F. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
penilaian remunerasi dengan kepuasan kerja prajurit TNI AD. Uji
hipotesis pada penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Spearman’s rho. Teknik ini digunakan karena hasil sebaran data yang
tidak normal namun linear. Hasil uji hipotesis memiliki koefisien korelasi r = 0,512 dengan perolehan nilai signifikansi sebesar p = 0,000. Hasil ini
menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang cukup kuat antara penilaian remunerasi dengan kepuasan kerja prajurit TNI AD.
Beberapa ahli mengemukakan bahwa kepuasan kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor kepuasan kerja tersebut antara
lain sifat dan jenis pekerjaan, rekan kerja, keadilan organisasi, dan kondisi kerja Robbins, 1993; Aamodt, 2010; As’ad, 2001.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang subjek penelitian mengungkapkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja prajurit adalah tantangan pekerjaan dan beban pekerjaan yang dilakukan oleh para prajurit. Komunikasi pribadi, 16022016.
Robbins 1993 juga mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang adalah tantangan pekerjaan.
Seseorang akan merasa senang jika mendapatkan kesempatan atas suatu tugas yang menarik, namun suatu pekerjaan yang diberikan secara
berlebihan maka juga dapat menciptakan frustasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saputro 2014 yaitu untuk mengetahui hubungan remunerasi dengan kepuasan kerja
terhadap etos kerja di Subden I Detasemen C Pelopor Brimob Surakarta. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antar variabelnya antara lain yaitu
kepuasan kerja dengan etos kerja r
xy
= 0,692, p = 0,000 0,05. Saputro 2014 menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin
tinggi etos kerjanya. Dalam penelitian ini mempertegas bahwa kepuasan kerja dapat meningkatkan etos kerja pegawai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada skala kepuasan kerja prajurit ada perbedaan mean yang signifikan antara mean teoretis dan
empiris 60 66,70 dengan perolehan hasil signifikansi sebesar p = 0,000 yang berarti bahwa subjek memiliki kepuasan kerja yang tinggi.
Sedangkan, penilaian prajurit terhadap remunerasi menunjukkan bahwa memiliki perbedaan nilai mean yang signifikan antara mean teoretis dan
mean empiris 32,5 31,99 dengan signifikansi sebesar p = 0,000 yang menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa subjek cenderung memiliki
penilaian yang positif terhadap remunerasi atau dengan kata lain prajurit menilai remunerasi yang diberikan adil.
Penilaian karyawan terhadap keadilan yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan disebut sebagai keadilan organisasi Aamodt,
2010. As’ad 2001 mengemukakan bahwa bentuk imbalan atau penghargaan tersebut antaranya gaji, tunjangan kinerja, dan promosi.
Remunerasi merupakan salah satu bentuk imbalan yang diberikan secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adil dan merata sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kerja pegawai Wan,2007;
Wibowo, 2002;
Saputro, 2014.
Beberapa tokoh
mengemukakan bahwa kepuasan kerja dapat dinilai berdasarkan keadilan dalam pemberian penghargaan. Pemberian penghargaan diakui secara
signifikan dapat mempengaruhi kepuasan dalam pekerjaan Spector, 2007; LandyFrank, 2004; Colquitt et al ,2013. Prinsip pemberian
remunerasi ini mengacu pada 3 prinsip yaitu individual equity, internal equity dan external equity.
Hasil wawancara dengan salah seorang subjek FN, ditemukan bahwa pemberian remunerasi sudah dilakukan secara adil dan transparan.
Hal ini menunjukkan bahwa remunerasi yang diberikan sudah memenuhi tiga prinsip dasar pemberian remunerasi. Adapun hal yang menjadi
pembeda jumlah remunerasi yang diberikan adalah pangkat dan jabatan yang disandang oleh masing-masing prajurit. Perbedaan jumlah
remunerasi yang diberikan juga dilihat sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab terhadap tugas masing-masing prajurit Komunikasi
pribadi, 16022016. Pada penelitian sebelumnya, Saputro 2014 mengungkapkan bahwa semakin tinggi penilaian terhadap remunerasi
maka etos kerja seseorang juga semakin tinggi. Pemberian imbalan dalam bentuk remunerasi secara signifikan
juga dapat meningkatkan daya tahan kerja dan meningkatkan performansi kerja karyawan Terera, 2014; Boedianto,2012. Oktarini 2014
memperjelas dampak pemberian remunerasi sebagai suatu pencapaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepuasan kerja, peningkatan kinerja, dan menurunkan tingkar absensi yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian remunerasi yang
positif dari para prajurit akan meningkatkan kepuasan kerja, meningkatkan kinerja prajurit, penurunan absensi prajurit, kebutuhan
hidup yang terpenuhi, meningkatkan semangat kerja dan harga diri yang tinggi. Hal ini menujukkan bahwa kepuasan kerja prajurit cukup tinggi.
Berdasarkan hasil analisis tambahan yaitu uji beda kepuasan kerja diantara kelompok subjek, peneliti menemukan adanya perbedaan
kepuasan kerja diantara kelompok prajurit perwira dan bintara, dan kelompok prajurit perwira dan tamtama. Selain itu, tidak ada perbedaan
kepuasan kerja diantara kelompok prajurit tamtama dan bintara. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah seorang staf pasipers
Korem 072Pamungkas yang berasumsi bahwa akan ada perbedaan kepuasan pada pangkat tertinggi yaitu perwira dengan pangkat rendah
tamtama dan bintara Komunikasi pribadi, 20012016. Perbedaan tingkat kepuasan ini disebabkan oleh perbedaan beban tugas dan
tanggung jawab dari setiap pangkat yang disandang oleh prajurit. FN mengungkapkan bahwa seorang perwira memiliki beban dan tanggung
jawab kepada atasan secara langsung sehingga tugas dan tanggung jawab lebih tinggi, sedangkan bintara dan tamtama memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai pelaksana tugas dan tanggung jawab dari atasan Komunikasi pribadi, 16022016
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN