Memerankan Tokoh Drama Kemanusiaan

Komp Bahasa SMA 2 Bhs 216

3. Latar

Latar Tempat, Kesesuaian dengan Komentar Waktu, dan Budaya Adegan dalam Cerita 4. Tema Sebutkan dan jelaskan setelah menonton seluruh pementasan 5. Kaitan Drama dengan Kehidupan Sehari-hari: Sebutkan pesan- pesan moral dalam drama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari Buatlah analisis terhadap pementasan drama, sinetron, atau sejenisnya yang pernah kalian saksikan dari segi isi, tema, dan pesan di dalamnya Diskusikan laporanmu bersama teman-temanmu Lakukan secara berkelompok Rumuskan hasil diskusi kalian tersebut dalam bentuk resensi apresiasi pementasan drama

B. Memerankan Tokoh Drama

Pernahkan kalian memerankan tokoh dalam drama? Ada beberapa persiapan yang harus kalian lakukan sebelum memerankan tokoh dalam drama. Di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Konsentrasi, yaitu pemusatan perhatian pada berbagai aspek guna mendukung kegiatan seni perannya. 2. Kemampuan mendayagunakan emosional, yaitu kemampuan seorang pemain untuk menumbuhkan bermacam-macam bentuk emosional dengan kemampuan dan kualitas yang sama baiknya, di dalam berbagai situasi. 3. Kemampuan laku dramatik, yaitu kesanggupan pemain dalam melakukan sikap, tindakan, serta pelaku yang merupakan ekspresi dari tuntutan emosi. Menurut Saini K.M., tokoh cerita adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian dari peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam plot. Sifat dan kedudukan tokoh cerita di dalam suatu karya sastra drama beraneka ragam. Ada yang bersifat penting dan digolongkan kepada tokoh penting mayor dan ada pula yang tidak terlalu penting dan digolongkan kepada tokoh pembantu minor. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 1 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 2 Di unduh dari : Bukupaket.com Budaya 217 Dalam lakon drama, biasanya ada tokoh berwatak antagonis dan protagonis. Antagonis adalah tokoh yang berhati jahat, selalu ingin merongrong gerak langkah tokoh protagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang menggerakkan cerita ke arah kebaikan, ke arah kebenaran. Selain kedua watak tersebut, ada juga yang disebut dengan tokoh tritagonis, yaitu tokoh yang memiliki sebagian watak tokoh protagonis maupun antagonis. Melakoni tokoh-tokoh dalam drama harus dibaca keseluruhan naskah agar terlihat perwatakannya. Biasanya menentukan tokoh dilakukan melalui casting yaitu pemilihan peran oleh sutradara. Berperan dengan salah satu tokoh dalam drama harus mampu mengembangkan emosi, melafalkan ujarannya dengan benar, dan mengatur irama ujaran yang benar. Ada beberapa cara untuk memerankan tokoh dengan tepat dan menjiwai tokoh, yaitu survei ke lapangan tentang si tokoh dengan cara membandingkan karakter yang akan diperankan dengan kenyataan yang ada. Membaca buku tentang cara menggali emosi, penjiwaan, dan teknik bermain drama juga dapat dilakukan. Berlatih di alam bebas atau berlatih di depan cermin dapat dilakukan agar bisa melihat bagaimana ujaran yang keluar dengan ekspresi wajah yang terbentuk. Untuk mendalami peran, bacalah terlebih dahulu naskah drama berikut. Carilah teman untuk berbagi peran, kemudian coba bacakan. Perhatikan penggunaan lafal, intonasi, nadatekanan, mimikgerak gerik yang tepat sesuai dengan watak tokoh. Dag-Dig-Dug Oleh: Putu Wijaya BABAK I Sebuah ruang yang besar yang kosong. Meskipun di tengah- tengah ada sebuah meja marmar kecil tinggi diapit dua kursi antik berkaki tinggi, berlengan membundar, berpantat lebar. Di sini sepasang suami istri pensiunan yang hidup dari uang indekosan menerima kabar seseorang telah meninggal di sana. Dalam surat dijelaskan akan datang utusan yang akan menjelaskan hal tersebut lebih lanjut. Pada hari yang dijanjikan, keduanya menunggu. Masih pagi. Suami : Siapa? Istri : Lupa lagi? Suami : Tadi malam hafal. Siapa? Istri : Ingat-ingat dulu Suami : Lupa, bagaimana ingat? Istri : Coba, coba Nanti diberi tahu lupa lagi. Jangan biasakan otak manja. Suami : Cha... chai ... Chairul ... ka, ka ... ah sedikit lagi berusaha mengingat-ingat . Di unduh dari : Bukupaket.com Komp Bahasa SMA 2 Bhs 218 Istri : tak sabar Kairul Umam Suami : Ah? Kairul Umam? Ka? Bukan Cha? Kok, lain? Istri : Kairul Umam Kairul Umam Kairul Umam Ingat baik- baik Suami : Semalam lain. Istri : Kok, ngotot Suami : Semalam enak diucapkan, cha, cha ... begitu. Sekarang kok, Ka, ka ... siapa? Istri : KAIRUL UMAM Suami : Kok, Kairul, Chairul Istri : Chairul Umam Suami : Semalam rasanya. Jangan-jangan keliru. Coba lihat suratnya lagi. Istri : Kok, ngotot. Nih, lihat. Menyerahkan surat. Suami : memasang kaca mata, membaca sambil lalu ... dengan ini kami kabarkan ... ya, jangan terkejut ... di luar dugaan, barangkali ... kami harap ... dengan ini kami kabarkan ... ya, jangan terkejut ... di luar dugaan lho ... dengan ini kami kabarkan ... Istri : mengambil kaca dan mendekatkan mukanya. Ini apa Suami : O, ya Chairul, Chairul ... ini U atau N. Istri : U Suami : Ini? Istri : M Suami : Ini? Istri : A. Ini M Suami : Seperti tulisan dokter. Istri : Sekarang siapa betul? Suami : Jadi betul Chairul Umam, bukan KHA-irul Umam Istri : merenggut surat Hah Mandi dulu, nanti tamu datang Suami : Masak pagi-pagi? Istri : Siapa tahu nginap di hotel, semalam? Suami : Sebentar ah, badan kurang enak. Istri : Atau sarapan dulu Suami : Sebentar ah, belum nafsu. Istri : Kalau tamu keburu datang, kita tidak akan sempat apa- apa keduanya terdiam. Suami : menggumam Chairul, Chairul, Chairul Umam, Chairul, Chairul, seperti Chairul Saleh bekas ketua MPRS zaman Soekarno. Chairul Umam. Artinya sahabat yang baik. Yang mana, ya? Istri : Ingat zaman Batak berkelahi dengan tukang becak? Suami : Ya? Istri : Ingat Tobing? Suami : Kan, mondok di sini? Di unduh dari : Bukupaket.com Budaya 219 Istri : Kawannya Tobing, orang Sunda, ingat? Suami : Ingat Istri : Kawannya itu belajar di fakultas juga. Suami : Ya. Istri : Mereka selalu bertemu di tukang cukur. Suami : Kenapa? Istri : Karena mereka diuber-uber oleh seorang tentara. Suami : Diuber-uber bagaimana? Tentara? Istri : Ah, kalau begitu sudah lupa. Suami : Diuber bagaimana? Istri : Diuber, karena Tobing dan mahasiswa itu menghasut orang-orang benci kepada tentara. Suami : Lalu? Istri : Ada wartawan nguping omongan Tobing itu. Kebetulan wartawan ini rumahnya dekat dengan tentara itu. Suami : Lalu, ia mengadu tentara itu dengan Tobing dalam koran Istri : Dengar dulu. Suami : Jadi, ada dua wartawan. Istri : Dengar. Wartawan ini setuju dengan Tobing. Dia bersama seorang lain mengadakan anu dengan Tobing. Sahabat wartawan ini Ingat? Ingat? Suami : Tidak. Hanya wartawan yang adu domba itu. Istri : Ingat waktu ada ribut-ribut di depan rumah? Suami : Ingat. Istri : Hujan lebat. Kan, Tobing datang, diantar kawannya. Suami : Tidak hujan. Istri : Sedikit. Suami : Tidak, tidak hujan. Waktu itu kita menjemur kasur, kan? Istri : Mungkin tidak hujan. Tobing diantar oleh wartawan. Suami : Wartawan yang mana? Istri : Keliru, keliru, bukan Waktu itu tidak ada apa-apa. Suami : Dan ingat kita ke desa pagi-pagi, menengok sawah? Istri : Ya. Ingat waktu ada pesta kembang api di alun-alun besar? Suami : Pesta mana? Tiga kali pesta kembang api? Istri : Tiga kali? Suami : Dua. Aku melihat dua kali. Istri : Waktu itu hujan lebat. Suami : Kalau begitu, betul tiga kali. Dua kali terang, satu kali hujan lebat. keduanya diam ............................................................................................................. Sumber: Dag Dig Dug, Balai Pustaka, Jakarta: 1986 halaman 7-9 Di unduh dari : Bukupaket.com Komp Bahasa SMA 2 Bhs 220 Bentuklah sebuah kelompok untuk berlatih memerankan naskah drama di atas 1. Tunjuklah siapa yang akan menjadi pemain, sutradara, penata rias, penata busana, penata lampu, dan penata suara 2. Silakan kalian berlatih memerankan drama tersebut sesuai tugas masing-masing. Misalnya, menentukan blocking, memikirkan rancangan panggung, rancangan busana, rancangan tata lampu, rancangan tata rias, dan sebagainya. Sementara, tugas pemain adalah mempelajari karakter tokoh dan membayangkan cara mengekspresikan watak tokoh yang diperankan. 3. Sebelum kalian mementaskan drama di kelas, ada baiknya kalian melakukan latihan di rumah bersama kelompok kalian 4. Ketika kalian berlatih, kalian dapat menambahkan atau mengubah adegan atau dialog. Yang terpenting, inti ceritanya tidak menyimpang dari cerita asli Kalian telah berlatih memerankan naskah drama di atas. Sekarang, cobalah kalian perankan drama tersebut sesuai hasil berlatih kelompok kalian. Sementara satu kelompok mementaskan drama, kelompok lain bertugas menjadi penonton. Sambil menonton pementasan kelompok lain, silakan kalian membuat catatan. Hal-hal yang perlu kalian simak adalah 1. perwatakan tokoh dengan menunjukkan kata-kata atau kalimat yang mendukung; 2. gaya bahasa pada dialog tokoh; 3. tema dengan memberikan bukti yang mendukung; 4. amanat dengan memberikan bukti yang mendukung; 5. jenis drama; 6. gambaran sosial yang tersirat pada drama; Setelah seluruh kelompok selesai mementaskan drama, pada kesempatan lain, silakan kalian melakukan diskusi untuk membahas hasil pementasan kalian. Diskusi itu dijadikan sebagai evaluasi atas hasil pementasan kalian. Dengan diskusi itu, diharapkan kalian akan memperoleh catatan tentang kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam pementasan kalian. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Tugas ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 3 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 4

C. Membandingkan Hikayat dengan Cerpen