Pengertian Motivasi Motivasi dalam Belajar
Jadi menurut pandangan Manslow, siswa harus memuaskan kebutuhan mereka akan makanan sebelum mereka dapat berprestasi.
Abraham Manslow mengembangkan hierarki kebutuhan manusia untuk memperlihatkan bagaimana kita harus memuaskan kebutuhan dasar
tertentu sebelum kita dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi.
c. Perspektif kognitif, menekankan bahwa pemikiran siswa
mengarahkan motivasi mereka. Minat ini berfokus pada gagasan- gagasan seperti motivasi internal siswa untuk berprestasi, atribusi
mereka persepsi mengenai penyebab kegagalan atau keberhasilan, khususnya persepsi bahwa usaha merupakan faktor penting dalam
prestasi, dan keyakinan bahwa mereka dapat mengontrol lingkungannya secara efektif. Perspektif kognitif juga menekankan
pentingnya penempatan tujuan, perencanaan, dan pemantauan kemajuan menuju suatu sasaran. Selanjutnya perspektif kognitif
tentang motivasi cocok dengan gagasan R. W, White dalam Santrock 2009, yang menggagas konsep motivasi kompetensi, gagasan
bahwa orang termotivasi untuk menangani lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara
efisien. White mengatakan bahwa orang melakukan hal ini karena mereka termotivasi secara internal untuk berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan. Konsep motivasi kompetensi menjelaskan
mengapa manusia termotivasi untuk mencapai inovasi ilmiah dan tekologi.
d. Perspektif sosial, kebutuhan akan hubungan adalah motif untuk
bergabung secara aman dengan orang lain. Hal ini termasuk membangun, mempertahankan, serta memulihkan hubungan pribadi
yang hangat dan akrab. Kebutuhan siswa akan hubungan terlihat dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman-
teman sebaya, sahabat mereka, kasih sayang mereka kepada orang tuanya, dan keinginan mereka untuk mempunyai hubungan positif
dengan guru mereka. Siswa yang berada di sekolah dengan hubungan interpersonal yang penuh perhatian dan dukungan,
mempunyai sikap dan nilai akademis yang lebih positif dan merasa lebih puas terhadap sekolah. Salah satu faktor penting dalam
motivasi dan prestasi siswa adalah persepsi mereka tentang hubungan positif mereka dengan para guru. Salah satu contohnya
adalah nilai bahwa siswa sekolah menengah yang mengikuti matematika meningkat ketika mereka mempunyai guru yang mereka
nilai memberikan banyak dukungan Santrock, 2009. Perspektif atau motivasi yang menjadi fokus dalam penelitian
ini yaitu perspektif kognitif dan perspektif sosial. Perspektif kognitif harus ditanamkan oleh siswa dalam mendukung pencapaian
keberhasilan belajar dan perspektif sosial ditanamkan siswa untuk berhubungan baik dengan siswa lain untuk membangun dan
mempertahankan hubungan pribadi dengan siswa lain yang dapat dilihat dari kerja kelompok.