Aspek Kepuasan Kerja Kepuasan Kerja

suatu pekerjaan. Kreitner dan Kinicki 2014 mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan tanggapan afektif atau emosional terhadap berbagai segi pekerjaan. Spector 2007 mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap individu yang mencerminkan perasaan individu terhadap pekerjaannya secara keseluruhan. Secara sederhana, Spector 2007 mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan senang seseorang terhadap pekerjaan dan ketidakpuasan kerja adalah perasaan tidak senang seseorang terhadap pekerjaannya. Berdasarkan uraian pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu perasaan senang individu terhadap pekerjaannya secara keseluruhan.

2. Aspek Kepuasan Kerja

Pada sub bagian ini peneliti menemukan banyak teori yang membahas tentang kepuasan kerja. Beberapa tokoh mengemukakan kepuasan kerja sebagai suatu aspek, komponen atau karakteristik. Kelleberg dalam Voon, Lo, Ngui, dan Ayob, 2011 membagi kepuasan kerja kedalam dua komponen yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Kepuasan kerja intrinsik mengacu pada sifat pekerjaan, sedangkan kepuasan kerja ekstrinsik mengacu pada aspek diluar dari pekerjaan tersebut. Hirschfield dalam Voon, Lo, Ngui, dan Ayob, 2011 kemudian menjelaskan bahwa kepuasan kerja intrinsik mengacu pada bagaimana seseorang merasakan sifat dari tugas pekerjaan tersebut, sedangkan kepuasan kerja ekstrinsik mengacu pada perasaan karyawan tentang aspek dari luar situasi kerja. Hasil review yang dilakukan Locke dalam Landy Frank J, 2004 pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan diperoleh beberapa karakteristik dari kepuasan kerja yang dibagi menjadi dua sumber utama yaitu events or condition dan agents. Events or condition terdiri dari sifat pekerjaan menantang, menarik, dan beban secara fisik, struktur penghargaan, dan kondisi kerja. Sedangkan agents terdiri dari diri sendiri self, atasan supervisor, rekan kerja co-workers, bawahan subordinate, imbalan fringe benefits, perusahaan dan manajemen company and management. Spector 2007 kemudian mengemukakan bahwa terdapat dua pendekatan yang dipakai dalam studi mengenai kepuasan kerja. Kedua pendekatan tersebut adalah global approach dan facet approach. Global approach merupakan pendekatan global yang melihat kepuasan kerja sebagai suatu kesatuan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Pendekatan ini dilakukan dengan menanyakan langsung tentang perasaan seseorang terhadap pekerjaannya secara keseluruhan. Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kedua yang disebut sebagai facet approach. Facet approach merupakan pendekatan yang fokus pada aspek pekerjaannya. Pendekatan ini dapat menggambarkan kepuasan kerja seseorang secara lengkap yang terbagi dari beberapa aspek, antara lain sifat pekerjaan itu sendiri the nature of the work, penghargaan pay or fringe benefit, kesempatan promosi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI promotion opportunities, pengawasan supervision, rekan kerja coworker, kondisi kerja job condition. Melihat aspek yang dijelaskan oleh Spector 2007, Colquitt, Lepine, Wesson 2013 membagi kepuasan kerja menjadi lebih sederhana kedalam 5 aspek yaitu kepuasan gaji pay satisfaction, kepuasan promosi promotion satisfaction, kepuasan supervisi supervision satisfaction, kepuasan rekan kerja coworker satisfaction, dan kepuasan terhadap pekerjaan satisfaction with work it self. Beberapa karakteristik, komponen dan aspek yang telah dijelaskan, maka peneliti membagi kepuasan kerja kedalam beberapa aspek yaitu: a. Sifat pekerjaan Aspek ini menilai sejauhmana sifat pekerjaan tersebut dapat menarik individu dengan menyediakan tugas serta kesempatan individu untuk belajar menerima tanggung jawab. Selain itu hal ini mengacu pada sejauhmana perasaan karyawan terhadap tugas yang diberikan menantang dan berharga. Sifat pekerjaan menjadi sumber utama kepuasan kerja seseorang. Spector, 2007; Voon et al, 2011; Colquitt et al, 2013 b. Penghargaan reward Pada aspek ini penghargaan yang diberikan dapat berupa gaji atau keuntungan dari pekerjaan tersebut, misalkan tunjangan kinerja atau remunerasi. Kepuasan kerja dinilai berdasarkan penghargaan yang diterima dipandang adil dan sesuai dalam suatu organisasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pemberian penghargaan diakui secara signifikan dapat mempengaruhi kepuasan dalam pekerjaan Spector, 2007; LandyFrank, 2004; Colquitt et al ,2013. c. Kesempatan promosi promotion opportunities Kesempatan promosi atau kenaikan pangkat memiliki berbagai dampak pada kepuasan keja seseorang. Hal ini karena promosi mengambil beberapa bentuk yang berbeda dan disertai dengan berbagai penghargaan yang dapat diterima oleh individu. Penghargaan yang dapat diterima individu dapat berupa kenaikan gaji yang disebabkan oleh kenaikan pangkat atau jabatan yang diberikan Spector, 2007; Colquitt et al, 2013 d. Pengawasan Supervision Supervisi merupakan salah satu aspek yang cukup mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Kemampuan seorang supervisi untuk memberikan dampingan teknis dalam suatu pekerjaan dan dukungan perilaku dapat mempengaruhi kepuasan kerja individu. Hal ini mengacu pada perasaan karyawan terhadap sejauhmana atasan sabar dan dapat berkomunikasi dengan baik Spector, 2007; Colquitt et al, 2013. e. Rekan kerja coworker, subordinate Rekan kerja akan memberikan pengaruh pada kepuasan kerja seseorang. Rekan kerja yang ramah dan mudah berkerjasama merupakan sumber dari kepuasan kerja bagi para pegawai. Tim kerja yang memiliki hubungan erat antar anggotanya akan memberikan kenyamanan bagi setiap anggota kelompoknya. Seseorang akan merasa puas jika rekan kerja dapat membantunya dalam mencapai penghargaan, memiliki pola pikir yang sama, rajin, bertanggung jawab, dan menyenangkan LandyFrank, 2004; Spector, 2007; Colquitt et al, 2013 f. Kondisi kerja job condition Kondisi kerja memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja seseorang. Jika kondisi pekerjaannya baik, misalnya bersih dan dilingkupi keindahan, karyawan akan lebih mudah dalam mengerjakan tugasnya. Sedangkan, jika kondisi pekerjaannya buruk, misalnya panas dan dilingkupi kebisingan, maka karyawan akan merasa kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya Spector, 2007; Voon et al.,2011; LandyFrank, 2004

3. Faktor Kepuasan Kerja