Puisi Lama Puisi Baru

Pergaulan 139

1. Puisi Lama

Untuk kembali mengingatkan bentuk pantun, perhatikan contoh pantun berikut ini Angin teluk menyisir pantai Hanyut rumpai di bawah titi Biarlah buruk kain dipakai Asal pandai mengambil hati Pergi mendaki Gunung Daik Hendak menjerat kancil dan rusa Bergotong royong amalan baik Elok diamalkan setiap masa Sumber:http:www.geocities.comazdriana8pantunnasihat.htm?200517 Dapatkah kalian menjelaskan ciri pantun di atas? Jelaskan ciri pantun itu dengan menjawab pertanyaan berikut a. Berapa jumlah baris pada setiap bait pantun? b. Berapa jumlah suku kata pada setiap baris? c. Bagaimana persajakan pada akhir setiap baris pantun? d. Adakah hubungan antara baris yang satu dengan baris lainnya pada setiap bait pantun? e. Apakah tema pantun di atas? Dalam pantun dikenal istilah-istilah sebagai berikut. 1. Sampiran 2. Isi 3. Rima Tunjukkan pada pantun di atas, mana bagian yang merupakan sampiran, isi, dan rima ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 6 Bersama teman sebangkumu, carilah sebanyak-banyaknya pantun di perpustakaan Kelompokkan pantun-pantun tersebut berdasarkan isinya

2. Puisi Baru

Berbeda dengan puisi lama, puisi baru lebih bersifat bebas, baik dari segi tema maupun bentuknya. Puisi baru tidak lagi terikat oleh jumlah baris dan bait. Puisi baru juga tidak terikat oleh persajakan. Meskipun demikian, dalam puisi baru masih banyak ditemukan permainan bunyi sebagai unsur puitis puisi. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Tugas 3 Buka Wawasan Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi pantun nasihat, pantun agama, pantun jenaka, pantun teka-teki. Di unduh dari : Bukupaket.com Komp Bahasa SMA 2 Bhs 140 Mari kita memerhatikan salah satu puisi baru berikut ini Nyanyian Kembang Lalang Hartojo Andangdjaja Putih di padang-padang putih kembang-kembang lalang putih rindu yang memanggil-manggil dalam dendang orang di dangau orang di ladang putih jalan yang panjang kabur di puncak Singgalang sepi yang menyayup di ujung pandang putih bermata sayang wajah rawan tanah Minang Sumber: Rachmat Djoko Pradopo. 1993. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Setelah kalian membaca puisi tersebut, kalian dapat mengetahui bahwa puisi di atas tidak terikat pada jumlah baris. Pada bait pertama, misalnya, terdiri atas lima baris, sedangkan pada bait kedua terdiri atas empat baris. Begitu pula dengan jumlah suku katanya. Pada setiap baris, jumlah suku katanya tidak teratur. Pemilihan kata pada puisi baru berbeda dengan pada puisi lama. Pada puisi lama, kata-kata yang digunakan cenderung bermakna lugas, sedangkan pada puisi baru, banyak digunakan kata-kata simbolik konotatif, meskipun ada juga kata-kata bermakna denotatif yang digunakan. Pada puisi di atas, misalnya, digunakan kalimat putih rindu yang memanggil-manggil dalam dendang dan kalimat sepi yang menyayup di ujung pandang , keduanya merupakan kata yang bermakna konotatif. Karena banyak menggunakan kata-kata konotatif, pada puisi baru juga ditemukan citraan imaji sehingga pembaca merasakan seolah-olah mengalami sendiri suasana pada puisi itu. Mari kita perhatikan kembali penggalan puisi ”Nyanyian Kembang Lalang” Putih di padang-padang putih kembang-kembang lalang putih rindu yang memanggil-manggil dalam dendang orang di dangau orang di ladang putih jalan yang panjang Ketika membaca puisi tersebut, kita akan merasa seolah-olah kita benar-benar berada di sebuah padang ilalang yang dipenuhi kembang-kembang berwarna putih. Carilah sebanyak-banyaknya puisi di majalah atau surat kabar. Perhatikan puisi tersebut untuk menemukan ciri-ciri puisi Gunakan pertanyaan berikut sebagai panduan ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Tugas 4 Di unduh dari : Bukupaket.com Pergaulan 141 1. Bagaimana persajakan akhir puisi? 2. Bagaimana kata-kata yang digunakan? 3. Adakah permainan bunyi pada puisi tersebut? 4. Tema apa saja yang diangkat? 5. Bagaimana kata-kata yang digunakan pada puisi itu?

3. Puisi KontemporerPuisi Modern