan hangat dalam suatu kumpulan siswa yang berteman dekat. Peneliti juga mempersiapkan instrumen penelitian. Instrumen penelitian meliputi instrumen pembelajaran seperti silabus, RPP, materi pembelajaran, media permainan edukatif estafet, dan instrumen pengumpulan data seperti pretest, posttest 1, posttest 2, kuesioner, lembar observasi, dan panduan wawancara. 2 Tindakan a Pertemuan I Penelitian Tindakan Kelas pertemuan I dilaksanakan pada 7 Oktober 2016 di ruang kelas XI IPA 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada pukul 09.55-11.15 WIB. Berikut merupakan uraian kegiatan pelaksanaannya:  Kegiatan Pra Pembelajaran Sebelum pelajaran dimulai, peneliti yang juga bertindak sebagai guru memasuki ruang kelas bersama guru mata pelajaran Biologi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang bertindak sebagai observer, kemudian mengucapkan salam.  Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dimulai dengan menyapa para siswa, mengecek kesiapan belajar. Setelah semua siswa benar-benar siap belajar, guru masuk ke tahap selanjutnya. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan menayangkan gambar potongan melintang batang dikotil dan monokotil kemudian menanyakan “Dari kedua gambar tersebut, manakah yang merupakan potongan melintang batang dikotil dan manakah yang merupakan potongan melintang batang monokotil?” beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Kemudian guru mengajukan pertanyaan lagi “Apa yang membedakan gambar tersebut?” siswa menjawab pertanyaan guru. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, siswa mendengarkan dengan baik. Guru melakukan eksplorasi dengan menanyakan “Apa iti sifat totipotensi jaringan? Sifat totipotensi jaringan tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk apa?” siswa menjawab pertanyaan guru. Guru memberikan klarifikasi dan melengkapi jawaban siswa yang kurang. Siswa mencermati dan memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Guru mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Saat pembagian kelompok berlangsung, siswa membuat kegaduhan lagi di kelas. Beberapa siswa ingin membuat kelompoknya sendiri sedangkan beberapa siswa ada yang terlihat diam saja. Guru berusaha mengendalikan kelas dan menenangkan para siswa. Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan, guru menekankan jika pada saat itu gurulah yang akan menentukan kelompok. Guru memisahkan siswa yang berteman akrab yang sering mengobrol dengan topik yang hangat di kumpulan mereka. Hal ini dilakukan agar siswa fokus melakukan kegiatan pembelajaran dan tidak mengobrol terus. Setelah kelompok berhasil terbentuk, guru memberi instruksi agar siswa duduk berkumpul sesuai kelompok masing-masing kemudian guru membagikan LKS ke tiap-tiap kelompok. Siswa diminta untuk mengerjakan LKS yang telah diberikan secara berkelompok. Siswa diperbolehkan untuk mencari referensi dari buku paket atau melalui internet. Guru mengingatkan siswa untuk tetap mengerjakan sambil menjaga ketenangan. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan LKS. Pada saat pengerjaan LKS ini, siswa yang pada siklus I sering izin pergi ke toilet sudah tidak melakukan aksinya lagi. Beberapa siswi berbeda izin pergi ke toilet. Guru mengizinkan tetapi masih dengan batas waktu 2 menit dan segera kembali ke kelas. Siswa lebih aktif dalam kelompok dibanding siklus sebelumnya. Guru tetap berkeliling ke tiap- tiap kelompok untuk meninjau pekerjaan mereka dan mengingatkan siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas. Beberapa siswa yang mengalami kesulitan terlihat aktif bertanya kepada guru. Guru memberikan pengarahan kepada siswa yang bertanya hingga siswa mengerti dan melanjutkan pekerjaannya lagi. Pengerjaan LKS dilakukan selama kurang lebih 25 menit. Setelah selesai mengerjakan LKS, guru mengajak siswa untuk menukar lembar jawab dengan kelompok lain kemudian mengoreksinya bersama-sama. Guru meminta siswa untuk mencoret jawaban yang salah atau belum diisi, kemudian jawaban yang salah diberi pembenaran. Satu persatu pertanyaan dari LKS dijawab siswa secara acak dari tiap-tiap kelompok. Siswa lain yang merasa jawaban kurang tepat menambahkan atau melengkapi jawaban. Siswa aktif menjawab dan lebih sering mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan dari LKS. Guru memberikan klarifikasi dan memberi penguatan. Gambar 4.3 Suasana pembelajaran siklus II dalam diskusi kelompok pengerjaan LKS  Kegiatan Penutup Pembelajaran Pada kegiatan penutup ini, pertama-tama guru membimbing siswa untuk menyimpulkan apa saja materi yang sudah dibahas. Sesekali guru bertanya pada kelas untuk memberikan evaluasi. Kemudian guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari pembelajaran yang sudah dilakukan. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang telah dibahas secara lebih luas dan dalam untuk persiapan melakukan permainan edukatif estafet pada pertemuan selanjutnya. b Pertemuan II Penelitian Tindakan Kelas pertemuan II dilaksanakan pada 8 Oktober 2016 di ruang Laboratorium Biologi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada pukul 07.00-08.30 WIB. Berikut merupakan uraian kegiatan pelaksanaannya:  Kegiatan Pra Pembelajaran Sebelum pelajaran dimulai, peneliti yang juga bertindak sebagai guru memasuki ruang kelas bersama guru mata pelajaran Biologi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang bertindak sebagai observer, kemudian mengucapkan salam. Karena pembelajaran Biologi berada pada jam pertama, maka sebelum memulai pelajaran diadakan renungan harian yang dipimpin oleh salah seorang siswa sesuai urutan yang ditentukan, kemudian doa spontan untuk memulai pelajaran. Guru mengucapkan terimakasih pada siswa yang memimpin renungan dan doa dan mempersilakan untuk kembali ke tempat duduk. Kemudian pelajaran segera dimulai.  