D. Dinamika Hubungan Remunerasi Dengan Kepuasan Kerja pada
Prajurit TNI AD
Wan dan Wibowo 2007 mengemukakan bahwa remunerasi merupakan imbalan atau kontraprestasi yang diberikan kepada pegawai
dengan adil dan merata sesuai dengan tanggung jawab kinerja pegawai. Menurut FN Komunikasi pribadi, 09062015, proses pemberian remunerasi
pada prajurit TNI AD dimulai dengan pengajuan jumlah prajurit yang akan menerima remunerasi tersebut. Prajurit yang akan menerima remunerasi
adalah prajurit yang tidak memiliki pelanggaran dalam kinerjanya. Pemimpin tertinggi dalam suatu kesatuan TNI AD akan menentukan seorang prajurit
berhak menerima remunerasi tersebut. Remunerasi juga akan diberikan dalam bentuk tunjangan kinerja
kepada prajurit setiap satu bulan sekali. Setiap prajurit memiliki penilaian yang berbeda tentang remunerasi. Surya 2004 menjelaskan tiga prinsip
dasar pemberian remunerasi yang efektif, yaitu individual equity atau keadilan individu yang merupakan prinsip dimana remunerasi yang diterima
oleh individu harus setara dengan usaha yang diberikan individu terhadap organisasi, internal equity yang merupakan prinsip adanya keadilan antara
bobot pekerjaan dan imbalan yang diterima oleh individu, dan external equity atau keadilan eksternal yang berarti kesetaraan imbalan yang diterima
individu dalam organisasinya dengan organisasi lain.
Pemberian remunerasi tersebut kemudian akan dinilai oleh prajurit baik secara positif atau negatif. Remunerasi yang dinilai positif oleh prajurit TNI
AD akan menghasilkan penilaian bahwa remunerasi yang diberikan sudah sesuai dengan prinsip pemberian remunerasi yang efektif. Sebaliknya, jika
prajurit menilai tentang remunerasi secara negatif, maka prajurit akan menilai bahwa remunerasi yang diberikan belum sesuai dengan prinsip pemberian
remunerasi yang efektif. Penilaian positif prajurit TNI AD terhadap remunerasi merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitu keadilan organiasasi organizational justice. Keadilan organiasasi merupakan
penilaian karyawan terhadap keadilan yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan Aamodt, 2010. Al-
Zu’bi 2010 mennjelaskan keadilan organisasi terbagi menjadi 3 jenis yaitu keadilan distributif distributive
justice, keadilan prosedural procedural justice, dan keadilan interaksional interactional justice. Dari ketiga jenis keadilan organisasi tersebut yang
berkaitan dengan penilaian terhadap remunerasi adalah keadilan distribusi. Keadilan distribusi merupakan penilaian keadilan terhadap hasil yang
diterima oleh karyawan dari perusahaan atau organisasi. Hasil tersebut didasarkan pada keadilan, kebutuhan atau kontribusi karyawan. Al-
Zu’bi, 2010. Al-
Zu’bi 2010 mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara keadilan organisasi organizational justice dengan kepuasan
kerja. Menurut Luthans 2011 kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi
karyawan tentang penilalain karyawan terhadap suatu pekerjaan. Spector 2007 mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap
individu yang mencerminkan bagaimana perasaan individu terhadap pekerjaannya secara keseluruhan. Secara sederhana Spector 2007
mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan senang seseorang terhadap pekerjaan dan ketidakpuasan kerja adalah perasaan tidak senang
seseorang terhadap pekerjaannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap individu yang mencerminkan perasaan individu
terhadap pekerjaannya. Sikap tersebut dapat berupa positif maupun negatif. Hal ini berarti, jika prajurit TNI AD memiliki penilaian positif
terhadap remunerasi yang diberikan sesuai dengan prinsip individual equity, internal equity, dan external equity maka prajurit merasa adanya keadilan
organisasi yang diberikan oleh instansi. Hal ini menunjukkan kepuasan kerja yang tinggi. Sebaliknya, jika prajurit memiliki penilaian negatif terhadap
remunerasi yang diberikan tidak sesuai dengan prinsip individual equity, internal equity, dan external equity maka prajurit merasa bahwa tidak ada
keadilan organisasi yang diberikan oleh instansi Hal ini menunjukkan kepuasan kerja yang rendah.
E. Kerangka berpikir