Kegiatan Pembelajaran Guru memulai pelajaran dengan menyapa siswa dan mengecek kesiapan belajar. Kemudian guru sedikit mengulas pembelajaran sebelumnya dengan menanyakan “Apa saja yang sudah kita pelajari pada pertemuan sebelumnya?” Setelah siswa menjawab, guru segera menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebelum memulai permainan edukatif estafet, guru menanyakan “Apakah kalian masih ingat cara bermain estafet yang pernah kita lakukan?” Beberapa siswa menjawab. Kemudian guru menjelaskan peraturan dan langkah-langkah permainan edukatif estafet. Kali ini semua siswa sudah benar- benar mengerti langkah-langkah permainan edukatif estafet. Hal itu disebabkan pada pengalaman sebelumnya, siswa telah melakukan permainan edukatif estafet sehingga siswa sudah benar-benar mengerti. Hal ini memudahkan guru dalam menjelaskan permainan dan tentunya lebih efektif dan efisien waktu. Setelah seluruh siswa paham dan siap, guru mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Dalam tahap pembentukan kelompok, siswa masih selalu gaduh dan ingin menentukan kelompoknya sendiri namun beberapa siswa juga ada yang terlihat acuh tak acuh melihat temannya ribut ingin menentukan kelompok sendiri. Guru bertindak membentuk kelompok dan menegaskan kepada siswa untuk menjaga ketertiban. Pembentukan kelompok oleh guru menindaklanjuti refleksi pada siklus I agar kegiatan dapat berjalan lebih efektif. Setelah seluruh siswa memiliki kelompok, setiap kelompok diatur pada barisannya masing- masing sesuai ketentuan. Kemudian guru menyiapkan media permainan edukatif estafet. Setelah semuanya siap, guru memberikan aba-aba mulai untuk permainan edukatif estafet. Setiap kelompok segera bergegas mengutus salah seorang anggotanya untuk mengambil kartu soal yang sudah tersedia di wadahnya masing-masing. Agar tidak salah atau tidak tertukar dengan kelompok lain, setiap wadah pengambilan dan wadah pengumpulan diberi warna yang berbeda untuk tiap kelompok. Beberapa siswa masih terlihat salah mengambil atau memasukkan kartu bukan pada wadah kelompoknya. Kesalahan tersebut dapat dikarenakan siswa terburu-buru dan tidak memperhatikan wadahnya. Siswa mengatakan “Oh lupa” saat salah memasukkan atau mengambil kartu dan diingatkan oleh guru. Hal ini tentunya dapat diatasi dengan cara guru mengawasi wadah permainan di depan dan mengkontrolnya secara langsung sehingga kesalahan siswa dalam mengambil atau mengembalikan kartu dapat segera ditangani. Wadah pengambilan berisi kartu soal yang akan diambil satu persatu oleh tiap anggota kelompok dan dibawa ke kelompoknya untuk segera dikerjakan. Untuk menghindari kecurangan, guru juga mengontrol kartu soal di tiap wadah, agar setiap kelompok benar-benar menjaga sportivitas dengan mengambil satu kartu saja. Setiap kartu soal yang dikerjakan dalam kartu jawab, dikumpulkan di wadah pengumpulan. Setelah itu anggota mengambil kartu soal lagi untuk dikerjakan. Setiap kelompok berlomba dan beradu cepat dengan kelompok lain. Kelas benar-benar terlihat aktif. Siswa fokus dalam permainan dan tidak melakukan hal-hal yang tidak mendukung proses belajar. Setiap kelompok ingin menjadi yang tercepat dalam menyelesaikan kartu soal agar mendapat bonus poin terbanyak. Apalagi siswa telah mengetahui dari permainan sebelumnya bahwa pemenang akan mendapat apresiasi. Hal ini tentunya sangat meningkatkan motivasi siswa disana yang pada dasarnya menyukai persaingan. Permainan edukatif estafet ini menciptakan persaingan yang positif diantara para kelompok siswa. Kelompok yang telah menyelesaikan kartunya segera tunjuk tangan kemudian guru mengecek pada wadah pengambilan kartu soal untuk memastikan kartu benar-benar habis. Setelah dipastikan habis, kelompok yang terdahulu selesai mendapat bonus poin 6 karena terdapat 6 kelompok dalam kelas. Kelompok berikutnya yang berhasil menyelesaikan kartu soalnya setelah kelompok pertama, mendapatkan bonus poin 5. Begitu seterusnya hingga keenam kelompok selesai dan mendapatkan bonus poin sesuai urutannya. Bonus poin dicatat di papan tulis. Kartu soal dan kartu jawab dibagikan pada kelompok yang berbeda agar dapat dikoreksi bersama. Setiap kelompok mengoreksi kartu jawab milik kelompok lain. Soal pada kartu soal dibacakan urut dari nomor 1 oleh guru, kemudian guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab sesuai kartu jawab yang diterima kelompoknya. Jika jawaban dari kartu jawab yang dibacakan salah, kelompok tersebut memberikan jawaban lain. Jika jawaban masih salah, pertanyaan dilempar kepada siswa lain. Guru memberi klarifikasi dan penguatan pada tahap ini. Siswa yang masih merasa tidak mengerti bertanya pada guru. Guru menjelaskan hingga siswa merasa paham. Kartu jawab yang salah dicoret sedangkan kartu jawab yang benar dihitung jumlahnya. Setelah pengoreksian selesai, kartu jawab pada tiap-tiap kelompok dihitung jumlahnya. Setiap kelompok melaporkan jumlah kartu soal yang benar agar dapat ditulis pada papan tulis dan dijumlahkan dengan bonus poin. Kelompok pemenang diumumkan. Siswa kembali gaduh saat pengumuman kelompok pemenang. Guru kembali menenangkan kelas. Guru memberi apresiasi kepada kelompok pemenang dan seluruh kelompok. Wajah para siswa benar-benar ceria saat kelompoknya menang. Kelompok lain yang tidak menang terlihat kecewa dan ingin melakukan permainan lagi. Gambar 4.4 Suasana pembelajaran siklus II dalam permainan edukatif estafet  Kegiatan Penutup Pembelajaran Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman mengenai materi yang telah dibahas. Kemudian guru memberikan posttest. Guru mengingatkan siswa bahwa dalam pengerjaan posttest ini, siswa diharapkan mengerjakan sebisa mungkin tanpa mencontek dan bekerja sama dengan siswa lain. Setelah batas waktu tercapai, soal posttest dan lembar jawab semua siswa segera dikumpulkan. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi. Guru bertanya mengenai manfaat apa saja yang dapat diperoleh melalui pembelajaran hari ini. Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru. Kemudian guru memberikan tugas untuk mempelajari materi berikutnya serta membagikan kuesioner motivasi siswa akhir untuk diisi dan kembali dikumpulkan. c Observasi Pelaksanaan observasi dibantu oleh guru Biologi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Observer mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dan mengisi poin-poin yang sesuai dalam lembar observasi. Observer duduk di bangku kelas paling belakang dan mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir. Kegiatan ini mengacu pada keberhasilan pembelajaran menggunakan permainan edukatif estafet. d Refleksi Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan pada siklus II, proses pembelajaran sudah ada peningkatan dan berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari beberapa siswa yang tidak lagi izin pergi ke toilet atau ke koperasi untuk membeli pulpen, siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran, jumlah siswa yang tidak fokus dan mendengarkan penjelasan guru sehingga harus menegur dan menjelaskan ulang tinggal 1 sampai 2 orang. Pada siklus I, aspek afektif siswa sudah baik dan pada siklus II mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu signifikan. Sementara itu untuk hasil belajar aspek kognitif, persentase nilai siswa yang mencapai KKM yaitu 62,96 dengan rata-rata nilai kelas 76,66. Hal tersebut belum mencapai target yang ditentukan yaitu persentase nilai siswa yang mencapai KKM sebanyak 65 namun rata-rata kelas mencapai 70 sudah tercapai. Meski hasil belum sepenuhnya mencapai target, siklus II tidak dapat dilanjutkan pada siklus III karena waktu yang diberikan pihak sekolah tidak memungkinkan.

2. Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa dihitung melalui lembar kuesioner yang diisi oleh siswa. Terdapat 2 kuesioner motivasi, 2 kuesioner motivasi tersebut dibuat agar dapat melihat perbandingan sebelum dan sesudah adanya pembelajaran dengan menerapkan permainan edukatif estafet. a. Motivasi belajar siswa awal Kuesioner pertama atau disebut kuesioner awal dibagikan pada siswa saat pertemuan pertama siklus I sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan permainan edukatif estafet. Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.1 Motivasi Belajar Siswa Awal Kriteria Persentase Sangat Rendah 14,81 Rendah 25,92 Sedang 33,33 Tinggi 25,92 Sangat Tinggi Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa persentase motivasi belajar siswa sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan permainan edukatif estafet mencapai kategori sangat rendah 14,81, kategori rendah 25,92, kategori sedang 33,33, kategori tinggi 25,92, dan 0 untuk kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dengan motivasi belajar tinggi masih sedikit. b. Motivasi belajar siswa akhir Kuesioner kedua atau disebut kuesioner akhir dibagikan pada siswa saat pertemuan terakhir siklus II setelah pembelajaran menggunakan permainan edukatif estafet siklus I dan siklus II selesai dilaksanakan. Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.2 Motivasi Belajar Siswa Akhir Kriteria Persentase Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi 40,74 Sangat Tinggi 59,25 Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa persentase motivasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan permainan edukatif estafet mencapai kategori sangat rendah 0, kategori rendah 0, kategori sedang 0, kategori tinggi 40,74, dan 59,25 untuk kategori sangat tinggi. Skor kategori tinggi sebanyak 40,74 ditambah skor kategori sangat tinggi 59,25 jumlahnya menjadi 99,99. Target yang sudah ditetapkan adalah jumlah kategori skor tinggi dan sangat tinggi mencapai 75. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat setelah adanya pembelajaran dengan menggunakan permainan edukatif estafet dan telah melampaui target yang sudah ditetapkan.

3. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana dalam 2 siklus tersebut dilakukan pretest untuk mengetahui pengetahuan atau konsep awal siswa sebelum menerima materi terkait dan posttest yang dilakukan setiap akhir siklus. Hasil tes tersebut adalah sebagai berikut: a. Pretest Pada awal pertemuan I di siklus I diberikan tes kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana konsep awal dan pengetahuan siswa mengenai struktur jaringan tumbuhan. Nilai yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil Pretest No. Kriteria Skor 1. Nilai siswa yang terendah 2. Nilai siswa yang tertinggi 55 3. Jumlah siswa yang hadir 27 4. Jumlah siswa yang tidak mencapai nilai 75 27 100 5. Jumlah siswa yang mencapai 75 0 0 6. Rata-rata 29,07 7. Ketuntasan kelas Dari tabel 4.3, dapat dilihat bahwa hasil pretest terhadap materi struktur jaringan tumbuhan mencapai nilai 29,07 untuk rata-rata kelas. Pretest tersebut menunjukkan konsep awal dan pengetahuan siswa mengenai materi struktur jaringan tumbuhan. Walaupun belum memperoleh materi struktur jaringan tumbuhan, namun rata- rata kelas yang diperoleh siswa mencapai 29,07. Dalam hal ini, setelah mendapat pretest, siswa memperoleh sedikit pandangan untuk materi yang akan diberikan mendatang. b. Posttest Siklus I Pada akhir pertemuan kedua dalam siklus I diberikan tes kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi struktur jaringan tumbuhan yang telah diberikan saat pertemuan pertama dan pertemuan kedua melalui permainan edukatif estafet. Nilai yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Hasil Belajar Ranah Kognitif Posttest Siklus I No. Kriteria Skor 1. Nilai siswa yang terendah 30 2. Nilai siswa yang tertinggi 90 3. Jumlah siswa yang hadir 27 4. Jumlah siswa yang tidak mencapai nilai 75 18 66,66 5. Jumlah siswa yang mencapai 75 9 33,33 6. Rata-rata 62,22 7. Ketuntasan kelas 33,33 Dari tabel 4.4, skor rata-rata ranah kognitif siswa pada siklus I adalah 62,22 dengan ketuntasan kelas 33,33. Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dikatakan bahwa pencapaian siswa mengenai materi struktur jaringan tumbuhan masih rendah. Data tersebut membuktikan bahwa hasil yang diperoleh belum mencapai target yang ditentukan. c. Posttest Siklus II Pada akhir pertemuan kedua dalam siklus II kembali diberikan tes kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi struktur jaringan tumbuhan yang telah diberikan saat pertemuan pertama dan pertemuan kedua melalui permainan edukatif estafet. Nilai yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil Belajar Ranah Kognitif Posttest Siklus II No. Kriteria Skor 1. Nilai siswa yang terendah 60 2. Nilai siswa yang tertinggi 95 3. Jumlah siswa yang hadir 27 4. Jumlah siswa yang tidak mencapai nilai 75 10 37,03 5. Jumlah siswa yang mencapai 75 17 62,96 6. Rata-rata 76,66 7. Ketuntasan kelas 62,96 Dari tabel 4.5, skor rata-rata ranah kognitif siswa pada siklus II adalah 76,66 dengan ketuntasan kelas 62,96. Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dikatakan bahwa pencapaian siswa mengenai materi struktur jaringan tumbuhan sudah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Pada siklus I, siswa yang mencapai nilai KKM 75 sebanyak 9 orang. Pada siklus II, siswa yang mencapai nilai KKM telah meningkat menjadi 17 orang. Jumlah siswa yang mencapai KKM belum mencapai target karena persentase ketuntasan kelas seharusnya 65. Rata-rata kelas pada siklus I yaitu 62,22 dan meningkat pada siklus II menjadi 76,66. Rata-rata kelas sudah mencapai target.

4. Hasil Belajar Ranah Afektif

Hasil belajar ranah afektif diperoleh dari lembar observasi yang diisi oleh guru Biologi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dan seorang rekan mahasiswa saat pembelajaran sedang dilaksanakan. Observasi dilakukan untuk mengamati aspek afektif siswa meliputi semangat, sportivitas, perhatian, kerjasama, interaksi antar siswa, sikap percaya diri, sikap menghargai. Terdapat 2 lembar observasi, yaitu lembar observasi untuk siklus I dan lembar observasi untuk siklus II. Keduanya memiliki pernyataan yang sama dan digunakan untuk membandingkan hasil belajar ranah afektif siklus I dengan siklus II. a. Hasil observasi siklus I Observasi siklus I dilakukan oleh guru Biologi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dan seorang rekan mahasiswa sebagai observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Berikut merupakan tabelnya: Tabel 4.6 Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa Siklus I Observer Persentase skor hasil observasi Kategori 01 93 Sangat tinggi 02 79 Tinggi Rata-Rata skor oberver 01 dan 02 86 Sangat tinggi Pada siklus I, persentase hasil belajar ranah afektif siswa oleh pengamatan observer 01 mencapai 93 sedangkan oleh pengamatan observer 02 mencapai 79. Bila skor keduanya dijumlahkan dan dirata-rata mendapatkan nilai persentase 86

Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Penerapan metode diskusi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI pangkalan Kota Sukabumi

4 11 221

Penerapan metode permainan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa: peneltian tindakan kelas di MI Jam’iyyatul Khair Ciputat

5 48 174

Penerapan metode permainan tradisional bebentengan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan (kuasi eksperimen di SMA N 6 Tangerang Selatan)

0 11 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan metode permainan tradisional bebentengan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan: Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

3 25 156

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29